Stephane Charbonnier (foto: AFP). |
PRANCIS, Paris (19/9/12).
Sementara luka hati umat Muslim yang
diakibatkan oleh film kampungan “The Innocence of Muslims” masih
miris sembilu, Stephane Charbonnier coba menjadi berita dengan
menerbitkan kartun-kartun yang sengaja hendak menghina Islam dan nabi
junjungannya.
Charlie Hebdo, majalah mingguan
yang dipimpin oleh Carbonnier, memang sudah punya reputasi. Majalah
ini pernah menerbitkan karikatur Nabi Muhammad bulan November
lalu. Apa lagi tujuannya jika bukan untuk membuat marah umat Muslim.
Serangan bom molotov di kantor majalah ini di Paris waktu itu
dikaitkan dengan sikap melecehkan majalah ini.
Theatre de la Ville di Prancis yang dipakai untuk pertunjukkan yang menghina umat Kristen (foto: AFP). |
Dalam tanggapannya terhadap penerbitan
kemarin Charbonnier mengungkapkan, "Kalau kita mulai mengatakan
bahwa kita tidak bisa menerbitkan kartun-kartun ini karena ada risiko
seseorang akan kaget maka kita akan mengurungkan niat membuat kartun
lain karena akan ada tekanan terhadap kartun lebih lunak dan
seterusnya dan kita akan berhenti membuatnya," demikian dilansir
BBC.
Menyikapi kemungkinan akan adanya
protes umat Muslim terhadap Prancis, Menteri Luar Negerinya, Laurent
Fabius, telah menginformasikan akan ditutupnya kedutaan, pusat
kebudayaan, dan sekolahnya di negara-negara tertentu.
Sementara itu, Perdana Menteri Prancis
Jean-Marc Ayrault mengatakan kebebasan berbicara memang
dijamin di Prancis, tetapi harus digunakan dengan penuh tanggung
jawab.
Hal ini memang kelihatannya masih
kurang disadari di Prancis.
Oktober tahun lalu sekelompok orang
Kristen Katolik (yang dilabel “fundamentalis” oleh AFP)
melakukan protes terhadap sebuah pertunjukan di Theatre de la
Ville dekat katedral Notre Dame. Sekitar
20 orang ditahan dalam aksi protes yang melibatkan pelemparan bom
busuk dalam sebuah pertunjukkan di mana gambar wajah
Kristus dilumuri kotoran buatan. (MP)
0 komentar :
Posting Komentar