"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."

Hoang Van Ngai: Pelayan orang miskin meninggal dalam tahanan

Written By Ray Maleke on Sabtu, 15 Juni 2013 | 11:11

Jenazah Pnt. Ngai diratapi keluarga dan jemaat
(foto: MoSN).
MP -- Hoang Van Ngai seorang penatua Gereja Injili Vietnam, meninggal dalam tahanan di Gia Nghia, Provinsi Dak Nong, Vietnam, pada 17 Maret 2013. 

Ia beserta saudaranya, Hoang Van Pa, ditangkap oleh polisi tanpa dokumen resmi dua hari sebelumnya (15 Maret).

Tanggal 14 Maret polisi sudah datang mencari mereka, tetapi mereka berhasil menghindar. Namun Ly Thi Lagu, istri Pnt. Ngai, dan adik iparnya, Ly Thi My, dibawa polisi. Menurut penuturan Pa, kedua tangan perempuan ini diikat dan mereka diseret ke mobil polisi. Mereka juga dipukul dengan tongkat.

Tidak ada tuduhan resmi terhadap mereka, namun ada laporan mengatakan bahwa mereka “merusak hutan.” Mereka telah membeli sebuah lahan di Kecamatan Dak Glong dan mulai membersihkan semak-semaknya. Menurut Hoang Van Pa yang ada di lahan itu hanya tunggul pohon.

Pnt. Ngai (38), yang dalam bahasa Hmong dipanggil Vam Ngaij Vaj, rupanya telah membuat marah beberapa pejabat pemerintah yang tidak suka dengan kelangsungan aktivitas Gereja Bui Tre yang telah dilarang bertemu 2000-2003 lalu. Ia juga menolak membayar suap dan sebaliknya "sangat menentang penyalahgunaan kekuasaan mereka," demikian diungkapkan Pa dalam sebuah laporan kepada pejabat pemerintah dan pemimpin gereja.

Penganiayaan dalam penjara
Ketika berada dalam tahanan, sekitar pukul tiga sore tanggal 17 Maret, Pa mendengar suara teriakan, gesekan perabot dan pemukulan keras yang datang dari sel saudaranya, demikian dinyatakan dalam laporannya.

Pada pukul empat tiga puluh, seorang polisi melihat ke dalam sel dan berkata, "Orang ini [Pnt. Ngai] mungkin sudah mati," ungkap Pa.

Sejumlah polisi datang dengan cepat dan membawa Pnt. Ngai keluar dari sel ke sebuah taksi yang telah dipanggil lewat telpon. Pa menyatakan bahwa saudaranya kelihatan "benar-benar lemas seolah-olah ia sudah mati, ... tanda lebam di lehernya."

Ketika Pa memohon untuk pergi membantu saudaranya, penjaga mengejek sambil mengatakan kepadanya bahwa Pnt. Ngai hanya sakit perut.

Mencari keadilan
Le Hien, pimpinan Komite Rakyat provinsi Dak Nong, memberi pernyataan bahwa kematian Pnt. Ngai adalah akibat bunuh diri (BBC, 24 Maret). Sebelumnya, tanggal 18 Maret kepolisian memberi keterangan bahwa Pnt. Ngai dengan sengaja menyetrum dirinya sendiri dengan memasukan tangan ke colokan listrik. 

Pernyataan pemerintah setempat ditolak oleh keluarga almarhum. Mereka mengatakan bahwa ada lebih dari 300 saksi yang melihat tubuh Ngai, dan mereka sependapat dengan apa yang digambarkan Pa, bahwa "banyak memar dan lebam di leher, punggung, dan kepala, dan luka yang dalam di tubuhnya dan kepalanya pecah." Mereka juga marah karena Pnt. Ngai diautopsi tanpa pengetahuan dan persetujuan keluarga.

Anggota keluarga menyatakan bahwa Pnt. Ngai adalah pria yang kuat dan sehat, serta tidak ada alasan baginya untuk melakukan bunuh diri.

Dalam surat protes yang dilayangkan tanggal 29 Maret kepada kepala polisi Provinsi Dak Nong, istri, saudara serta serta adik ipar almarhum memberikan kesaksian bahwa mereka semua ditahan tanpa tuduhan atau dokumen hukum. Di dalamnya termasuk protes karena kedua perempuan ini dipukuli dalam tahanan dan bahwa mereka tidak diijinkan untuk membantu Pnt. Ngai mengikuti penganiayaan kejam para polisi. Mereka meminta pihak berwenang untuk meminta pertangungan jawab mereka yang melakukan tindakan melanggar hukum tersebut.

Pada pertengahan bulan Mei, pihak berwajib dilaporkan memberitahu keluarga bahwa penyebab kematian adalah menyetrum diri sendiri. 

Organisasi Christian Solidarity Worldwide (Solidaritas Kristen Sedunia), bersama organisasi HAM lainnya telah menyerukan diadakannya "sebuah penyelidikan baru yang disertai kesaksian dari tahanan lainnya dan bukti foto" untuk memperjelas situasi penangkapan, penahanan, dan kematian korban.  

Para pelayat datang menyampaikan belasungkawa
(foto: MoSN).
Kehilangan yang besar
Pnt. Ngai mempunyai empat orang anak yang berusia antara 7 sampai 15 tahun. Ia bekerja sebagai kontraktor bangunan, sekaligus berdagang dan bertani.

Pnt. Ngai, seorang berlatarbelakang etnik Hmong, menjadi pengikut Kristus tahun 1999, dan telah melayani ibadah di Gereja Bui Tre, sebuah jemaat Gereja Injili Vietnam (Selatan) yang resmi diakui pemerintah. Lebih dari 600 orang secara teratur menghadiri ibadahnya, termasuk 230 anak-anak.

Pnt. Ngai membantu pembangunan gereja kayu yang menarik bagi jemaat Bui Tre tahun 2006, sekalipun melalui rintangan dan yang gangguan dari pihak pemerintah.

Ratusan pelayat membanjiri upacara pemakaman Pnt. Ngai.

"Kita tahu bahwa almarhum (Pnt. Ngai) dicintai dan dihormati oleh ribuan orang Kristen dan masyarakat luas sebagai orang yang jujur dan murah hati," ungkap salah satu pimpinan masyarakat Hmong di wilayah itu. "Dia adalah orang yang melatih dan mempekerjakan banyak orang di usaha bisnis dan pertaniannya yang sukses; yang membantu orang miskin tanpa menghitung-hitung. Dia adalah seorang yang antusias dan pemimpin yang efektif di gerejanya. Betapa merupakan kehilangan bagi kami!"

Saudara Pnt. Ngai,
Pdt. Hoang van Qua, pemimpin Gereja Tre Bui, mengatakan bahwa Pnt. Ngai memiliki perhatian khusus terhadap masyarakat miskin.

"Dia membantu mereka dalam hal bangunan, dengan pengangkutan beras, memberikan uang kepada mereka yang miskin dan orang-orang yang menghadapi saat sulit, membantu anak-anak sekolah yang tidak memiliki buku sekolah atau pakaian sekolah," ungkap Pdt. Qua. "Apapun yang ada dalam sakunya, ia siap memberikannya kepada orang miskin, tidak pernah repot-repot menghitung."
(MoSN/BNL/News.Va)

-------
Topang dalam doa keluarga alm. Pnt. Ngai dan jemaat Tre Bui supaya lewat peristiwa kematian ini kebangkitan terjadi dalam kehidupan keluarga dan jemaat, dan dengan ditegakkannya keadilan, masyarakat di Provinsi Dak Nong, Vietnam, mengalami transformasi yang mendatangkan hidup. 

Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. (Matius 10:39)
Share this article :

1 komentar :

Anonim mengatakan...

Dengan demikian Penatua Ngai dari Gereja Injili Vietnam, menjadi martyr. Semoga keluarga Penatua Ngai, dikuatkan dan dihiburkan Tuhan Yesus dan Roh Kudus. Amin.

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Menara Penjaga - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger