Fr. Alexis Tarasov (foto: LSN) |
RUSIA, Volgograd, (18 Oktober 2012).
Fr.
Alexis Tarasov, seorang pendeta
Ortodoks di wilayah Volgograd
(sebelumnya Stalingrad), Rusia,
mendapat pujian dari Departemen Kesehatan negara itu kerena karyanya
dalam mengurangi jumlah pengguguran bayi dalam kandungan di daerah
pelayanannya. Upaya pribadinya dalam memberikan konseling dan
membantu wanita untuk menjaga bayi mereka telah mengurangi tingkat
aborsi di wilayah Volgograd sebesar 25 persen selama lima tahun
terakhir.
Fr. Alexis mulai berupaya menyelamatkan kehidupan di parokinya yang terletak di kota Voljsk. Ia menghabiskan waktu berjam-jam berbicara dengan para wanita yang sedang menimbang-nimbang untuk menggugurkan kandungan mereka. Dia memperluas upayanya itu dengan mengunjungi rumah sakit setempat. Bersama rekan-rekan imam yang sepemikiran dengannya, ia mendirikan pusat krisis wanita hamil.
Fr. Alexis terus berupaya membantu wanita Rusia menemukan jalan yang lebih baik dalam hidup.
Dengan dukungan dari keuskupannya, ia melakukan pendekatan dengan pemerintah lokal untuk mendapatkan bantuan dalam rangka memperluas proyek tersebut.
"Program ini disetujui pada tahun 2002 oleh administrasi pemerintah Voljsk, kemudian ide ini dikembangkan untuk mencakup wilayah dengan dukungan administrasi Volgograd," ungkap Fr. Alexis.
Hasilnya adalah pembentukan Pusat Perlindungan Ibu dan Anak, di bawah pengawasan Archangel Raphael Orthodox Medical Society.
Menurut data dari Departemen Kesehatan, lebih dari 2.000 wanita Volgograd telah memilih untuk meninggalkan niat awal mereka untuk melakukan aborsi.
Fr. Alexis mulai berupaya menyelamatkan kehidupan di parokinya yang terletak di kota Voljsk. Ia menghabiskan waktu berjam-jam berbicara dengan para wanita yang sedang menimbang-nimbang untuk menggugurkan kandungan mereka. Dia memperluas upayanya itu dengan mengunjungi rumah sakit setempat. Bersama rekan-rekan imam yang sepemikiran dengannya, ia mendirikan pusat krisis wanita hamil.
Fr. Alexis terus berupaya membantu wanita Rusia menemukan jalan yang lebih baik dalam hidup.
Dengan dukungan dari keuskupannya, ia melakukan pendekatan dengan pemerintah lokal untuk mendapatkan bantuan dalam rangka memperluas proyek tersebut.
"Program ini disetujui pada tahun 2002 oleh administrasi pemerintah Voljsk, kemudian ide ini dikembangkan untuk mencakup wilayah dengan dukungan administrasi Volgograd," ungkap Fr. Alexis.
Hasilnya adalah pembentukan Pusat Perlindungan Ibu dan Anak, di bawah pengawasan Archangel Raphael Orthodox Medical Society.
Menurut data dari Departemen Kesehatan, lebih dari 2.000 wanita Volgograd telah memilih untuk meninggalkan niat awal mereka untuk melakukan aborsi.
Fr.
Alexis menjelaskan bahwa fokus dari upaya itu sederhana, yaitu
1) menyediakan para
konselor yang terlatih dan simpatik dalam
mendengarkan keprihatinan para wanita;
2) memberi para
wanita ini informasi lengkap tentang prosedur aborsi serta
kemungkinan munculnya dampak terhadap kesehatan dan kebaikannya
sendiri; dan
3) menawarkan mereka
bantuan yang mereka perlukan.
