"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."

Terbaru

Tampilkan postingan dengan label Adam Lanza. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Adam Lanza. Tampilkan semua postingan

Ketika Tuhan dimarginalisasi: Kesedihan atas peristiwa penembakan anak-anak di AS

Written By Menara Penjaga on Minggu, 23 Desember 2012 | 00:57

Dr James Dobson.
(foto: Christian Today.au)
AMERIKA SERIKAT, Connecticut (MP).

"Dan banyak hal-hal seperti ini yang terjadi di sekeliling kita, dan ada orang yang akan marah karena saya mengatakan ini, tapi saya mau memberikan pendapat jujur saya: Menurut saya kita telah membelakangi Alkitab dan Tuhan Yang Mahakuasa, dan saya pikir Dia telah mengijinkan penghakiman terjadi atas kita. Saya pikir itulah yang terjadi," ungkap Dr James Dobson dalam program "Dr. James Dobson's Family Talk," seperti dikutip oleh Christian Today Australia.

Judul acara yang mengudara Senin lalu itu adalah "Sebuah Bangsa yang Terguncang oleh Tragedi Sandy Hook."

Dr Dobson adalah seorang Kristen yang telah mengabdikan hidupnya untuk memperkokoh kehidupan keluarga melalui programnya
Focus on the Family (fokus pada keluarga). Ia adalah seorang psikolog dan banyak menulis buku tentang anak-anak. Ia juga secara vokal membela pernikahan sebagai antara seorang pria dan seorang wanita, termasuk kesucian nilai hidup.

Dalam program tersebut di atas Dr Dobson juga menunjuk pada pembunuhan bayi dalam kandungan dan 'pernikahan' sesama jenis sebagai tanda bahwa Amerika (Serikat) telah mengambil jalan yang melawan Allah.

Menurutnya, AS kelihatan sedang berada dalam keadaan yang penuh kekacauan. “Saya tidak berbicara politik. Saya tidak berbicara tentang hasil pemilu 6 November lalu. Saya mengatakan bahwa ada yang tidak beres di Amerika dan bahwa kita telah berbalik dari Tuhan,” ungkapnya.

"Jutaan orang telah memutuskan bahwa Allah tidak ada, atau [mengatakan] Allah tidak relevan bagi saya, dan kita telah membunuh 54 juta bayi, dan lembaga pernikahan saat ini sedang berada di ambang perubahan definisi secara menyeluruh. Percayalah, itu juga akan membawa konsekuensi." 


Budaya tanpa Tuhan 

Seorang mantan Gubernur negara bagian AS Mike Huckabee turut mengkritisi bagaimana Allah dimarginalisasi dari masyarakat AS dalam menyikapi tragedi di sekolah dasar Sandy Hook, yang menelan korban jiwa 20 anak-anak.

"Kita bertanya mengapa ada kekerasan di sekolah kita, tapi kita secara sistematis mengeluarkan Allah dari sekolah kita. Haruskah kita menjadi begitu terkejut bahwa sekolah telah menjadi seperti tempat pembantaian? Karena kita telah membuat sekolah sebagai sebuah tempat di mana kita tidak ingin membicarakan tentang kekekalan, kehidupan, arti tanggung jawab, dan kepercayaan," ungkap Mr Huckabee dalam sebuah wawancara dengan Fox News, seperti dilaporkan oleh Christian Today Australia.

Dalam Amendemen I Konsitusi AS tahun 1791 dikatakan bahwa Kongres tidak boleh membuat hukum mengenai penetapan satu agama, atau melarang kebebasan beragama. Namun, hal ini telah ditafsirkan sebagai pemisahan antara negara dan agama, yang ditafsirkan lebih jauh bahwa di sekolah-sekolah umum milik negara tidak boleh ada doa atau hal-hal menyangkut iman Kristen.

Sekolah dasar West Marion, negara bagian North Carolina baru-baru ini memerintahkan seorang anak enam tahun untuk mengeluarkan kata “God” (Allah) dari puisi yang akan dibacakannya untuk memperingati Hari Veteran (lihat di sini).

Mr Huckabee kemudian mengklarifikasi bahwa dia tidak menganggap bahwa insiden penembakan itu tidak akan terjadi jika doa diizinkan di sekolah, tetapi hal itu memberi titik tentang pentingnya peran kehadiran Allah dalam sebuah budaya.

"Kita telah mengiringNya keluar dari kebudayaan kita dan kita telah mengeluarkan-Nya dari ranah publik kita, dan sekarang kita mengungkapkan kekagetan kita bahwa budaya tanpa Dia (Allah) benar-benar mencerminkan apa yang telah menjadi," kata Mr Huckabee.

