MP -- Praktek hubungan sejenis menjadi salah
satu isu panas dewasa ini dan diperbincangkan dari berbagai sudut
pandang. Penolakan atau penerimaan disuarakan oleh berbagai
pemerintahan atau masyarakat di berbagai belahan dunia.
Berikut sorotan MP tentang perkembangan
terbaru isu ini dimulai dari Nigeria sampai ke Vatikan.
Nigeria
Dewan Perwakilan Rakyat Nigeria,
Afrika, telah menerima rancangan undang-undang (RUU) yang melarang
praktek hubungan sejenis dan mengatur hukuman bagi para pelanggar,
demikian dirangkum dari laporan Christian
Today,
31 Mei 2013.
Dalam komentarnya menyangkut
'pernikahan' sejenis, Senator Domingo Obende mengungkapkan
bahwa 'pernikahan' antara dua orang berjenis kelamin sama “tidak
bisa diterima secara moral dan agama. Agama Islam melarangnya. Agama
Kristen melarangnya, dan agama tradisional Afrika melarangnya,”
demikian dikutip dalam laporan tersebut. (Laporan terkait)
Inggris dan Wales
Sementara itu, sebuah RUU yang mengatur
tentang 'pernikahan' sejenis di Inggris dan Wales saat ini sedang
di bahas di Parlemen. Dalam pengambilan suara awal RUU tersebut
diterima dengan perbandingan 390-148 (The
Christian Institute).
Mengikuti
perkembangan ini, 61 tokoh agama dari kelompok Kristen, Islam,
Yahudi, dan Buddha telah menyampaikan surat kepada pemerintah,
memperingatkan bahwa melegalkan 'pernikahan' sesama
jenis akan "berdampak serius dan berbahaya bagi kebaikan
masyarakat, kehidupan keluarga, dan hak asasi manusia seperti
kebebasan beragama dan berbicara," demikian dikutip Christian
Today, 4 Juni 2013.
(up-dated 20 Juli)
RUU ‘pernikahan’ sejenis yang disponsori oleh PM Inggris David Cameron akhirnya diterima di Parlemen. Hari Rabu 17 Juli 2013 Ratu Inggris Elizabeth II menandatangani peraturan tersebut menjadi UU di Inggris dan Wales.
Dave Landrum dari organisasi Aliansi Injili (Evangelical Alliance) merupakan salah satu dari pendukung pernikahan Kristen yang harus menelan kekecewaan. Namun, ia mengingatkan “sebagai orang Kristen kita harus memiliki rasa percaya diri untuk mengatakan dan mengajarkan kebenaran dalam anugerah dan kasih. Dan kita perlu saling mendukung satu dengan yang lain dalam menjaga pernikahan sebagai sebuah janji di hadapan Tuhan.” (The Christian Institute)
Gereja Anglikan termasuk di antara institusi gereja yang menolak peraturan ini, dan telah mendapat pengecualian untuk tidak menyelenggarakan pemberkatan hubungan partner sejenis.
Di pihak lain, menteri kesetaraan Inggris, Maria Miller, dalam sebuah pernyataan mengungkapkan, “Saya bangga bahwa kita telah membuat ini terjadi dan menantikan pernikahan sejenis pertama musim panas tahun depan,” demikian dikutip The Blaze.Perancis
Aksi protes di Perancis menentang legalisasi 'pernikahan' sejenis (foto: LSN). |
Di Perancis, keputusan pemerintah untuk
melegalkan 'penikahan' sesama jenis disambut dengan aksi demonstrasi
rakyat menentang kebijakan tersebut.
Reaksi Perancis yang terkenal dengan
pemikiran liberal ini menimbulkan tanda tanya terhadap agenda
homoseksual oleh sejumlah pemimpin negara-negara Barat.
