Prof Susan Fiske, Dosen psikologi di Princeton University, USA (foto: gf.org) |
Para peneliti
memindai otak beberapa orang pria ketika mereka melihat foto seorang
wanita berpakaian minim dan menemukan bahwa bagian otak yang biasanya
bereaksi terhadap benda menyala.
Mereka juga
menemukan bahwa bagian otak yang biasanya menyala selama interaksi
sosial menjadi tak aktif ketika mereka melihat foto itu.
Susan Fiske,
Eugene Higgins Professor of Psychology
dari Princeton University, mengatakan dalam pertemuan tahunan American
Association for the Advancement of Science
bahwa ia yakin hasil penelitian itu menunjukkan bahwa beberapa orang
tidak melihat para wanita yang diseksualisasi sebagai
"manusia."
"Saya tidak mengatakan bahwa mereka benar-benar melihat [para wanita itu] sebagai objek, tentu saja mereka tahu dia adalah manusia," ungkapnya.
"Tapi yang ditunjukkan oleh scan otak adalah bahwa mereka bereaksi terhadap foto tersebut seperti orang bereaksi terhadap benda-benda. Hal ini seolah-olah [para wanita itu] tidak sepenuhnya manusia.
"Mereka tidak memperlakukan mereka sebagai manusia penuh secara tiga dimensi."
Dia mengatakan bombardir tanpa henti terhadap masyarakat dengan gambar perempuan muda yang diseksualisasi dapat disalahkan. Hal ini menurutnya dapat dibandingkan dengan kekerasan di televisi di mana penelitian telah menunjukkan bahwa hal itu mengurangi sensitivitas orang terhadap akibat kekerasan. (The Telegraph, 16/02/09).
"Saya tidak mengatakan bahwa mereka benar-benar melihat [para wanita itu] sebagai objek, tentu saja mereka tahu dia adalah manusia," ungkapnya.
"Tapi yang ditunjukkan oleh scan otak adalah bahwa mereka bereaksi terhadap foto tersebut seperti orang bereaksi terhadap benda-benda. Hal ini seolah-olah [para wanita itu] tidak sepenuhnya manusia.
"Mereka tidak memperlakukan mereka sebagai manusia penuh secara tiga dimensi."
Dia mengatakan bombardir tanpa henti terhadap masyarakat dengan gambar perempuan muda yang diseksualisasi dapat disalahkan. Hal ini menurutnya dapat dibandingkan dengan kekerasan di televisi di mana penelitian telah menunjukkan bahwa hal itu mengurangi sensitivitas orang terhadap akibat kekerasan. (The Telegraph, 16/02/09).
0 komentar :
Posting Komentar