Bendera setengah tiang dikibarkan di seluruh AS dan lonceng gereja dibunyikan sebagai tanda belasungkawa. Semoga duka nasional ini memimpin pada pertobatan nasional.***


------
"Berbaliklah kamu dari pada jalan-jalanmu yang jahat itu dan tetaplah ikuti segala perintah dan ketetapan-Ku, sesuai dengan segala undang-undang yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu dan yang telah Kusampaikan kepada mereka dengan perantaraan hamba-hamba-Ku, para nabi." (2 Raja-Raja 17:13)

Atlet Football Tim Tebow twit Mazmur 147:3 untuk korban Sandy Hook

Written By Menara Penjaga on Jumat, 21 Desember 2012 | 01:48

Tim Tebow tampil dengan tulisan ayat Efesus 2:8-10
di wajah, sebuah tindakan berani di tengah meningkatnya
ateisme di AS (foto: sunnyxkyz.com) 
AMERIKA SERIKAT, Connecticut (MP, 21 Desember 2012). 

Ungkapan simpati disampaikan oleh berbagai kalangan atas tragedi yang terjadi di sekolah dasar Sandy Hook, Newtown, Connecticut, AS, 14 Desember lalu. Tak terkecuali dari kalangan olahragawan.

Atlet Football AS Tim Tebow mengungkapkan rasa simpatinya terhadap peristiwa yang merenggut nyawa 20 anak usia 5-10 tahun dan enam staf di sekolah itu. 

Melalui akun resmi twitternya @TimTebow, ia menuliskan kata-kata yang diambil dari kitab Mazmur 147:3. "Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka. #SHES #PrayforNewtown," demikian bunyi tweet-nya, seperti dilansir Jawaban.com (18/12).

Menurut laporan itu, Tim Tebow juga menyertakan foto para korban yang tewas di peristiwa itu.

Adam Lanza (20), pemuda keji yang kemudian bunuh diri itu, sebelumnya juga telah menembak mati ibunya sendiri di tempat kediamannya. Jumlah meninggal dalam insiden itu pun menjadi 28 orang. (lih. Liputan MP)



Kasus mengerikan ini tidak hanya telah menghangatkan debat kepemilikan senjata api di AS. Mona Charen menyoroti film dan game yang penuh kekerasan di halaman Opinion koran The Marietta Times


Dalam artikel yang berjudul "Entertainment industry must put itself under review" [Industri hiburan harus mendapat peninjauan], ia berargumen bahwa para pelaku industri perlu mempertimbangkan bagaimana pengaruh kekerasan yang ditampilkan dalam film dan game mempengaruhi mereka yang memiliki keterbatasan mental.*

'Tragedi Betlehem': Penembakan di sebuah SD di Connecticut, AS, 28 orang meninggal

Written By Menara Penjaga on Sabtu, 15 Desember 2012 | 22:02

Polisi menuntun anak-anak keluar dari SD Sandy Hook setelah peristiwa
penembakan 14 Desember 2012 (foto: Shannon Hicks/Newtown Bee).
AMERIKA SERIKAT, Connecticut (Menara Penjaga, 14 Desember 2012).

Sebuah peristiwa penembakan tragis kembali terjadi di AS, kali ini di Sandy Hook Elementary School (sekolah dasar) di Newtown, negara bagian Connecticut, mengakibatkan tewasnya 28 orang, demikian dilansir LA Times.1 20 di antaranya adalah anak-anak, 18 tewas di tempat, sedangkan dua lainnya dinyatakan tewas di rumah sakit.

Para korban dikatakan berada antara lima sampai 10 tahun. Enam korban dewasa di sekolah adalah staf sekolah termasuk Kepala Sekolah.

Pelaku penembakan yang dilaporkan memakai perlengkapan tempur itu teridentifikasi bernama Adam Lanza (20). Ia menembak mati dirinya sendiri setelah melakukan adegan sadis video-game itu.

Di rumah pelaku polisi menemukan ibunya telah tewas ditembak, juga diyakini merupakan perbuatan pelaku.

Nancy Lanza, ibu dari pelaku, juga bekerja di sekolah naas itu, dan senjata yang digunakan – yang menurut NY Times “mirip dengan senjata yang digunakan secara luas oleh pasukan [AS] di Afghanistan dan Irak” – nampaknya adalah milik ibu pelaku.2

Peristiwa itu terjadi pada pukul 9:45 pagi waktu setempat. Pihak berwenang masih belum mengetahui motif dari pelaku.


Dampak yang tak terlukiskan

“Semua orang mengalami trauma” ungkap Mergim Bajraliu, saudara dari salah seorang siswa di sekolah itu. Ia mengatakan bahwa para guru gemetaran dan menangis ketika keluar dari gedung sekolah itu.3

Tracy Hoekenga, orang tua dari CJ dan Matthew, masing-masing kelas empat dan kelas dua, mengatakan bahwa ia seperti lumpuh karena ketakutan untuk kedua puteranya itu. 
 
"Aku tidak bisa bernapas. Hal ini tak terlukiskan. Selama setengah jam, 45 menit, saya tidak tahu apakah anak-anakku baik-baik saja," katanya.4

Perasaan orang tua dan keluarga dari anak-anak yang menjadi korban tak terlukiskan. Dampak yang lebih memprihatinkan adalah goncangan jiwa terhadap anak-anak di sekolah itu.


Tragedi yang tak terpikirkan

"Kami semua sangat sedih dan terkejut dengan tragedi yang tak terpikirkan ini, dan kami berbelasungkawa dengan seluruh masyarakat Newtown," ungkap Msgr Jerald A. Doyle, administrator keuskupan Gereja Katolik di wilayah itu seperti dilansir CNA.5

Al Jazeerah mengutip ungkapan Presiden AS bahwa sebuah "tindakan yang berarti” akan dilakukan untuk mencegah kasus seperti ini, “terlepas dari politik."

Inspektur pendidikan di distrik Newtown mengatakan bahwa saat ini semua sekolah di wilayah itu dikunci untuk memastikan keamanan bagi anak-anak dan para staf sekolah.6


Beberapa kasus penembakan di AS

Sejumlah kasus penembakan di tempat umum telah terjadi AS tahun ini, yang paling baru adalah di Oregon, di mana seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di sebuah pusat perbelanjaan, menewaskan dua orang dan kemudian menembak dirinya sendiri.

Serangan paling mematikan terjadi pada bulan Juli di tengah pemutaran film Batman di Colorado, di mana tiga orang Indonesia turut mengalami luka-luka. (MP) Dua belas orang tewas dalam serangan itu.

Untunglah peristiwa tragis yang sama dapat dicegah ketika Floyd Lee Corkins, II (28), yang berpura-pura sebagai tenaga magang mencoba masuk ke kantor Family Research Council (FRC) di Washington D.C. (MP) Ia membawa senjata dan 50 butir amunisi dan 15 sandwich dari Chick-fil-A.


Ibadah doa untuk mengenang para korban dan menghibur
keluarga yang ditinggalkan (foto: patdollard.com).
Ibadah doa untuk para korban

Ratusan orang memadati Gereja Katolik St. Rosa de Lima di mana sebuah ibadah doa diadakan untuk meratapi para korban, tulis CBS News.7 

"Hari ini dan dalam hari-hari mendatang banyak di antara kita akan bergantung pada apa yang telah diajarkan pada kita dan apa yang kita percaya, bahwa ada iman karena suatu alasan," kata Gubernur Dannel P. Malloy dalam Misa doa itu.

Dalam kutipan berita dari CBS News dikatakan:

Meskipun ada 26 lilin di altar, Msgr Robert Weiss mengatakan adalah hal yang penting untuk mengingat semua orang yang meninggal, termasuk Lanza dan ibunya.

"Bagian kita bukan untuk menghakimi atau menanyakan," katanya kepada wartawan setelah pelayanan itu. "Tapi kami benar-benar menaruh dalam hati kami secara khusus anak-anak dan staf sekolah ini."

"Kedua puluh anak ini adalah anak-anak yang manis," kata Weiss. "Kedua puluh anak ini menerangi komunitas ini lebih baik dari semua lampu Natal yang kita memiliki .... Ada banyak bintang terang di langit malam ini oleh karena anak-anak ini."

Peristiwa ini terjadi dua minggu sebelum perayaan Natal, mengingatkan pembataian anak-anak di Betlehem oleh Herodes Agung. "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.” (Matius 2:18)



1 Connecticut shooting: 20 schoolchildren among the 28 dead, LA Times (link). 

2 Nation Reels After Gunman Massacres 20 Children at School in Connecticut, NY Times (link).

3 US school shooting leaves 20 children dead, Al Jazeera (link).

4 Hundreds pack Conn. church for vigil after rampage, CBS News (link).

5 Catholic priests respond quickly to Conn. school shooting, CNA (link). 

US school shooting leaves 20 children dead, Al Jazeera (link).

7 Hundreds pack Conn. church for vigil after rampage, CBS News (link).


Revisi: catatan kaki nomor enam seharusnya merujuk ke Al Jazeerah. Catatan kaki nomor tujuh telah ditambahkan. 

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Menara Penjaga - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger