Paus Fransiskus ketika membawakan pesan dalam kunjungannya di Pulau Lampedusa (Youtube). |
ITALIA, Roma (MP) – Dalam kunjungannya ke Pulau Lampedusa,
Italia, Paus Fransiskus mengucapkan selamat memulai ibadah puasa bagi
umat Islam.
Membangkitkan
hati nurani
Dalam
misa yang dihadiri oleh sekitar 15.000 umat Katolik setempat, Paus
Fransiskus mengungkapkan bahwa kedatangannya ke Lampedusa adalah
untuk “membangkitkan hati nurani.”
Pulau
Lampedusa merupakan gerbang masuk para imigran dari Afrika Utara yang
ingin mencari hidup di Eropa. Ribuan orang tiba di pulau ini setiap
tahunnya.
Tak
sedikit yang meninggal karena tenggelam atau mengalami dehidrasi
ketika berjubelan menyeberang dengan perahu.
Tanggung jawab persaudaraan
“Ketika
saya mendengar beberapa minggu yang lalu bahwa kembali sejumlah
imigran tenggelam, berita itu seperti duri yang menusuk hati saya,”
ungkapnya dalam kesempatan itu.
Pemimpin
Gereja Katolik ini sedang berbicara tentang peristiwa tenggelamnya
paling kurang 10 imigran di dekat Malta, sedang sebuah kapal nelayan
Tunisia dituduh menolak untuk menyelamatkan mereka.
“Kita
telah kehilangan tanggung jawab persaudaraan kita," ungkap pemimpin Gereja Katolik ini.
“Budaya
berkelebihan telah membuat kita tidak peka terhadap kebutuhan orang
lain. Kita hidup dalam sebuah balon dari busa sabun, suatu situasi
yang membuat kita bersikap tak peduli terhadap orang lain, dan memang
hal ini membawa kita pada suatu globalisasi ketidak-pedulian.”
Paus
Fransiskus bertemu muka dengan sekitar 50 imigran di pulau itu. Ia
kemudian naik sebuah perahu untuk menaruh karangan bunga sebagai
peringatan atas para imigran yang meninggal.
"Saya
menyampaikan salam tulus bagi para imigran Muslim yang terkasih, yang
malam ini (Senin), akan memulai puasa Ramadhan, dan berharap mereka
mendapat berkat rohani yang berlimpah," ungkap kata Paus
Fransiskus dalam pesannya.
"Gereja [Katolik] berada dekat dengan Anda dalam upaya pencarian Anda untuk kehidupan yang lebih baik untuk diri sendiri dan keluarga Anda."
"Gereja [Katolik] berada dekat dengan Anda dalam upaya pencarian Anda untuk kehidupan yang lebih baik untuk diri sendiri dan keluarga Anda."
Ia mengakhiri pesannya dengan mengatakan o'scia!,
yang dalam bahasa setempat berarti “nafasku.” Ungkapan ini
diucapkan oleh masyarakat lokal sebagai sebuah ucapan salam yang
bersahabat.
Dokumen
Konsili Vatikan II tentang Islam
Sejak
Konsili Vatikan II, Gereja Katolik telah berupaya membangun hubungan
baik dengan pemeluk agama Islam.
Dalam
salah satu dokumen yang dirumuskan tahun 1964 itu dikatakan:
Kepada umat Islam juga Gereja melihat dengan penghargaan. Mereka menyembah satu Allah yang hidup, kekal, penuh kasih dan kuasa, pencipta langit dan bumi dan yang berbicara pada manusia. Mereka berupaya untuk tunduk dengan segenap hati terhadap aturan-aturan-Nya yang sulit dipahami, sama seperti Abraham, seorang yang dalam iman Islam dengan senang hati dihubungkan dengan mereka.Sekalipun mereka tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan, mereka menghormati-Nya sebagai seorang nabi. Mereka juga menghormati Maria, ibu-Nya perawan suci; ada kalanya mereka berseru kepadanya juga dengan pengabdian yang sungguh.Di samping itu, mereka menantikan hari penghakiman di mana Allah akan memberikan kepada setiap manusia pahalanya setelah membangkitkannya. Itu sebabnya, mereka menjunjung hidup moral dan menyembah Allah, terutama melalui doa, sedekah, dan puasa.Sekalipun dalam beberapa abad terjadi perselisihan dan ketegangan antara umat Kristen dan umat Islam, Konsili ini mendorong semua untuk melupakan masa lalu dan dengan tulus berusaha keras untuk menemukan saling pengertian antara keduanya.Atas nama umat manusia, biarlah keduanya bersama-sama mengupayakan untuk menjaga dan membina keadilan sosial, nilai-nilai moral, kedamaian, dan kemerdekaan.
(ummid/RomeReports/Youtube/MP)(Walter M. Abbot, The Comments of Vatican II [New York: Herder and Herder, 1966], 663; terjemahan MP). (+)
0 komentar :
Posting Komentar