"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."
Home » , » Kesaksian Dr Richard Teo, Ahli Bedah Kecantikan Top Singapura (1)

Kesaksian Dr Richard Teo, Ahli Bedah Kecantikan Top Singapura (1)

Written By Menara Penjaga on Rabu, 05 Desember 2012 | 00:22


Dr Richard Teo
Dr Richard Teo adalah seorang ahli bedah kecantikan sukses dari Singapura. Dalam usia muda dia sudah meraih segala sesuatu: ketenaran, sukses dan pengetahuan. Dia benar-benar sedang berada di puncak karirnya. Tetapi hidupnya berubah secara tiba-tiba saat dia didiagnosis kanker stadium 4. Perlahan tapi pasti orientasi hidupnya berubah. Dia kembali mendefinisikan hidupnya secara berbeda, baik kebahagiaan, sukses dan sukacita sejati yang dulunya dipikirnya bisa diraih dan dinikmati melalui materi. Berikut kesaksiannya yang disampaikan pada acara Fellowship Christian Dental, pada tanggal 19 Januari 2011 atau 8 bulan setelah diagnosisnya. Dia meninggal pada tanggal 18 Oktober 2012 dalam usia 40 tahun. 


LATAR BELAKANG 

Hi selamat pagi untuk Anda semua. Suaraku agak serak dari kemoterapi, jadi harap
bersabar dengan saya. Nama saya Richard, aku seorang teman Danny, yang mengundang saya di sini.

Saya adalah tipikal produk khas masyarakat saat ini. Sebelum ini, saya sedang berbicara tentang bagaimana media mempengaruhi kita. Jadi saya adalah tipikal produk dari apa yang digambarkan media. Dari muda, saya selalu terpengaruh dan memiliki kesan bahwa untuk menjadi bahagia, adalah dengan menjadi sukses. Dan untuk menjadi sukses, saya harus menjadi kaya. Jadi saya memimpin hidup saya sesuai dengan motto ini.

Berasal dari keluarga miskin, saya ingat saya sangat kompetitif, baik dalam olahraga, penelitian, kepemimpinan. Saya ingin semuanya. Saya pernah melakukan semuanya itu. Tetapi ujung-ujungnya, itu masih tentang uang.

Jadi sebelumnya dalam beberapa tahun terakhir, saya
mengikuti training dalam bidang ophthalmology (mengenai penyakit mata), tapi saya sudah tidak sabar, karena teman-teman saya yang praktek sendiri, menghasilkan banyak uang. Dan saya sendiri merasa terjebak dalam sebuah training. Jadi saya berkata, 'Cukup, sudah terlalu lama'. Pada saat itu, ada pelatihan dalam bidang bedah estetika. Saya yakin Anda menyadari, estetika medis telah mencapai puncaknya dalam beberapa tahun terakhir, dan saya melihat ada banyak uang di sana. Begitu banyak sehingga saya berkata, 'Lupakan ophthalmology, saya akan melakukan perawatan kecantikan.' Jadi itulah yang saya lakukan.

Adalah kenyataan umum bahwa menjadi dokter umum tidak akan menjadi kaya. Yang membuat mereka menjadi kaya adalah ketika mereka menangani selebritis kaya, politisi, orang kaya dan orang-orang terkenal. Jadi saya ingin menjadi salah satu dari mereka. Saya terjun langsung menjadi dokter kecantikan. Kalau dulu orang-orang akan mengeluh ketika membayar $30 dan mengatakan 'Wah, ini lo kun (dokter) jing qwee (sangat mahal)', tetapi orang-orang yang sama bersedia membayar $10.000 untuk sedot lemak. Jadi saya berkata, 'Kalau begitu, kita berhenti menyembuhkan orang sakit, saya akan menjadi ahli kecantikan, ahli kecantikan medis terlatih'.

Dan itulah yang saya lakukan - sedot lemak, pembesaran payudara, operasi kelopak mata, Anda
tinggal sebut, saya akan melakukannya. Itu uang yang sangat banyak. Klinik saya, ketika kami mulai, waktu tunggunya adalah satu minggu, beranjak menjadi satu bulan, dua bulan, menjadi tiga bulan. Ada begitu banyak permintaan dari orang-orang terutama kaum wanita sehingga harus antri agar bisa menjalani perawatan kecantikan. Hidup menjadi mudah.

Jadi klinik
saya berkembang. Saya begitu kewalahan, dari satu dokter, saya mempekerjakan dua, kemudian tiga, lalu empat dokter. Tidak  pernah cukup. Saya ingin lebih dan lebih dan lebih. Begitu banyak sehingga kami mendirikan toko di Indonesia untuk memikat nyonya-nyonya kaya dari Indonesia. Kami mendirikan toko, membentuk tim dari orang-orang di sana, untuk mendapatkan lebih banyak pasien Indonesia.