"Cukup sering, satu-satunya hal yang diperlukan bagi seorang ibu untuk mengubah keputusan yang buruk ini adalah berbicara dengan seseorang dengan hati yang terbuka," kata Fr. Alexis.Natalia Ermishkina, 31, adalah salah satu wanita yang mengurungkan niatnya melakukan aborsi. Ibu muda ini mengatakan bahwa ia telah kehilangan tempat tinggalnya di perumahan bersubsidi setelah ditinggalkan oleh pria yang berjanji untuk menikahinya dan membesarkan anak mereka. Karena putus asa, Natalia memutuskan untuk menyingkirkan anak itu.
"Para psikolog di bidang prenatal mendengarkan saya dan menyarankan saya untuk berbicara kepada Bapa Alexis," kata Natalia. "Saya pergi kepadanya dan saya tidak menyesal. Saya melahirkan Alexandra, dan Pusat [Perlindungan Ibu dan Anak] membantu saya dengan perumahan dan pakaian untuk anak. Saya punya seorang anak perempuan, dan sekarang saya mulai percaya dan berharap untuk sebuah kehidupan yang lebih baik."
Pastor Alexis telah mengupayakan bantuan bagi ibu yang melahirkan bayinya dengan memberikan bantuan hukum serta pakaian lewat Pusat Perlindungan Ibu dan Anak, dan ia berharap untuk dapat menyediakan lebih lagi perumahan bagi mereka.
"Dalam segala kemungkinan, kami berusaha untuk membantu para wanita yang membutuhkan. Sekarang ada kebutuhan mendesak untuk pembangunan rumah bagi para ibu yang membutuhkan tempat tinggal. Pembangunan tempat tinggal ini sekaligus meperlengkapinya adalah penting sekali supaya para wanita ini dapat hidup dengan anak-anak mereka sampai masalah perumahan mereka diselesaikan," kata Pastor Alexis.
"Cukup sering, satu-satunya hal yang diperlukan bagi seorang ibu untuk mengubah keputusan yang buruk ini adalah berbicara dengan seseorang dengan hati yang terbuka," kata Fr. Alexis.Natalia Ermishkina, 31, adalah salah satu wanita yang mengurungkan niatnya melakukan aborsi. Ibu muda ini mengatakan bahwa ia telah kehilangan tempat tinggalnya di perumahan bersubsidi setelah ditinggalkan oleh pria yang berjanji untuk menikahinya dan membesarkan anak mereka. Karena putus asa, Natalia memutuskan untuk menyingkirkan anak itu.
"Para psikolog di bidang prenatal mendengarkan saya dan menyarankan saya untuk berbicara kepada Bapa Alexis," kata Natalia. "Saya pergi kepadanya dan saya tidak menyesal. Saya melahirkan Alexandra, dan Pusat [Perlindungan Ibu dan Anak] membantu saya dengan perumahan dan pakaian untuk anak. Saya punya seorang anak perempuan, dan sekarang saya mulai percaya dan berharap untuk sebuah kehidupan yang lebih baik."
Pastor Alexis telah mengupayakan bantuan bagi ibu yang melahirkan bayinya dengan memberikan bantuan hukum serta pakaian lewat Pusat Perlindungan Ibu dan Anak, dan ia berharap untuk dapat menyediakan lebih lagi perumahan bagi mereka.
"Dalam segala kemungkinan, kami berusaha untuk membantu para wanita yang membutuhkan. Sekarang ada kebutuhan mendesak untuk pembangunan rumah bagi para ibu yang membutuhkan tempat tinggal. Pembangunan tempat tinggal ini sekaligus meperlengkapinya adalah penting sekali supaya para wanita ini dapat hidup dengan anak-anak mereka sampai masalah perumahan mereka diselesaikan," kata Pastor Alexis.
"Hal
ini sulit tanpa bantuan dari pihak berwenang, dan tanpa uluran tangan
para dermawan, kami takkan bisa melakukannya," ungkap imam Gereja Ortodoks Rusia
yang telah mendapatkan penghargaan dari World
Congress of Family ini. (LSN/MP)
0 komentar :
Posting Komentar