Amerika Serikat
Sementara itu, di Amerika Serikat (AS),
oleh berbagai tekanan dari para aktivis dan lobi revolusi seksual,
Mahkamah Agung sedang mempertimbangkan apakah akan menetapkan atau
menggugurkan Proposition 8 (usulan nomor 8), yang berhasil ditetapkan
oleh masyarakat negara bagian California menolak 'pernikahan' sesama jenis, dan
DOMA atau Defense of Marriage Act (pertahanan undang-undang
pernikahan) yaitu peraturan federal AS yang menyatakan bahwa
pernikahan adalah antara seorang laki-laki dan seorang perempuan.
Para aktivis gerakan homoseksual
berargumentasi bahwa pernikahan tidak bisa hanya untuk pasangan
berlainan jenis, karena hal itu berarti diskriminasi.
Dilegalkannya 'pernikahan' sejenis
memang berarti diluaskannya insentif kemasyarakatan untuk pernikahan
bagi pasangan sesama jenis juga, misalnya keringanan dalam hal
perpajakan. Ini termasuk diajarkannya praktek ini kepada anak-anak di
sekolah, yang kesemuanya berarti mendorong gaya hidup yang ditentang
oleh Alkitab ini.
Di samping itu, legalisasi turut
diartikan bahwa partner sesama jenis dapat mengadopsi anak. Alasannya
anak-anak yang dibesarkan pasangan sejenis dapat bertumbuh normal
seperti anak-anak lainnya.
Robert Oscar Lopez, Ph.D., warga AS
yang merupakan seorang penulis yang dibesarkan oleh pasangan lesbi,
menanggapi asumsi ini. Secara gamblang ia menuliskan dampak psikologi
seorang anak yang dibesarkan oleh pasangan sejenis. Menurut Lopez,
“trauma apapun yang dialami oleh mereka [anak-anak] yang
menyebabkan mereka menjadi yatim-piatu, seharusnyalah tidak ditambah
dengan stres akibat diadopsi dalam kehidupan bersama pasangan
sejenis,” demikian tulisnya seperti dimuat di LSN,
3 Juni 2013.
“...[M]emiliki seorang ayah dan
seorang ibu dengan sendirinya adalah sebuah nilai berharga” dan
bahwa “pasangan sejenis yang paling sukses pun tidak dapat
menyediakan apa yang bisa diberikan oleh sebuah keluarga miskin
kepada seorang anak, yaitu: seorang ayah dan seorang ibu,”
tulisnya.
(up-dated 20 Juli)
Dalam sebuah keputusan kontroversial Mahkamah Agung AS menggugurkan bagian penting dari peraturan DOMA dengan perbandingan suara 5:4 dan menolak mengambil keputusan dalam kasusProposition 8.
Justice Antonin Scalia yang berada dipihak tak setuju menilai keputusan MA itu “mengangakan mulut,” dan mengecam pengalimatan dalam keputusan mayoritas yang ditulis oleh Justice Kennedy yang mengatakan bahwa mereka yang membela pernikahan tradisional adalah “musuh ras manusia.”
Liputan MP tentang perkembangan ini ada di “DOMA dan keputusan MA: Ratapan dan kegembiraan di AS.”
Ekuador
Presiden Ekuador, Rafael Correa, turut
menyuarakan penentangan terhadap 'pernikahan' sejenis dan
pengadopsian anak oleh partner sesama jenis. Dalam sebuah wawancara
dengan saluran TV RTS ia mengungkapkan bahwa pengadopsian anak oleh
pasangan sejenis bertentangan dengan kodrat dan kebaikan anak-anak,
demikian dilaporkan LSN,
3 Juni 2013.
Rusia
Rusia adalah negara yang terus
menegaskan penolakannya terhadap praktek sesama jenis dan propagandanya, sekalipun mendapat tekanan dari negara-negara Barat
tertentu.
Washington
Times (4 Juni 2013) melaporkan pernyataan presiden Rusia,
Vladimir Putin, bahwa ia mendukung dibuatnya peraturan yang
melarang partner sejenis dari luar negeri mengadopsi anak Rusia,
sambil menolak bahwa hal itu dikatakan diskriminasi.
Anggota parlemen Rusia sementara
merumuskan peraturan tersebut, ungkap Wakil Perdana Menteri Rusia,
Olga Golodets, yang turut mengatakan bahwa 'pernikahan'
sejenis tidak sesuai dengan adat kebiasaan Rusia.
Laporan
terbaru menyatakan bahwa Rusia telah mensahkan peraturan yang
melarang aktivis asing atau domestik untuk mempropagandakan hubungan
sesama jenis.
Georgia
Negara tetangga Rusia, Georgia, sedang
mempertimbangkan niatnya untuk bergabung dengan Uni-Eropa jika salah
satu persyaratannya adalah menerima praktek hubungan sesama jenis di
negaranya, demikian dilaporkan The
Messenger Online, sebuah media Georgia berbahasa Inggris, 28
Mei 2013 lalu.
Baru-baru ini masyarakat Georgia,
termasuk di dalamnya para imam dan jemaat Gereja Ortodoks, secara
berbondong-bondong membubarkan pawai yang dilakukan oleh para pelaku
dan pendukung hubungan sesama jenis.
Amerika Serikat dan Inggris
Kembali ke AS, LSN
(6 Juni 2013),
mengutip laporan Family Research Council, menunjukkan bahwa U.
S. Agency for International Development (USAID), badan bantuan
pemerintah AS, bekerja sama dengan Levi Strauss Foundation,
dari merk jeans terkenal, dan seorang milioner Tim Gill,
mengalokasikan 11 juta dollar (kurang lebih 104 miliar rupiah) untuk
melatih aktivis homoseksualis di negara-negara lain.
Terungkap
dalam laporan itu bahwa tahap pertama dari program ini difokuskan
pada Ekuador, Honduras, Guatemala, dan negara berkembang lainnya yang
menentang homoseksualisme.
Administrasi pemerintahan Inggris dan
AS saat ini telah terang-terangan menggunakan pengaruhnya untuk
menyebarluaskan doktrin revolusi seksual ini.
Sejumlah anggota masyarakat di Inggris
dan AS, terutama
dikalangan bisnis dan profesi, harus menghadapi tuntutan
pengadilan dan membayar denda, termasuk kehilangan pekerjaan, karena
menolak mengafirmasi gaya hidup gay dan lesbian.
Hal ini tak bisa diartikan bahwa mereka
yang bergumul dengan ketertarikan sesama jenis atau yang menerimanya
sebagai bagian dari identitas mereka berada di belakang semua ini. Di
antara mereka justru mengalami penekanan karena ketidak-setujuan
mereka dengan revolusi seksual yang diusung oleh para aktivis
homoseksualisme.
(up-dated 20 Juli 2013)
Dalam kunjungan kerjanya ke sejumlah negara Afrika, Presiden AS turut membawa agenda khusus yang mengundang reaksi penolakan dari masyarakat dan pemimpin Afrika. Lihat liputan MP di "Sebagian misi Presiden Obama ditolak para pemimpin Afrika."
Vatikan
Sementara itu, perkembangan terbaru
menunjukkan bahwa Vatikan sendiri yang masih terus berpegang kuat
pada ajaran mengenai kekudusan pernikahan, kesucian hidup, dan hak anak, tidak luput dari upaya gerakan ini.
Menurut laporan CBSNews, 12 Juni 2013, Paus Fransiskus
menyesalkan bahwa “lobby gay” (upaya untuk mempengaruhi kebijakan) telah juga bekerja di Vatikan
sebagai pusat Gereja Katolik.
4 komentar :
Terima kasih MP untuk informasi penting ini...Gb
Sama2. Trims utk komennya. Gbu, too.
Ok.
miris bacanya... smg pelaku dan pemerintah yg melegalkan pernikahan sejenis sadar.. Amin
Posting Komentar