"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."

“Moskow Bukan Sodom”: Anggota gereja Kristen Ortodoks menghalang demonstrasi ilegal mendukung hubungan sesama jenis

Written By Ray Maleke on Rabu, 30 Mei 2012 | 14:30

Moscow is not Sodom (foto: Youtube)
MOSKOW, Rusia, 30 Mei 2012 – Sejumlah anggota gereja Kristen Ortodoks menghalang usaha sekelompok pendukung hubungan sesama jenis untuk melakukan demostrasi di luar gedung Moscow City Counsil (dewan kota Moskow) yang terus melarang “parade gay” diadakan di wilayah kewenangannya.

Namun dengan larangan itu pun, kelompok pendukung praktek homoseks menyebut demonstrasi mereka itu sebagai “Parade Gay 2012,” dan membawa bendera warna-warni dan berbagai poster, termasuk membuat deklarasi kepada media. Salah seorang perempuan peserta demonstrasi mempunyai simbol Wicca di lehernya.

Dalam sebuah video yang diupload di Youtube oleh para pendukung demonstrasi ini, anggota gereja Ortodoks mencoba membubarkan demostrasi ini dengan merampas poster-poster dari para demonstran, termasuk memercik mereka dengan air suci. Ada yang terlibat perkelahian dengan para demonstran dan mengeluarkan jotosan, sekalipun tidak ada laporan ada yang terluka. Polisi kota Moskow kemudian menahan para demonstran termasuk beberapa anggota gereja Ortodoks.

Dmitry Tsarionov, pembela nilai keluarga tradisional, mengungkapkan pada para wartawan: “Saya tidak bisa membiarkan para penyesat membawa murka Allah ke kota kami.” Ia menambahkan: “Saya ingin anak-anak kami hidup di negara di mana dosa yang sangat merusak hakikat manusia ini tidak dikhotbahkan di sekolah-sekolah,” demikian dilaporkan Associated Press. Ia memegang sebuah poster yang mengatakan “Moskow Bukan Sodom.”

Nikolai Alexeyev, pemimpin kelompok pro-hubungan sejenis yang merupakan salah satu di antara mereka yang ditahan hari itu, mengatakan bahwa Rusia adalah “negara totalitarian” karena ia tidak diizinkan untuk berbicara pada para wartawan pada saat demonstrasi.

Pada April lalu Alexeyev juga ditahan di St. Petersburg karena melanggar larangan menyebarkan propaganda homoseks kepada anak-anak dengan mengarak sebuah poster bertuliskan “Homosexuality is not a perversion” (menyukai sesama jenis bukan perbuatan tak wajar) di sebuah jalan umum.

Polling baru-baru ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Rusia sangat mendukung posisi pemerintah melawan agenda politik kaum homoseks.

Sebuah polling nasional yang dilakukan oleh VtsIOM yang dijalankan oleh pemerintah, 86 persen dari 1,600 responden dari seluruh Rusia mendukung larangan terhadap promosi hubungan sesama jenis. Sebuah polling tahun 2010 menunjukkan bahwa 74 persen masyarakat Rusia mengatakan hubungan sesama jenis “secara moral adalah cabul dan tidak patut,” serta melihat praktek homoseks adalah “penyimpangan mental yang tidak bermoral.”

Sekalipun sodomi tak lagi dikriminalisasi di Rusia sejak 1993, pemerintah berusaha mencegah para pendukung homoseks untuk menyebarkan gaya hidup mereka kepada masyarakat umum, melarang “parade gay,” dan mengatur lewat undang-undang larangan melakukan propaganda praktek homoseks terhadap anak-anak.

Anggota legislatif di tingkat nasional sedang mempersiapkan sebuah debat untuk sebuah rancangan undang-undang yang akan melarang propaganda semacam itu di seluruh negeri. (LifeSiteNews)

Lihat video di sini, lainnya di sini.

Konferensi apologetika: Kita harus siap memberi jawaban kepada siapapun

Ratusan orang menghadiri sebuah konferensi yang bertujuan untuk membekali orang Kristen dengan pemahaman-pemahaman iman yang ditopang oleh bukti-bukti Sains, Filosofi dan Alkitab.

Acara yang diselengarakan di pusat kota London pada akhir pekan lalu itu bertemakan “Unbelievable? Giving the Sceptical World Reason to Believe” (tak dapat dipercaya? Memberikan kepada dunia yang ragu alasan untuk percaya) dan merupakan kerja sama antara Premier Christian Radio dengan Reasons to Believe (alasan-alasan untuk percaya), sebuah organisasi yang membidangi pengajaran dan penelitian apologetik (pembelaan iman) Kristen. 

Michael Green, seorang pemimpin gereja dan apologet, membuka kegiatan ini dengan sebuah topic yang diberi judul “Sebuah jawaban bagi semua orang” dalam mana ia mengungkapkan bagaimana memberi jawaban terhadap keberatan-keberatan terhadap iman Kristen. 

“Kita harus siap memberi jawaban kepada siapa pun,” katanya. 

“Kata-kata ini berasal dari I Petrus 3:15, di mana rasul Petrus sedang menghadapi iklim intelektual yang bermusuhan dan ia memberikan serangkaian arahan yang membantu kepada para pembaca suratnya dan kepada kita.” 

Green menggambarkan iman yang sejati sebagai komitmen pribadi atas bukti yang ada dan mengungkapkan bahwa apologetika adalah sebagai upaya menghadirkan bukti tersebut. 

“Apologetika sangat penting. Tanpanya banyak dari generasi muda kita akan pergi jauh segera mereka masuk universitas, dan kita takkan bisa memenangkan mereka untuk Kristus pada masa yang sangat penting dalam hidup mereka. Media dan universitas-universitas adalah tempat subur untuk pengaruh anti-Kristen.”          

Hadir pula dalam konferensi tersebut pendiri dan presiden organisasi Reasons to Believe Hugh Ross yang menyajikan alasan-alasan menyangkut alam semesta mengenai adanya Allah. 

 “Di Reason to Believe keseluruhan tujuan kami adalah mengembangkan apologetika yang mempunyai kemungkinan paling dekat untuk bisa membawa orang dewasa yang tak bergereja pada iman terhadap Yesus Kristus,” ungkapnya. 

Seringkali yang menjadi keberatan terhadap Kekristenan menurut Ross adalah anggapan bahwa penciptaan bukan sains karena tidak bisa diuji atau diverifikasi dalam sebuah eksperimen. 

“Hal inilah yang meyebabkan kami selama lebih dari 25 tahun telah mengembangkan sebuah model penciptaan alkitabiah yang dapat diuji dan diverivikasi. Jika kami lebih berhasil dalam memprediksikan penemuan saintifik di masa depan dibanding cara pandang yang lain, maka menurut akal dan logika maka kita menjadi berkewajiban untuk menjadi pengikut Yesus Kristus,” jelasnya.  

“Freeman Dyson yang pada suatu ketika mengaku sebagai ilmuan atheis, dan pada kesempatan lain seorang agnostik (yang meragukan keberadaan Tuhan) menulis dalam bukunya ‘semakin saya mengusut alam semesta, semakin banyak bukti saya temukan bahwa alam semesta dalam pengertian tertentu seperti tahu bahwa kita akan datang.
“Alam semesta didisain untuk manusia.” 

John Lennox, professor Matematika dan filosofi Sains di Oxford University mengatakan, “Semakin sains membukakan lika-liku dari keajaiban belaka alam semesta ini, semakin saya memuji Tuhan karena melakukannya demikian.” 

“Ketika Newton menemukan hukum gravitasinya ia tidak mengatakan ‘Luarbiasa, saya telah menemukan hukum gravitasi, saya tidak membutuhkan Allah’. 

“Ia menulis Principia Mathematica (prinsip-prinsip Matematika), dapat dikatakan buku yang paling terkenal dalam sejarah sains. 

“Ia menulis dalam bagian pengantarnya: ‘dalam pengharapan supaya orang yang dapat berpikir melaluinya dapat percaya kepada Allah’. 

“Dengan kata lain semakin Newton memahami bagaimana alam semesta bekerja semakin ia mengagumi Allah yang membuatnya demikian.”

Argumen lainnya yang diangkat berhubungan dengan keberadaan Allah diambil dari filosofi. Menurut Profesor Kenneth Samples, hakikat manusia adalah bukti kuat bahwa Allah ada. 

“Mengapa manusia mencari maksud dan arti hidup? Mengapa kita membutuhkan harapan? 

“Dalam Kekristenan dikatakan jika Anda merasa tak berkepenuhan, jika Anda merasa gelisah, jika Anda sedang mencari, itu karena Allah menciptakan Anda supaya Anda tidak akan merasakan istirahat di luar Dia. Kitab Suci menunjukkan bahwa pada intinya manusia mengetahui bahwa Allah ada.” (Christiantoday)

Lihat video preview.