Jadi,
semuanya berjalan sangat baik. Masa keemasan saya telah tiba.

Sekitar beberapa waktu di bulan Februari tahun lalu, saya berkata, 'OK, saya memiliki
simpanan uang tunai begitu banyak, saatnya untuk memiliki Ferrari pertama saya. 'OK! Ferrari pertama saya tiba'. Saya juga mencari lahan, untuk berbagi dengan beberapa teman-teman saya! Saya punya teman bankir yang menghasilkan lima juta dolar per tahun. Jadi saya pikir, 'Ayo, mari kita bersama-sama. Mari kita membeli tanah dan membangun rumah'.

Saya berada di puncak pada waktu itu, tinggal menikmati hidup. Pada saat yang sama, teman saya Danny memiliki kebangunan rohani. Mereka akan kembali ke gereja, beberapa teman dekat saya. Mereka mengatakan kepada saya, 'Richard, datang, bergabung dengan kami, datang kembali ke gereja'.

Saya telah menjadi Kristen selama 20 tahun, saya dibaptis 20 tahun yang lalu, tapi
saya menganggap menjadi Kristen hanya semata-mata sebuah tren. Semua teman saya menjadi orang Kristen. Itu tren! Saya ingin dibaptis, sehingga ketika saya mengisi formulir, saya bisa menaruh di sana "Kristen" - kedengarannya baik. Sebenarnya, saya tidak pernah punya Alkitab, saya tidak tahu apa apa-apa tentang Alkitab.

Saya pergi ke gereja untuk sementara, setelah beberapa waktu,
saya lelah. Saya berkata saatnya untuk pergi ke NUS (National University of Singapore), berhenti pergi ke gereja. Saya punya hal-hal lebih banyak untuk saya kejar di NUS - cewek, penelitian, olahraga dll. Saya telah meraih semua ini tanpa Tuhan hari ini, jadi siapa yang butuh Tuhan? Saya sendiri bisa mencapai apapun yang saya inginkan.

Dalam kesombongan saya, saya mengatakan kepada mereka, 'Kau tahu apa? Pergilah beritahu pendeta Anda untuk mengubah khotbah Anda untuk
jam dua siang. Saya akan mempertimbangkan untuk datang ke gereja'. Suatu kesombongan! Dan saya buang satu pernyataan selain itu – sampai hari ini, saya tak tahu kalau saya menyesal telah mengatakan hal tersebut - Saya katakan kepada Danny dan teman-teman saya, 'Jika Tuhan benar-benar ingin saya untuk datang kembali ke gereja, Dia akan memberi saya tanda'. Benar saja, tiga minggu kemudian, saya kembali di gereja.


DIAGNOSIS

Pada
bulan Maret 2011, saya merasa sakit punggung setelah berolahraga, hanya itu yang saya rasa, tapi sakitnya terus-menerus muncul. Saya pergi untuk menjalani MRI. Dan hari sebelum aku menjalani scan saya, saya masih di gym, mengangkat beban berat. Dan keesokan harinya, mereka menemukan bahwa setengah tulang punggung saya ada kelainan tulang sumsum. Saya berkata, "Woah, maaf, apa itu?"

Saya menjalani PET scan (tes radiologi) pada hari berikutnya, dan mereka mendiagnosis bahwa saya memiliki kanker paru-paru terminal, stadium 4B. Kanker ini telah menyebar ke otak, setengah tulang belakang, seluruh paru-paru saya penuh dengan tumor, hati dan pembuluh darah, ...

Saya berkata, "Tidak bisa, saya hanya di gym tadi malam, apa yang terjadi?" Saya yakin Anda tahu bagaimana rasanya - meskipun saya tidak yakin jika Anda tahu bagaimana rasanya. Satu saat saya ada di sana di puncak, keesokan harinya, berita ini datang dan saya benar-benar hancur. Seluruh dunia saya terbalik.

Saya tidak bisa menerimanya. Saya memiliki seratus kerabat di kedua sisi, ibu saya dan ayah saya. 100 dari mereka. Dan tidak satu pun memiliki kanker. Bagi saya, dalam pikiran saya, saya memiliki gen yang baik, saya tidak seharusnya memiliki ini! Beberapa kerabat saya adalah perokok berat. Mengapa saya mengalami kanker paru-paru? Saya berada dalam penyangkalan.


Sumber: Pelita Kasih
 
Share this article :

0 komentar :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Menara Penjaga - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger