(gambar: BBC) |
15 Orang dilaporkan tewas dalam serangan terhadap dua gereja di Garissa, sebuah kota yang terletak dekat perbatasan dengan Somalia.
Para pimpinan agama Islam di Garissa mengutuk serangan itu dan menyerukan supaya hubungan antara Islam dan Kristen diperkuat.
Wilayah perbatasan Kenya menghadapi ketegangan sejak pemerintah mengirimkan pasukan untuk mengejar kelompok militan as-Shabab ke Somalia.
“Ada orang-orang di luar sana yang ingin menjadikan Kenya seperti Nigeria,” ungkap Wachu Adan, ketua dari Dewan Tertinggi Umat Muslim Kenya, “Tidak boleh dibiarkan perpecahan sektarian terjadi di negeri ini – siapa yang ingin melakukannya pasti akan gagal.”
Adan Wachu mengatakan bahwa dalam pertemuan Dewan Antar-Umat Beragama diputuskan secara bulat bahwa serangan terhadap gereja adalah tindakan “teroris dan terorisme.”
“Karena itu kami semua sepakat untuk bersama-sama bersatu,” ungkapnya.
“Kami memutuskan sebagai rasa kesetia-kawanan pemuda Muslim akan melakukan penjagaan terhadap gereja-gereja tidak hanya di Garissa tetapi juga di tempat-tempat lain di mana dipandang baik oleh umat Kristen.”
“Umat Muslim merasa karena umat Kristen adalah minoritas di wilayah ini maka mereka harus dilindungi dengan segala cara.”
Kebanyakan masyarakat yang tinggal di seputar Garissa adalah berkebangsaan Somalia dan memeluk agama Islam.
“Pemimpin umat Muslim di negeri ini, terlebih khusus di timur-laut Kenya, mengatakan bahwa mereka menawarkan umat Muslim untuk menjaga gereja-gereja, terlebih khusus pada hari-hari Minggu, saat umat Kristen pergi ke gereja dan berdoa,” ungkap Mustafa Ali, yang juga bagian dari Dewan Antar Umat Beragama, Kenya. “Kami tidak boleh sampai di mana umat Kristen menjadikan umat Islam sebagai target dan sebaliknya.”
“Kami mendukung langkah yang diambil oleh pemimin Muslim di Kenya...Apa yang diinginkan al-Shabab adalah menciptakan sikap bermusuhan antara umat Muslim dan Kristen,” ungkap Ali.
Oktober lalu, pasukan dari Kenya masuk ke Somalia untuk mengejar militan al-Shabab yang dituduh sebagai pelaku berbagai penculikan di Kenya dan mengacaukan situasi di wilayah perbatasan. Sejak saat itu, al-Shabab yang telah bergabung dengan al-Qaeda, dianggap sebagai pelaku serangkaian serangan dengan granat dan bom di Kenya. Belum ada tanggapan dari al-Shabab apakah mereka bertanggung jawab atas serangan mematikan Minggu itu. (BBC/themuslimintimes/MP)
0 komentar :
Posting Komentar