Nuah P. Tarigan: Berjuang bersama para penderita kusta

Ilustrasi membantu penderita kusta
(foto: heaven'sfamily)
Nuah Pardamean Tarigan selama kurang lebih dua puluh tahun telah setia memperjuangkan hak para mantan penderita kusta. Kepeduliannya berawal dari suatu peristiwa di tahun 1987, ketika Nuah sedang mengadakan studi riset arsitektur di desa Lau Simomo, Sumatera Utara.

“Disana saya melihat banyak sekali orang mengalami kusta, mengalami yang dinamakan pemisahan atau mungkin tidak diterima secara baik oleh masyarakat di sekitarnya. Mereka adalah orang-orang yang mungkin dikatakan orang-orang terbuang dan saya tersentuh pada saat itu. Saya melihat bahwa visi saya ke depan saya bisa membantu rekan-rekan di mana saja yang mungkin berhubungan dengan masalah kusta ini“

Stigma masyarakat yang tetap tidak mau untuk menerima para penderita kusta kembali ke masyarakat, membuat Nuah mulai terbeban untuk aktif menyuarakan hak para penderita kusta semenjak masih duduk di bangku kuliah.

“Ada kelompok-kelompok, orang-orang yang menderita kusta menyerah karena mereka menilai tidak ada satu pun kemampuan yang mereka miliki lagi. Mereka pun kemudian akhirnya menjadi peminta-minta di jalan. Untuk beberapa saat, langkah ini sangatlah menguntungkan, tetapi lama kelamaan ini dapat membawa efek buruk khususnya untuk generasi mereka selanjutnya”

“Terpisahnya mereka dengan masyarakat membuat mereka tidak ada tempat. Mereka menjadi sulit untuk mengabdikan dirinya kepada suatu company atau lembaga tertentu di pemerintahan. Nah inilah menjadi hal yang penting – bagaimana kita membangun kualitas kehidupannya menjadi lebih baik”

Kepedulian Nuah terhadap para penderita Lepra diwujudkan melalui ‘Gerakan Peduli Disabilitas dan Lepra Indonesia’ yang dibentuk bersama beberapa rekannya. “Jadi kami percaya dengan mendidik orang-orang yang kami fasilitasi di kampung kusta, itu adalah suatu cara untuk membuat perubahan yang mendasar di kehidupan orang-orang kusta itu sendiri. Dengan kami didik apalagi khususnya generasi muda maka mereka juga tidak akan berpikir bahwa hidup mereka itu bergantung kepada orang lain. Yang kami buat disitu adalah bagaimana mereka fokus pada masa depan mereka, bukan kepada masalah”

Walau sekarang tidak terlalu terlihat apa yang Nuah dan rekan-rekan lakukan, tetapi ia yakin bahwa suatu saat hal yang positif itu akan datang ke dalam hidup orang-orang kusta yang mereka pedulikan.

“Suatu ketika, waktu mereka bertemu dengan saya, mereka akan mengatakan ‘Terima kasih karena saya sudah diberikan kesempatan untuk melihat sesuatu yang belum pernah saya lihat sebelumnya’, dan itu adalah sesuatu yang mengharukan bagi saya – bagaimana supaya kita bisa menerima mereka dengan tulus dan otentik. Bagaimana kita menyatakan kasih Kristus kepada orang-orang yang mungkin selama ini adalah orang-orang yang tidak kita pikirkan”

“Dengan kasih Kristus yang kita nyatakan kepada mereka, kita akan melihat ada banyak orang yang merasa terhibur. Mereka tidak mementingkan apa yang harus mereka berikan secara materi kepada mereka. Bentuk perhatian kita saja, kesadaran kita tentang diri mereka itu saja sudah cukup.” (www.jawaban.com)

Ribuan masyarakat Katolik, Muslim, dan Hindu membela Uskup Mannar

Written By Menara Penjaga on Senin, 28 Mei 2012 | 23:03


(foto: AsiaNews)
Dilaporkan oleh Melani Manel Perera untuk AsiaNews (5/28)
SRI LANKA – Lebih dari 5000 orang yang berasal dari kalangan Kristen, Muslim dan Hindu, baik awam maupun rohaniawan, berkumpul bersama di Katedral St. Sebastian di Mannar untuk mendukung dan mengekspresikan rasa kesetia-kawanan terhadap Mrg. Rayappu Joseph, uskup gereja Katolik di Mannar (provinsi sebelah utara) yang mendapat “komentar keji” dari Rishad Bathiudeen, Menteri Industri dan Perdagangan Sri Lanka.

Dalam sebuah pernyataan baru-baru ini di parlemen, Bathiudeen menyatakan bahwa Mgr. Joseph sedang menggerakkan masyarakat Tamil untuk menentang pemeluk agama Islam di wilayahnya. Sang menteri bahkan membandingkan Mgr. Joseph dengan Ven Innamaluwe Sumangala Nayak Thero, seorang biarawan agama Budha dari Golden Temple di Dambulla, yang pada akhir April lalu mendukung kelompok pemeluk agama Budha menyerang sebuah masjid.
Dengan hadirnya masyarakat dari berbagai penjuru Sri Lanka, para peserta rally ini menekankan “semangat luar biasa” yang dimiliki Mgr. Joseph dalam segala hal yang dikerjakannya. Pada akhir pertemuan itu, masyarkat menuntut supaya menteri Bathiudeen meminta maaf kepada Mrg. Joseph.

“Menteri itu, seorang Muslim, seharusnya dikutuk karena pernyataannya itu,” ungkap Makkal Caddar, seorang pensiunan imam. “Kami menghargai apa yang sedang dilakukan oleh [Mrg. Joseph] untuk masyarakat Mannar.”
Senada dengan itu, Suster Jachinta, biarawati yang bernaung di bawah Sisters of Charity, mengungkapkan bahwa pernyataan menteri Bathiudeen tersebut “merongrong kerukunan yang ada di tengah-tengah masyarakat.”

“Kami mengagumi apa yang dilakukan oleh Mrg. Joseph,” ungkap Mano Iankaran Sharma, seorang pemeluk agama Hindu. “Pengabdiannya mengagumkan. Ia bekerja bagi setiap kami, Tamil, Sinhalese, Katolik, Hindu, atau Muslim. Saya belum pernah melihat seorang pandita Hindu melakukan hal yang sama.”

India: Membuka peluang ekonomi lewat kursus menjahit


Ilustrasi (foto: heaven's family)
INDIA (Jawaban.com) -- Ia baru berusia 17 tahun, tapi Anshi sudah merasakan sulitnya perekonomian. "Pendapatan bulanan ayah saya tidak cukup untuk menghidupi keluarga," ujarnya baru-baru ini.

Untuk membantu persoalan keluarganya, Anshi pun akhirnya mendaftarkan diri sebagai siswa di pusat kursus jahit menjahit di Timur Laut India yang beberapa waktu lalu pendiriannya diresmikan oleh Gospel For Asia (GFA).

Adapun tujuan GFA mendirikan pusat kursus jahit menjahit ini ialah untuk membantu perempuan-perempuan yang tinggal di daerah kumuh dan daerah pedesaan agar dapat menghasilkan pendapatan.

Dengan sepuluh mesin yang tersedia untuk pelatihan, pusat kursus jahit menjahit itu sudah membantu sekitar 60 perempuan di India belajar menjahit dan mandiri secara ekonomi. Sebagian besar perempuan yang kini sudah terdaftar sebagai siswa adalah ibu-ibu yang anaknya tergabung di dalam Bridge of Hope (BOH) Centre – sebuah lembaga nirlaba dibawah naungan GFA yang banyak bergerak di dalam dunia pendidikan.

Sebagai informasi tambahan, keluarga-keluarga yang berada di kawasan Timur Laut India diketahui memiliki penghasilan yang memprihatinkan mengingat pekerjaan-pekerjaan suami-suami atau para ayah disana adalah sebagai tukang becak dan buruh kasar.  

Dalam pernyataan terakhirnya yang dikutip christiantoday online, Anshi mengatakan, "Saya ingin membantu ayah saya, dan saya begitu bersyukur kepada Tuhan karena memberikan saya hak istimewa ini yakni belajar menjahit." (christiantoday.com/budhianto marpaung)

Ketua MPR RI: Peran gereja sangat besar merajut kebhinekaan

Written By Menara Penjaga on Minggu, 27 Mei 2012 | 11:29

(foto: Dokumen foto PGI)
Saat melakukan simbolisasi peletakan batu pertama pembangunan gedung Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Jakarta, Jumat (25/5), Ketua Ketua MPR RI Taufiq Kiemas menegaskan bahwa gereja adalah tempat tumbuhnya spirit dan ide-ide kebersamaan dalam merajut bangsa dan negara Indonesia.

Suami Mantan Presiden Megawati Soekarnoputeri ini mengingatkan bahwa di masa lalu, peran dewan gereja sangat besar dalam merajut kebhinnekaan, sehingga kita dapat menikmati buah manis kerja para pendiri bangsa itu. "Inilah spirit keindonesiaan kita yang membanggakan. Di masa lalu, peran dewan gereja sangat besar dalam merajut kebhinnekaan, sehingga kita dapat menikmati buah manis kerja mereka," katanya.

Dirinya menambahkan juga bahwa gedung PGI selama ini dipakai tidak hanya oleh umat Kristiani, tetapi juga umat Islam dan umat lainnya untuk melakukan berbagai kegiatan. Keistimewaan para pendiri gereja itu, kata Taufiq, adalah dalam membangun solidaritas internal gereja-gereja. Taufiq juga mengucapkan terima kasih kepada PGI, yang telah bersama-sama merajut kemajemukan, menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Pembangunan gedung PGI yang diperkirakan selesai tahun 2013 menghabiskan dana sebesar Rp 35 miliar. Saat ini, total anggaran yang masuk sekitar Rp 2,5 miliar. Hadir pada kesempatan itu, Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto T Thohari dan Ibu Melani Leimena Suharli anak dari Pahlawan Nasional yang juga tokoh perjuangan Johanes Leimena. (Jawaban/Suara Pembaruan)

Kisruh masyarakat dan perusahaan penambang di Minahasa, seorang pendeta dipenjara

Desa Picuan Lama (foto: tripmondo)
Niat perusahaan pertambangan emas milik Cina, Sumber Energi Jaya (SEJ), untuk beroperasi di Minahasa terus mendapat penolakan warga masyarakat. Penolakan ini terutama datang dari penduduk desa Picuan Lama, Minahasa Selatan, termasuk desa-desa lain di sekitarnya.

Permasalahan ini telah menimbulkan bentrok antara warga desa dengan aparat keamanan yang telah menggunakan aksi represif terhadap masyarakat. BeritaKawanua melaporkan (20/4) bahwa Pdt. Son Kesek seminggu meringkuk dalam tahanan karena menolak menjual tanah kepada pihak perusahaan. Beberapa anggota masyarakat lainnya pun dilaporkan dijadikan tersangka.

20 April lalu masyarakat melampiaskan kemarahan dengan membakar 10 kendaraan kepolisian dan kejaksaan setempat yang datang ke desa Picuan Lama untuk menciduk seorang anggota masyarakat berinisial JK.

Kemarin (26/5) polisi melakukan penyergapan di desa tersebut. Menurut informasi yang beredar adalah untuk menangkap Iswadi Sual, seorang mahasiswa di Universitas Negeri Manado di Tondano (UNIMA), yang turut berjuang menolak penambangan di desa tersebut. Sual menulis di akun Facebooknya bahwa penolakan masyarakat karena “perusahaan tidak bakal memberi jaminan kesejahteraan bagi masyarakat” dan hanya akan melayani “ketamakan” orang-orang tertentu. “Masyarakat sudah sepakat agar itu (tambang emas) dikelola sendiri.”

Dalam tulisannya Sual mengecam para pejabat yang menurutnya “telah disogok.”

Menurut laporan CyberSulutNews dalam penyergapan yang mendapat perlawanan masyarakat ini, dua orang menderita luka tembakan masing-masing di lengan dan di paha, sedangkan Sual, yang mendesak supaya pemerintah berpihak kepada rakyat, telah ditahan.

Di pihak lain, ada pula sebagian masyarakat yang mendukung kehadiran PT SEJ sepanjang perusahaan ini beroperasi menurut Amdal. Menurut mereka perusahaan ini telah turut membangun infrastruktur di Minahasa Selatan. Mereka menolak penambangan rakyat yang “mencemarkan lingkungan.” 

Sementara beberapa waktu lalu Hukum Tua desa Kalait yang wilayah perkebunannya tersangkut penggunaan lahan perusahan penambang itu mengungkapkan bahwa “kehadiran PT SEJ sama dengan bencana bagi rakyat Kalait.”

Bupati Minsel, C. E. Paruntu, menegaskan bahwa “izin tambang itu diberikan oleh bupati yang lama.” Ia menegaskan komitmennya untuk “melindungi siapa pun yang mempunyai izin karena itu adalah suatu investasi membangun daerah,”demikian dilaporkan Suarasulut (13/5).

Dalam diskusi masyarakat Minahasa di group Facebook Suara Rakyat Minahasa terungkap penyesalan atas penggunaan kekerasan, terutama oleh pihak kepolisian, sementara di sisi lain tampak koordinasi gerakan membela hak rakyat untuk mengolah kekayaan alamnya dan menolak kehadiran korporasi asing pemilik kapital (modal).

"[Sudah] banyak penambang rakyat [yang] secara baik dan sadar untuk kesehatan mereka menyiapkan kolam-kolam penampung limbah dan menggunakan sianida dengan tujuan meminimalkan dampak lingkungan,” ungkap Lefrendy Pesik, warga pemerhati, dalam diskusi di bawah postingan “Penolakan Rakyat Picuan terhadap Operasi Tambang” oleh Sual. Pemerintah terus ditantang untuk dapat melindungi dan memberdayakan masyarakatnya dalam mengolah sumber daya alam dan menjaga kelestarian alam tempat tinggal mereka.***

Bapa Gereja Agustinus: Memahami Alkitab

Jadi siapa pun yang mengatakan bahwa ia telah memahami Kitab Suci atau sebagiannya, tetapi dalam pemahamannya ia tidak bisa membangun kasih dua arah yaitu mengasihi Allah dan sesama manusia, maka ia belumlah memahaminya.

Ia yang memperoleh pemahaman yang berguna dari dalam Alkitab yang membuatnya mengerti akan kasih itu, namun gagal menunjukkan arti yang dimaksud oleh penulis Alkitab, ia tidaklah melakukan kesalahan yang fatal, dan yang pasti ia bukanlah seorang pendusta.

Dalam diri seorang pendusta terdapat keinginan untuk mengatakan apa yang salah, dan kerena itu kita mendapati banyak orang yang berdusta, tapi tidak seorang pun yang ingin disesatkan.

Oleh karena seseorang sadar ketika berdusta tetapi tidak demikian ketika disesatkan, maka cukup jelaslah bahwa dalam hal ini orang yang disesatkan masih lebih baik daripada orang yang berdusta, karena lebih baik menderita ketidak-adilan daripada melakukannya.

Setiap orang yang berdusta, melakukan ketidak-adilan; itu sebabnya ia yang percaya bahwa sebuah dusta kadang-kala berguna, demikianlah juga ia percaya dengan ketidak-adilan.

Tidak seorang pun yang berdusta menjaga iman ketika berdusta – ia tentu saja berharap agar orang yang ia dustai menaruh percaya padanya, tapi ketika ia berdusta ia tidak menjaga iman – dan setiap orang yang merusak iman adalah orang yang tidak benar.

On Christian Teaching, halaman 27.

Lady Gaga batal ke Indonesia, konferensi tentang pernikahan tradisional hampir batal di Inggris


Protes menolak LG di Filipina (foto: google)
MP -- Sebuah konferensi yang digelar Rabu (23/5) lalu untuk membicarakan tentang apa arti pernikahan hampir saja dibatalkan setelah untuk kedua kalinya pihak gedung tempat pelaksanaan membatalkan penggunaan fasilitas mereka.

Christian Concern (kepedulian Kristen) menyelenggarakan konferensi ini untuk menyikapi konsultasi yang sementara ditempuh oleh pemerintah Inggris saat ini untuk melegalkan 'pernikahan' sesama jenis. 

Para pembicara yang diundang adalah Philip Blond, Cristina Odone, Professor Brenda Almond dan Brian S. Brown dari National Organisation for Marriage (organisasi nasional untuk pernikahan), Amerika. Tujuannya adalah untuk mendebatkan apakah pernikahan tradisional dapat dibela atau dipertahankan dengan meyakinkan.

Awalnya konferensi ini telah memesan gedung Law Society untuk tempat pelaksanaannya, tapi kemudian harus dipindahkan setelah pihak pengelolanya membatalkan penggunaan fasilitas mereka dengan alasan kegiatan itu tidak sesuai dengan kebijakan keberagaman yang dianutnya. 

Penyelenggara kemudian memindahkannya ke conference center (pusat kegiatan) Queen Elizabeth II di Westminster. Namun, hari Selasa sore, sehari sebelum pelaksanaan konferensi - organisasi Christian Concern dihubungi oleh pihak conference center bahwa kegiatan ini dianggap tidak patut diadakan di fasilitas mereka karena tidak sesuai dengan nilai yang dianut oleh badan pemerintahan yang mengeolah gedung tersebut. 

Upaya hukum semalaman untuk menolak keputusan tersebut gagal dan konferensi tersebut terpaksa harus dipindahkan ke tempat lain berhubung para delegasi sudah berdatangan.

Buru-buru mencari tempat lain, konferensi ini akhirnya dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal di Thistle Hotel. 

Andrea Minichiello Williams, pemimipin Christian Concern mengatakan, “Adalah hal yang luar biasa bahwa pada saat pemerintah masih sementara berkonsultasi dengan masyarakat tentang definisi sah dari pernikahan, [pihak pengelolah dari] sebuah fasilitas milik pemerintah telah tiba-tiba memutuskan bahwa sebuah konferensi yang hendak meneliti permasalahan itu tidak bisa dilaksanakan.” 

“Iklim ketakutan dan intimidasi sedang diciptakan untuk menekan diskusi yang pantas dan bebas mengenai masalah-masalah yang sangat penting ini. Hal ini harus menjadi keprihatinan bagi semua yang peduli dengan keberlangsungan demokrasi kita,” ujarnya. 


Sementara itu, seperti yang diberitakan oleh beberapa media nasional, konser Lady Gaga (LG) yang dijadwalkan 3 Juni mendatang telah dibatalkan oleh pihak penyelenggara karena alasan keamanan. 

Penolakan keras terutama datang dari ormas-ormas Islam dengan alasan bahwa konser LG merupakan pertunjukkan yang tidak patut, menghina dan menghujat agama dan racun bagi moralitas generasi muda.

“Lady Gaga adalah maskot budaya lepas dan di Indonesia kebebasan bukanlah tanpa batas,” ungkap Asrorun Niam dari Majelis Ulama Indonesia kepada sebuah agen berita Perancis. “Ada batasan menyangkut norma-norma, moral dan agama.”

“Kami menolak konser LG atas dasar sejumlah pertimbangan, termasuk penyebaran budaya lepas yang mendegradasi moralitas generasi muda,” ungkap Muhammad Rahmad Kurnia, ketua Hizbut Tahrir Indonesia dalam wawancara dengan Jakarta Globe.

Keengganan komunitas-komunitas Kristen untuk terlibat dalam boykot dan penolakan secara lebih tegas seperti yang nampak di Filipina dan Korea adalah karena komunitas-komunitas Kristen Indonesia merasa hampir senasib dengan LG, artis penghujat agama Kristen tersebut.

Media nasional maupun internasional terus menyoroti aksi kekerasan dan penutupan rumah ibadah yang menimpa gereja-gereja dan kelompok-kelompok agama minoritas lainnya.

Front Pembela Islam telah menjadi sasaran keberatan berkaitan dengan dibatalkannya penyelenggaraan konser yang banyak dilihat sebagai penyebar kemaksiatan itu, sekalipun penolakan tegas juga disuarakan oleh Menteri Agama, Suryadharma Ali.

Ketika di Indonesia, Filipina, dan Korea, komunitas-komunitas agama menolak konser LG yang dikatakan "terlalu homoseksual dan berbau porno," di Inggris sebuah konferensi hampir dibatalkan karena mendukung definisi Alkitab tentang pernikahan. (Christian Today | LifeSiteNews)


Updated 23/9/2013.

Yang Gratis: Perjanjian Baru Yunani di Kindle

Written By Menara Penjaga on Sabtu, 26 Mei 2012 | 20:56

Bagi pengguna Kindle sebagai ebook reader, Anda bisa mendownload secara cuma-cuma Alkitab Perjanjian Baru bahasa Yunani edisi Society of Biblical Literature dalam format kindle di link ini: http://sblgntforkindle.appspot.com/index.html (sumber Ekaputra Tupamahu).

Jack Bulan: Melayani dengan sasando

Jack Bulan
(foto: abbalove)
www.abbalove.org
Sebuah firman Tuhan dalam Mazmur 75:6-8, “Jangan mengangkat tandukmu tinggi-tinggi, jangan berbicara dengan bertegang leher! Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu, tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain,” Firman ini sangat menghibur saya dan yang selalu menjadi kekuatan saya.

Nama saya Jack Bulan, saya lahir di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dahulu saya bekerja sebagai cleaning service di Abbalove. Saat saya sedang menyapu lantai di Abbalove, tiba-tiba seorang teman saya mendekati saya dan berkata,” Jack, Tuhan berkata bahwa Ia akan mengirim engkau ke segala bangsa.” Saat itu saya marah sekali dan berpikir mana mungkin saya bisa, karena saya hanya seorang cleaning service. Setelah saya selesai menyapu, saya masuk ke menara doa di Abbalove untuk berdoa. Disitu saya mendengar suara Tuhan yang berbicara lagi kepada saya bahwa Tuhan akan membawa saya sampai ke ujung-ujung bumi. Saya sempat protes ke Tuhan dan pesimis dengan suara Tuhan ini. “Tuhan, saya kan cuma tukang sapu, masa Engkau mau membawa saya ke ujung bumi?”

Beberapa waktu kemudian, saya mengalami rotasi pekerjaan sehingga saya dipindahkan ke bagian security. Herannya, setelah saya menerima nubuatan tentang janji-janji Tuhan ini, timbullah ide-ide di dalam hati saya tentang bagaimana mengembangkan bakat saya di musik tradisional Timor, yakni Sasando. Kemudian saya memodifikasi model lama sasando yang saya punya, menjadi lebih modern. Di waktu-waktu senggang saya pun, saya gunakan untuk berlatih alat musik ini. Ketika ada tamu-tamu dari luar negeri yang berkunjung ke Abbalove, saya pun juga diminta untuk memainkan sasando untuk menyambut mereka. Lama kelamaan sasando sudah melekat di hati saya.

Suatu hari, ada seseorang menghubungi saya, beliau meminta saya untuk bermain sasando di sebuah acara. Sejak saat itu, saya yang masih tetap berstatus security, diundang ke mana-mana untuk bermain sasando. Tidak hanya itu, saya juga diundang untuk bermain sasando di istana presiden saat Megawati menjabat sebagai presiden. Kemudian saat Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Presiden, saya kembali diundang untuk bermain sasando di istana, saat acara peringatan HUT RI 17 Agustus, juga acara-acara penting yang diadakan oleh beberapa menteri.

Melihat kesempatan yang luar biasa ini, salah seorang pemimpin di Abbalove menyarankan untuk saya lebih berfokus untuk bermain sasando. Untuk itu saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari security di Abbalove untuk lebih berfokus kepada sasando. Awalnya saya takut, tapi Tuhan yang berjanji kepada saya untuk mulai bertindak menggenapi janji-janjiNya.

Kemudian, Tuhan membawa saya lebih jauh lagi untuk melihat rencana Tuhan terjadi dalam hidup saya. Karena saya sering bermain di acara penting kenegaraan, maka saya bergabung dengan tim promosi pariwisata dan kebudayaan Indonesia. Tugas dari tim ini adalah memperkenalkan pariwisata dan kebudayaan Indonesia ke negara-negara, waou…luar biasa….apa yang tidak pernah saya pikirkan, yang tidak pernah timbul dalam hati saya, itu yang Tuhan sediakan buat saya. Pada tahun 2008, pertama kali saya ikut dengan tim kebudayaan Indonesia untuk bermain sasando selama lima belas hari di Zaragoza, Spanyol. Lalu kami pergi ke Singapura, dan beberapa kota di Amerika.

Suatu kali ketika saya harus bermain sasando di markas besar PBB di New York, saya sangat terharu, bahwa saya seorang yang cuma putus sekolah di STM negeri di Kupang, akhirnya bisa sampai kesana. Untuk itu saya memilih lagu Amazing Grace dalam bermain sasando. Setelah saya memainkan sasando dengan lagu itu, ada seorang yang mendekati dan menyalami saya untuk berterima kasih. Kami juga mengunjungi Kanada dan Niagara Falls. Saat itu cuacanya sangat dingin dan seorang teman saya berkata kepada saya,”Jack, ini adalah ujung bumi.” Mendengar kata-katanya itu saya terhentak dan kaget. Saya teringat akan janji Tuhan kepada saya ketika saya sedang menyapu dahulu di Abbalove. Saya menangis dan meminta ampun kepada Tuhan karena dulu saya tidak percaya dan mempunyai hati yang pesimis akan janji Tuhan tersebut.

Pada tahun 2010, kami berkunjung ke Jepang untuk promosi pariwisata dan kebudayaan Indonesia. Kemudian pada akhir tahun 2010, kami mengunjungi Inggris. Di London, saya membawakan instrumen lagu-lagu Kristen. Ada kejadian lucu ketika saya bermain sambil membawakan lagu, “Yesus ada sobat kita”, saat itu, teman saya menyanyi “kulihat ibu pertiwi” dalam bahasa Indonesia, rupanya kedua lagu ini mempunyai nada yang mirip. Tetapi orang-orang Belanda yang menonton tetap menyanyikan Yesus ada sobat kita dalam bahasa Belanda.

Saya juga pergi bermain di China. Lalu, kami melanjutkan ke Paris, Perancis. Saya sempat pingsan di pesawat ketika kami pergi ke Equador, sebab perjalanan ke Equador membutuhkan waktu tiga hari, sehingga enam hari lamanya untuk perjalanan pulang pergi Jakarta-Equador-Jakarta. Saya bersyukur bisa kembali ke Indonesia dengan baik. Kemudian kami pergi ke Timor Leste untuk memperkenalkan budaya dan pariwisata kita di sana. Di Timor saya juga memainkan musik sasando dengan lagu-lagu Kristen.

Yang paling menghibur dan lucu adalah kami mengikuti pameran tourism terbesar Eropa yang diadakan di Serbia. Ketika saya memainkan sasando dan menyanyi “kuberbahagia yakin teguh, Yesus abadi kepunyaanku” atau yang dalam bahasa Inggris “Blessed Asurance”. Tiba-tiba ada seseorang dari Suriname yang datang dan berkata bahwa lagu itu adalah lagu yang paling populer di negara Suriname. Ia mengundang semua teman-temannya datang untuk mendengarkan lagu yang saya nyanyikan. Ada juga pengalaman indah yang sampai saya dibayarin untuk makan dan minum gratis di Korea. Pada saat saya sedang menyanyikan lagu-lagu Kristen tersebut, ada seorang wanita Korea yang datang dan menjelaskan kepada saya bahwa saya membawakan lagu-lagu karismatik yang terkenal di negaranya. Hampir semua lagu yang saya bawakan lewat instrumen sasando adalah instrumen tentang lagu-lagu Kristen. Orang Korea sampai heran, karena saya dari negara yang mayoritasnya muslim, tapi lagu-lagu yang saya bawakan merupakan lagu-lagu Kristen. Satu prinsip yang saya pegang adalah dimanapun saya berada, kemanapun Tuhan membawa saya, saya harus membawa terang dan garam untuk memberkati dan menghibur orang lain dengan kasih Kristus.

Ada dua kejadian yang membuat saya sadar bahwa tangan Tuhan tetap menuntun langkah hidup saya. Peristiwa pertama adalah saya diselamatkan oleh Tuhan saat saya berada di London. Saat saya baru tiba kembali ke Indonesia, ternyata terjadi kerusuhan dan pembakaran di hotel tempat saya menginap. Peristiwa kedua yang membuat saya sadar akan perlindungan Tuhan adalah saya harus bermain sasando secara penuh selama empat hari dalam acara pameran tourism international di Paris. Pada hari keenam, saya diminta untuk memperkenalkan musik sasando dari Nusa Tenggara Timur di kedutaan Indonesia. Saya menghibur para tamu dan undangan serta orang-orang Indonesia yang ada di Paris. Banyak orang yang hadir pada saat itu. Setelah selesai, kami baru kembali di Jakarta, saya mendapat kabar bahwa bom baru saja meledak di kedutaan Indonesia di Paris. Saya selamat karena sudah kembali ke Indonesia. Hal ini membuat saya bersyukur bahwa tangan Tuhan tetap menjaga saya di mana pun saya berada.

Melihat perjalanan hidup saya, saya melihat ada banyak proses yang harus saya lewati untuk menggenapi rencana Tuhan. Saya yang tidak memiliki apa-apa, tetapi saya dipakai Tuhan untuk memasyhurkan nama Dia di bangsa-bangsa melalui talenta yang Tuhan beri kepada saya. (ayub).

Pembangkit tenaga listrik mini untuk menerangi masyarakat pedalaman


(foto: ICAN-Indonesia)
ICAN-Indonesia
Meskipun sebelumnya krisis listrik berlanjut yang mempersulit kehidupan komunitas suku Pulangiyen di salah satu daerah pegunungan yang paling terpencil di Mindanao, Filipina bagian selatan, kini mereka bisa menikmati listrik dan air minum tanpa gangguan.

Kebutuhan listrik dilayani oleh pembangkit listrik tenaga air yang dipasang dua tahun lalu oleh Environmental Science for Social Change (ESSC), sebuah lembaga yang dikelola Yesuit.

Aliran Sungai Pulangi bisa menjadi pembangkit listrik dengan menyediakan daya yang cukup untuk menerangi 50 kepala keluarga (KK) di komunitas Sitio Bendum.

Aliran sungai yang sama juga menyediakan suku itu air minum yang dingin berkat inovasi ESSC.
Total biaya untuk pembangkit tenaga listrik itu dan sistem pompa sekitar US $ 37.000.

ESSC, sebuah lembaga penelitian Yesuit yang menggunakan metode ilmiah dan program terjangkau untuk meningkatkan kelestarian lingkungan dan keadilan sosial.

Didirikan oleh Pastor Pedro Walpole SJ, pusat penelitian itu juga mengelola Pusat Pendidikan dan Kebudayaan Apu Palamguwan di Sitio Bendum. Di sini, warga Pulangiyen belajar membaca, menulis dan dididik tentang tradisi dan budaya mereka sendiri.

Pendidikan dinilai oleh Pastor Walpole sebagai landasan dalam budaya sendiri dan merupakan hal yang penting untuk memberikan kontribusi yang produktif bagi masyarakat.

Pusat ini juga menekankan pentingnya membuat pendidikan mudah diakses oleh masyarakat adat dan responsif terhadap kebutuhan mereka.

Ia mengakui bahwa sistem pengetahuan komunitas suku sendiri harus sepenuhnya dimasukan ke dalam kurikulum.

Sementara sejumlah KK lain di Bendum juga dapat mengambil listrik dari PLN, tapi juga didukung sepenuhnya oleh pembangkit listrik tenaga air dari ESSC.

“Saya melihat masa depan yang sangat baik untuk pembangkit listrik tenaga air,” kata direktur program ESSC Eric Popoy 'Bruno'. “Pembangkit itu kini dijadikan sebagai model bagi desa-desa.”

“Kami harus pandai dalam mengambil keuntungan dari apa pun sumber daya yang kami miliki,” tambahnya. “Tapi, kami juga harus diingat bahwa sumber daya ini terbatas jadi kami harus menggunakannya secara baik.” (Sumber: Mini-power plant keeps local tribe connected)

Paus Benediktus: Melakukan kehendak Allah adalah kebebasan sejati

Paus Benediktus XVI (foto: bigdaynews)
Dalam pertemuan dengan uskup dari konferensi wali gereja Italia pada 24 Mei, Paus Benekdiktus menyinggung tantangan gereja untuk memberitakan Injil. Menurutnya tanpa memperbaharui kualitas iman, maka seseorang akan sulit untuk bisa menjadi perkabar Injil.

"Kita tidak akan bisa melakukan tindakan misi penginjilan tanpa memperbaharui kualitas iman kita sendiri dan doa. Kita tidak akan dapat memenangkan umat manusia kepada Injil kecuali kita sendiri yang pertama kembali mendalami pengalaman cinta mula-mula kepada Allah,” ungkap Paus seperti dikutip dari speroforum, pada Kamis (24/5).

Paus menilai saat ini banyak orang yang telah kehilangan identitas iman mereka. “Banyak orang percaya yang kehilangan identitas mereka. Mereka tidak tahu lagi apa itu iman dan seberapa penting iman, atau mereka berpikir bahwa mereka tetap dapat menumbuhkan iman tanpa perantara gereja,” ungkap Paus.

Untuk itu salah satu tantangan yang dihadapi penginjil adalah bagaimana menjelaskan bahwa melakukan kehendak Allah bukanlah sebuah pengekangan. “Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana membuka pikiran dan hati mereka kepada Allah, sehingga memahami bahwa melakukan kehendak Allah bukanlah sebuah pengekangan melainkan kebebasan sejati dalam hidup,” ungkap Paus. (Jawaban.com)

Video yang membuat Youtube mendapat kritikan tajam

Written By Menara Penjaga on Jumat, 25 Mei 2012 | 05:07

Video yang membuat Youtube mendapat kritikan tajam di-upload tanggal 16 Mei 2012 lalu.

Hanya dua jam setelah itu video yang diberi judul “Homosexual Marriage (WARNING!) Look to Canada” ini telah dinonaktifkan oleh Youtube dengan alasan melangar kebijakannya mengenai “hate speech” (ungkapan kebencian). Memang video ini mendapat “bendera” (flagged) dari sejumlah user.

Menurut kebijakan Youtube “[p]ada saat sebuah video diberi tanda (flagged), video tersebut direview oleh tim Youtube menurut kebijakan yang telah ditetapkan. Setelah direview, kami memutuskan bahwa video(-video) ini mengandung bahan yang melanggar pedoman kami, dan telah non-aktifkan.”

Kebijakan Youtube antara lain:
"Kami mendukung kebebasan berpendapat  dari setiap orang dan berpihak pada hak masing-masing orang untuk mengekspresikan pendapatnya yang tidak dianut secara umum. Akan tetapi kami tidak mengizinkan adanya ungkapan kebencian (ungkapan yang menyerang atau melecehkan sebuah kelompok atas dasar ras, etnisitas, agama, keterbatasan fisik atau mental, gender, umur, status veteran, orientasi seksual/identitas gender.)”

Masalahnya adalah video yand dibuat oleh Bradlee Dean ini tidak menyerang atau melecehkan pelaku hubungan gay, melainkan mempertanyakan suatu kebijakan yang diakibatkan oleh kejadian faktual dan keputusan politik di Kanada.

Tindakan Youtube ini kemudian menjadi sorotan berbagai media di Amerika, hanya saja di Indonesia sepertinya berita ini lolos dari radar media lokal. Tanggapan dan dukungan dari publik Amerika untuk pesan dalam video itu akhirnya memaksa Youtube untuk membuka video ini kembali, dan sekarang dapat dilihat di sini. (NewsBusters/Youtube)

12 orang Koptik Mesir divonis seumur hidup

Umat Kristen Koptik menangisi korban meninggal
dalam peristiwa kerusuhan yang menyebabkan
12 orang (5 di antaranya Muslim) meninggal
dan dua gereja dibakar di Kairo (5/8). Foto: Reuters
Pengadilan di Mesir baru-baru ini menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada 12 orang penganut Kristen Koptik setelah dinyatakan terbukti terlibat dalam bentrokan yang menewaskan dua orang tahun lalu. Sementara, 8 orang dari kelompok lainnya yang juga diajukan di dalam pengadilan ini dalam kasus yang sama diputus bebas.

Seperti dilaporkan The Associated Press, Senin (21/5), kasus ini bermula dari perselisihan seorang supir bus dengan penjaga keamanan rumah seorang konglomerat beragama Kristen Koptik. Sang supir ini tidak terima dengan adanya pembuatan polisi tidur di depan rumah konglomerat ini.

Berdasarkan keterangan sang sopir, saat ia mengatakan keberatannya itu ia justru dipukul oleh penjaga keamanan. Tidak terima dengan perlakuan tersebut, sepulang ke desanya pria itu mengeluh ke rekan-rekan tetangga dan ke sebuah kelompok garis keras.

Menerima informasi ini, mereka mendatangi daerah Kristen di mana rumah konglomerat itu berada. Masyarakat Koptik Kristen menilai mereka akan menyerang sehingga dari atas tembok melakukan penembakan, demikian menurut Ishak Ibrahim, seorang peneliti hak-hak asasi. Dua orang dari kelompok tersebut tewas dan dua lainnya luka-luka.

Selang beberapa hari kemudian masyarakat desa yang marah membakar rumah-rumah dan toko-toko yang dimiliki umat Kristen Koptik di sana.

Pemerintah transisi kemudian memerintahkan aparat berwajib menangkap para tersangka di kedua belah pihak.

Kedua belas orang Kristen Koptik tersebut dinyatakan bersalah oleh pengadilan atas tuduhan menyebabkan kerusuhan, memiliki senjata ilegal, dan terbunuhnya dua orang dari kelompok Muslim di propinsi Minya, 220 kilometer dari Kairo.

Ibrahim menilai adanya ketidak-adilan dalam kasus yang kembali menunjukkan dampak merugikan dari tindakan kekerasan itu. 

Keputusan ini sudah tidak dapat diajukan banding, tetapi dewan militer Mesir memiliki kewenangan untuk meminta pengadilan ulang. (AP/jawaban.com)

Hugh White: Ekonomi Indonesia akan lebih besar dari Australia

Written By Menara Penjaga on Rabu, 23 Mei 2012 | 07:09

(foto: ppia-flinders)
Sebuah laporan dari harian The Australian, Selasa (22/05) mengungkapkan bahwa seorang ahli studi strategis Australia, Hugh White dari Australian National University (ANU), berpendapat bahwa bantuan pembangunan yang diberikan oleh Australia kepada Indonesia bisa menjadi hal yang "memalukan" bagi Australia. 

Menurutnya di masa mendatang, ekonomi Indonesia akan lebih besar, yaitu keempat terbesar di tahun 2040, dan akan tiga kali lebih besar dibandingkan Australia di tahun 2050. "Jadi dalam waktu dekat, bantuan pembangunan ke negara yang lebih kaya dari Australia akan menjadi hal yang memalukan," kata White.

Menurut White dana bantuan tersebut lebih baik digunakan untuk mengirim 10 ribu warga muda Australia setiap tahunnya ke Indonesia untuk mempelajari bahasa Indonesia dan mengenal Indonesia lebih dalam. Menurut Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia bantuan dana pembangunan untuk Indonesia untuk anggaran 2012-2013 adalah 578 juta dollar AS, bantuan terbesar dalam hubungan bilateral. 

Prof. White menambahkan bahwa tidak benar bantuan pembangunan ini menunjukkan solidnya hubungan antar kedua negara dan merupakan hal yang dibutuhkan agar Indonesia menjadi lebih makmur. Dirinya mengakui bahwa bantuan pembangunan ini bisa membantu mengurangi kemiskinan di Indonesia, namun "hal tersebut tidak membantu membangun hubungan yang seharusnya ada ketika Indonesia sudah menjadi negara besar." (jawaban.com)

Kami tak membenci: Koalisi gereja kulit hitam menentang pernikahan sejenis

(foto: naltblackchurch)
The National Black Church Initiative (NBCI),  sebuah koalisi dari 34.000 gereja kulit hitam di Amerika dan Amerika Latin dari 15 denominasi, mengecam keputusan National Association for the Advancement of Colored People (NAACP), organisasi hak sipil warga non-kulit putih di Amerika, yang mendukung pernikahan sesama jenis.

Dalam pernyataannya, NAACP mendukung pernikahan sejenis sebagai hak sipil dan menentang setiap upaya untuk mendiskriminasi atau membenci anggota masyarakat yang menyukai sesama jenis. Aksi NAACP ini dipicu oleh pernyataan presiden Obama waktu lalu yang mendukung pernikahan sejenis.

Pdt. Anthony Evans, bersama NBCI, menentang dukungan presiden dan NAACP terhadap pernikahan sesama jenis. Pdt. Evans mengingatkan kelompoknya sama sekali tidak membenci kaum gay, namun mereka tetap tidak akan mendukung pernikahan sejenis. "Kami mencintai saudara dan saudari kita yang gay, tapi gereja kulit hitam tidak akan mendukung pernikahan gay. Hal ini (pernikahan sejenis) sangat berlawanan dengan ajaran Yesus Kristus," katanya.

Dia memperingatkan bahwa Obama dan NAACP akan kehilangan dukungan di antara gereja-gereja kulit hitam karena pernyataan mereka itu.
Ketua NAACP terpilih, Benjamin, mendukung kesetaraan perkawinan sejenis serta menjamin untuk memberikan perlindungan. "Pernikahan Sipil adalah hak sipil dan masalah hukum perdata. Dukungan NAACP untuk kualitas pernikahan berakar dalam Amandemen keempatbelas dari Konstitusi Amerika Serikat dan perlindungan yang sama untuk semua orang," katanya.

Berita terkait. WND melaporkan (5/18) bahwa Youtube telah memblokir sebuah video yang mendokumentasikan dampak praktek pernikahan sejenis yang dilegalkan di Canada dengan alasan "hate speech" (ungkapan kebencian). Dalam video yang ditujukkan untuk publik Amerika itu, Bradlee Dean dari organisasi pelayanan You Can Run But You Cannot Hide yang berargumentasi bahwa pada kenyataannya "pernikahan sejenis bukanlah tentang pernikahan."

"Sebagai contoh," ungkapnya, "apa kaitannya antara menurunkan batas usia untuk pelaku anal seks dengan pernikahan sejenis? Apa hubungannya dengan keluarga dan anak-anak yang disekolahkan dirumah? Apa urusannya dengan negara masuk dan memaksa gereja-gereja untuk melakukan pemberkatan nikah sejenis?" Dean menyebut bahwa "[pernikahan sejenis] adalah pembalikan hukum oleh pemerintah yang totalitarian."

NewsBusters melaporkan bahwa perundangan yang mengatur "hate speech" di Canada telah digunakan oleh gay ekstrimis untuk "melarang orang Kristen yang menyekolahkan anaknya di rumah mengajarkan bahwa hubungan sejenis adalah dosa."

Video Dean yang diblok dua jam sesudah diupload dibuka kembali kemarin (5/21) setelah tindakan Youtube tersebut menarik perhatian media dan dianggap melanggar kebebasan berpendapat. (jawaban/WND/newsbusters)


Moraes Irma: Wanita tua yang menjadi terang Kristus di Times Square

Written By Menara Penjaga on Selasa, 22 Mei 2012 | 10:27

Moraes Irma, kanan (foto:assistnews)
Times Square terkenal untuk lampu terang dan pertunjukan Broadway. Tetapi di bawah cahaya neon, Anda akan menemukan seorang wanita tua yang telah mendedikasikan hidupnya untuk memberitakan injil.

Selama lebih dari 40 tahun, Moraes Irma (84) membagi-bagikan traktat di Big Apple dan memberitahu orang-orang tentang Yesus.

Moraes adalah orang Brazil, walaupun dia telah pindah ke New York sejak 1964 bahasa Inggrisnya masih belum fasih, namun itu tidak menghentikan dia dari kembali malam demi malam untuk berdoa dan bersaksi bagi Kristus.

Menurut Moraes Times Square adalah tempat yang sempurna untuk memberitahu orang tentang Yesus, namun selain kendala bahasanya Mores juga memiliki kendala lain.

"Hal tersulit adalah dingin. Itu membuat saya merasa beku, maka saya harus pulang," katanya.

Mores selalu mendoakan setiap orang yang berbicara dengannya. Dan sekalipun ia mengaku kadang-kadang merasa lelah, dia tetap melanjutkan pelayanan ini karena masih banyak jiwa yang harus dimenangkan. (jawaban.com)

Ketua Umum PBNU: Kebebasan beragama telah disalahartikan

Ketua Umum PBNU, Sail Agil Siraj (foto: okezone)
UCAN-Indonesia -- Kebebasan beragama kini mengalami kemunduran, meskipun Indonesia sudah memasuki masa reformasi yang telah berjalan 14 tahun.

Praktik vandalisme yang mengatasnamakan agama kian memperparah demokrasi dan kebebasan memeluk agama.

“Dari sisi itu (kebebasan beragama), reformasi gagal atau tidak seperti yang kita harapkan. Karena kebebasan menimbulkan kebebasan bertindak dengan mengatasnamakan agama itu sendiri,” kata Ketua Umum PBNU Said Aqil saat ditemui di perpustakaan Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, belum lama ini seperti dilansir metrotvnews.com.

Ia mengatakan, kebebasan beragama disalahartikan dan dibelokan kepentingan tertentu.
“Vandalisme lah, main hakim sendiri lah dengan menggunakan kebebasan itu sendiri. Padahal sebenarnya kebebasan itu untuk membangun persaudaraan, kekuatan sipil dan bukan main hakim sendiri,” katanya.

Menurutnya, pascareformasi intoleransi antarumat beragama sangat menonjol sekali.
“Semua lepas dari prinsip agama itu sendiri. Tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. Tapi kalau sudah mulai kepentingan itu yang terjadi,” tukasnya.

Gereja Yerusalem: Harus pindah dalam 30 hari

Written By Menara Penjaga on Sabtu, 19 Mei 2012 | 11:31

Pdt. Steven Khoury yang bekerja untuk Holy Land Missions di Yerusalem telah menerima sebuah pemberitahuan dari pemilik gedung yang mereka pakai untuk ibadah bahwa mereka harus pindah dalam 30 hari.

“Tekanan dari komunitas Muslim begitu kuat sehingga pemilik gedung tidak mempunyai pilihan lain,” ungkap Pdt. Khoury dalam sebuah surat kepada Voice of the Martyrs (VOM). “Dengan tempo hanya 30 hari untuk memindahkan sebuah persekutuan gereja, menyewa tempat lain sebagai solusi sementara bukan merupakan pilihan yang layak. Persekutuan gereja kami membutuhkan tempat menetap.”

Menanggapi surat pemberitahuan itu, komunitas Holy Land Missions segera mengambil waktu untuk berpuasa dan berdoa. Pdt. Khoury sudah menyadari bahwa hal ini akan datang, dan telah sedang berusaha mencari tempat permanen untuk beribadah.

“Kami beruntung dalam berapa tahun terakhir ini dapat menyewa dari sebuah keluarga Muslim yang baik hati dan moderat [red. toleran], tapi itu datang dengan sebuah harga,” ungkap Pdt. Khoury. Dalam beberapa tahun terakhir ini, gedung ibadah tersebut telah dirusak, dan dalam beberapa kesempatan anggota jemaat mendapat serangan secara fisik. Namun demikian, gereja ini telah bertumbuh. Jumlah kehadiran telah meningkat sedemikian rupa sehingga jemaat harus berdiri di lorong untuk dapat mendengar kabar baik. (VOM 5/18)

Tertekan, Presiden Malawi bermaksud mencabut undang-undang yang melarang praktek homoseks

Presiden Joyce Banda (foto: nodeju)
MALAWI, Lilongwe (MP) -- Presiden Malawi, Joyce Banda, mengatakan bahwa hukum yang melarang praktek homoseks dapat dibatalkan sebagai upaya untuk menyenangkan hati donor Barat, demikian dilaporkan Aljazeera.

Hal ini diungkapkannya dalam sebuah pidato di Lilongwe, ibukota Malawi. 

Joyce Banda sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden negara di Afrika Selatan dan menggantikan Presiden Bingu wa Mutharika yang meninggal dunia April lalu.
“Hukum yang mengatur perbuatan keji dan tidak wajar akan dicabut,” ujarnya merujuk pada peraturan yang melarang hubungan sesama jenis.

Pernyataan Presiden Banda di atas tampak sebagai upaya untuk menyenangkan hati “para partner pembangunan yang tidak merasa nyaman dengan hukum yang buruk milik kami.” Partner pembangunan Malawi, atau negara donor, termasuk negara-negara Uni-Eropa.
Akan tetapi presiden perempuan kedua di Afrika setelah Ellen Johnson Sirleaf di Liberia itu mengatakan bahwa untuk mencabut sebuah perundang-undangan diperlukan keputusan di parlemen.

Tidak diketahui berapa banyak dukungan politik yang bisa ia peroleh.
Di Malawi orang yang terang-terangan bergaya hidup homoseks mendapat hukuman.

Tahun 2010 dua orang laki-laki ditangkap setelah melangsungkan acara pertunangan. Keduanya memperoleh hukuman 14 tahun penjara atas tuduhan perilaku tidak wajar dan tindakan keji.
Almarhum Presiden Mutharika memberi pengampunan kepada dua orang tersebut “hanya atas dasar kemanusiaan” sambil bersikeras bahwa mereka itu telah “melakukan kejahatan terhadap budaya kami, agama kami, dan perundang-undangan kami.”

Menurut Aljazeera, pidato Banda tersebut disambut dengan baik oleh aktivis HAM. Maret lalu Pengadilan HAM Eropa memutuskan bahwa pernikahan sesama jenis bukan sebuah hak asasi manusia. []


Updated 23/9/12.

Ribuan umat Kristiani berdoa untuk perdamaian

Umat Kristen di gelora Bung Karno (foto:facebook)
UCAN-Indonesia (18/5) -- Sekitar seratus ribu umat Kristen [Protestan] dan Katolik yang berkumpul di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, kemarin, dalam rangka perayaan puncak World Prayer Assembly 2012 (WPA 2012) berdoa agar Indonesia dan dunia bisa menjadi lebih baik, bebas dari krisis dan persoalan-persoalan sosial lainnya.

“Pokok doa utama di WPA adalah memohon kepada Allah agar Indonesia mengalami kebangkitan ekonomi, terhindarkan dari berbagai bencana alam, dan terjadi kebangkitan rohani dan moralitas,” kata Pendeta Bambang Widjaja, Ketua Panitia WPA 2012 dalam jumpa pers sebelum acara dimulai.
Ia menambahkan, doa ini juga bertujuan untuk mendatangkan kesejahteraan, keadilan, kemakmuran, kebahagiaan, kedamaian, suka cita bagi dunia.

“Biar dunia kita bebas dari kejahatan dan hal-hal negatif lainnya”, kata Pendeta Bambang yang juga Sekretaris Dewan Pertimbangan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) ini.

Oleh Ryan Dagur, Jakarta (baca seterusnya di sini)

Presiden: Ciptakan kehidupan berbangsa tanpa kekerasan

Presiden Yudhoyono (foto: yimg)
UCAN-Indonesia -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua pihak untuk mengisi kehidupan berbangsa tanpa kekerasan dan kebencian, sehingga Indonesia bisa mencapai cita-cita kesejahteraan bersama.

“Kita isi kehidupan berbangsa tanpa kekerasan dan kebencian. Kehidupan berbangsa yang berlandaskan pada pengembangan sikap welas asih yang menyuburkan keharmonisan, keselarasan,dan toleransi, antar warga bangsa,” kata Yudhoyono dalam sambutan Perayaan Dharmasanti Waisak Nasional Umat Budha Indonesia 2556 BE/2012 di Jakarta, Rabu malam seperti dilansir ANTARA.

Tema perayaan Dharmasanti Waisak Nasional itu adalah Meningkatkan Cinta dan Belas Kasih. Menurut Yudhoyono, tema itu sangat cocok dengan cita-cita kehidupan berbangsa yang penuh kedamaian.

Yudhoyono menegaskan, semua warga negara Indonesia harus mengedepankan semangat kebangsaan. Semangat itu harus menjadi inspirasi yang mendorong semua orang untuk selalu mengedepankan kerjasama dan saling melengkapi antar seluruh komponen bangsa, sehingga bisa mengatasi beragam tantangan zaman dan peradaban yang tidak ringan.

“Mari kita senantiasa suburkan sikap toleransi, guna menjamin terpeliharanya kondisi kehidupan berbangsa yang damai dan harmonis,” katanya.

Yudhoyono meminta semua pemuka agama untuk terus mengedepankan kearifan, pandangan positif, dan kemuliaan, dalam mengajak umatnya ketika menyikapi beragam tantangan pembangunan.

“Berikan pencerahan yang bijak dan mencerdaskan, seraya terus menunjukkan keteladanan di lingkungan umat saudara masing-masing,” kata Yudhoyono.

Pengurus PGI melapor ke Komnas HAM terkait penutupan gereja di Aceh

Written By Menara Penjaga on Kamis, 17 Mei 2012 | 23:12


(foto: UCAN Indonesia)
Jakarta -- Pengurus Persatuan Gereja Indonesia (PGI) bersama perwakilan organisasi gereja mengadu ke Komnas HAM terkait kasus penutupan dan pelarangan ibadah bagi para jemaat di 17 gereja [menurut laporan lain 16 gereja dan satu tempat tempat ibadah aliran kepercayaan] di Kabupaten Aceh Singkil, Nanggroe Aceh Darussalam, Selasa (15/5), demikian dilaporkan Liputan6.com.

Pelarangan itu dianggap pelanggaran HAM bagi kebebasan beribadah bagi jemaah gereja. Dalam laporan yang diterima komisioner Komnas HAM Jhony Simanjuntak, PGI mempertanyakan kejanggalan atas penutupan 17 gereja oleh organisasi keagamaan di wilayah itu terkait perizinan. Pihak PGI mengaku memiliki izin dari kepala kampong, tempat gereja-gereja tersebut berdiri, meski belum memiliki izin resmi dari pemerintah setempat, lanjut laporan tersebut.

Jawaban.com melansir bahwa Sekretaris Eksekutif PGI bidang Marturia Favor Bancin mengatakan penutupan dilakukan karena ada tekanan dari ormas tertentu.

“Penutupan karena ada tekanan dari ormas tertentu yang mengklaim sebagai FPI (Front Pembela Islam),” katanya di ruang pengaduan Komnas HAM, Jakarta, Selasa (15/5).

Insiden ini mendapat tanggapan dari Taufiq Kiemas usai bersilaturahmi dengan Sekretaris Eksekutif Konferensi Wali Geraja Indonesia (KWI) Edi Purwanto, di kantor KWI, Menteng Jakarta, Rabu (16/5). "Ini masalah baru. Selama ini yang saya tahu tidak pernah itu terjadi di Aceh," katanya seperti dilansir Seruu.com. "Ini soal musyawarah mufakat saja. Pada tataran ideologi kan tidak ada masalah di situ," tegasnya.

Sejumlah tanggapan dari warga Aceh mengemuka seperti dilaporkan oleh UCAN Indonesia.
"Di Aceh belum pernah terjadi konflik agama, jangan sampai karena permasalahan tersebut konflik agama terjadi di Aceh atau permasalahannya terjadi di daerah lain," kata Munira, warga Aceh sekaligus tenaga pendidik di salah satu Pesantren.

Disebutkan bahwa sebanyak 16 gereja (bukan 17) dan satu tempat ibadah aliran kepercayaan disegel oleh tim penertiban rumah ibadah yang dibentuk Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil. Penyegelan dilakukan sejak Selasa (1/5) lalu.

Peraturan Bersama Dua Menteri tentang Rumah Ibadah; Peraturan Gubernur No 25/2007 tentang Izin Pendirian Rumah Ibadah di Aceh, Qanun Aceh Singkil No 2/2007 tentang Pendirian Rumah Ibadah, dan surat perjanjian bersama antara komunitas Islam dan Kristen dari tiga kecamatan di Aceh Singkil (Kecamatan Simpang Kanan, Kecamatan Gunung Meriah, dan Kecamatan Danau Paris yang diteken pada 11 Oktober 2001) digunakan sebagai alasan penyegelan.

Organisasi Katolik Korea berjuang untuk membantu korban kekeringan di Afrika

Ilustrasi (foto: ucar)
SEOUL (AsiaNews [15/5]) – Karitas Korea telah memutuskan untuk segera mengirim USD 250.000 ke negara-negara Afrika yang terkena dampak kekeringan. Pengiriman bahan-bahan pokok telah dimulai, dan organisasi Katolik tersebut telah meluncurkan program pengumpulan dana darurat untuk mendapatkan uang sebisa mungkin untuk disalurkan di daerah-daerah yang mengalami tragedi ini.

Pemimpin dari tim pendukung Karitas Korea, Nona Shin, mengatakan kepada AsiaNews: “Kami tidak bisa hanya melihat anak-anak mati kelaparan tanpa melakukan apa-apa.”

Ia menjelaskan, “Pada saat ini di Afrika Utara ada lebih dari 12 juta orang yang sedang berada dalam situasi kekurangan makanan yang menguatirkan. Masalah yang dihadapi tahun ini adalah kurangnya curah hujan yang telah mengakibatkan kurangnya produksi sereal. Lebih lagi, meningkatnya harga bahan makanan di seluruh dunia mengancam semakin dikuranginya jatah internal, yang dijual ke luar negeri daripada kepada penduduk.”

“Ingat juga bahwa revolusi musim semi di Arab yang memaksa ratusan ribu orang mengungsi dari negara-negara mereka. Niger, Burkina Faso, Senegal dan Chad telah dipenuhi para pengungsi dari Libya, Cote d'Ivoire dan Mali: Saat ini ada sekitar 12 juta orang sedang dalam kesesakan dan hidup dengan satu kali makan sehari itupun sangat sederhana. Kami butuh dana sebelum awal permulaan musim semi, kita harus menolong mereka sebelum terlambat.”

Dengan Karitas,  dan bersama negara-negara lain, Korea telah mulai mengirimkan bantuan makanan, air dan obat-obatan. Nona Shin menyuarakan permohonannya kepada umat Katolik di seluruh dunia: “Situasi saat ini sangat serius dan darurat. Kita harus menempuh segala kemungkinan untuk menyelamatkan hidup saudara-saudari kita di Afrika Utara.”

Bentrokan memiskinkan masyarakat Kota Ambon

Ilustrasi: Kerukunan antar umat beragama
(foto: antara)
Perayaan Hari Ulang Tahun Pattimura di Kota Ambon, Selasa (15/5/2012), diwarnai bentrokan antarwarga. Bentrokan terjadi sekitar pukul 06.10 WIT saat rombongan iring-iringan obor Pattimura dari Kawasan Batu Merah melintasi Kawasan Mardika Kota Ambon, demikian dilaporkan oleh Kompas.com.

Hal ini terjadi di tengah-tengah persiapan pelaksanaan MTQ XXIV tingkat nasional yang akan dilaksanakan di Kota Ambon pada awal Juni. Insiden ini dikatakan tidak akan membatalkan kegiatan ini.

Masyarakat Ambon, baik Muslim maupun Kristen, telah bertekad untuk menyukseskan pelaksanaannya.

Sebelumnya telah dilaporkan bahwa Komisariat Daerah Pemuda Katolik Maluku telah menyiapkan relawan untuk membantu kelancaran kegiatan ini. "Kami siap mengamankan kegiatan nasional umat Islam itu sebagai cerminan budaya hidup orang basudara (saudara) yang merupakan warisan leluhur dan harus dilestarikan," kata Ketua Komda Pemuda Katolik Maluku Agus Ufie, seperti dilansir Antara.

Pada laporan lainnya dikatakan, umat Kristen Protestan telah menyiapkan 100 Pastori ( rumah tempat tinggal pendeta) dan Katholik siap menampung kafilah di wisma Gonzalo.

"Saya yang pemeluk agama Islam sungguh terharu dengan kesiapan umat Kristen, baik Protestan maupun Katholik berperanserta menyukseskan MTQ sebagai cerminan hidup para leluhur mengajak hidup damai dengan saling membantu disemangati budaya masohi (gotong royong)," kata Jhon Pattisahusiwa, Sekretaris Majelis Latupati Maluku sekaligus Raja (sapaan kepala desa di Maluku) Negeri Sirisor Islam.

Kejadian yang mengakibatkan timbulnya korban luka-luka dan korban materil ini kembali mengingatkan kerusuhan yang merobek-robek Maluku antara 1999 dan 2001, dan walau dalam sekala yang jauh lebih kecil menunjukkan bahwa bentrok antar-warga adalah proses pemiskinan, bukan hanya nilai-nilai kemanusiaan dan ekonomi, tetapi juga membawa masyarakat menjadi miskin kedamaian.

Bentrokan bukan konflik antara Muslim dan Kristen melainkan krisis kedamaian dalam masyarakat Kota Ambon. Keterbukaan seluruh anggota masyarakat untuk memisahkan antara agama, kampung tempat tinggal, dan para pelaku konflik sangat diperlukan, dan pada saat yang sama kredibilitas negara dalam menegakkan hukum harus dijaga dan ditegakkan.

Pemprov Maluku telah menyatakan siap membayar seluruh biaya rumah sakit untuk para korban bentrokan antar-warga di Ambon yang saat ini tengah dirawat di sejumlah rumah sakit di Kota Ambon.***
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Menara Penjaga - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger