Para petinju mengaku mereka dipaksa tinggal di sebuah garasi dan diberi makan tulang dan nasi, serta makanan sisa (foto: ABC). |
AUSTRALIA, Sydney (MP) – Menjadi petinju profesional bukan
berarti kebal terhadap kejahatan perdagangan manusia. Hal ini yang
sementara diselidiki oleh Kepolisian Federal Australia.
Sejumlah petinju asal Filipina
memutuskan untuk melaporkan nasib mereka setelah seorang manejer
tinju asal Sydney memboyong mereka ke negeri kangguru dengan
diiming-imingi kekayaan dan kesuksesan.
Namun bukan sukses atau kekayaan yang
mereka temui.
Menurut pengakuan mereka, Mr. Dido
Bohol, manejer tinju berkebangsaan Filipina-Australia, menjadikan
mereka pembantu rumah tangga tanpa bayaran.
Tragisnya mereka pun diberi tempat
tinggal di garasi yang sangat dingin selang musim dingin.
“Ketika saya di sini, saya jadi
sakit. Saya selalu mimisan ketika bangun pagi karena kedinginan,”
ucap petinju muda Alann J. Tuniacao.
Tuniacao bersama seorang teman petinju
lainnya Czar Amonsot terbang ke Sydney tahun 2010 lalu dengan visa
olahraga sementara.
Tinggal di garasi
“Ia menjanjikan, saya akan
menghasilkan uang di sini. Walaupun saya tidak bertanding, saya bisa
mendapatkan pekerjaan dan mengirimkan uang ke keluarga saya di
Filipina,” tutur Amonsot.
Kenyataan sama sekali berbeda dari
harapan.
Mereka mengaku dipaksa tinggal di
sebuah garasi dengan tiga orang lainnya. “Kami seperti dipenjara.
Kami tidak boleh berkenalan atau berbicara dengan warga Filipina
lainnya,” ungkap Tuniacao.
Tak hanya itu, mereka mengaku dibuat
kelaparan, dan hanya mendapat makan tulang ayam dan nasi atau sisa
makanan dari rumah utama.
Paspor mereka juga ditahan, dan mereka
sekarang berhutang pada sang manejer. Uang yang mereka peroleh dari
bertanding sebagian besar harus diserahkan pada Mr. Bohol.
Mr. Bohol menyangkal tuduhan perdagangan manusia (foto: ABC). |
Apa yang dialami oleh para petinju
Filipina ini diangkat dalam program 7:30 ABC.
Ketika dihubungi lewat telpon Mr. Bohol
menyangkal telah memperlakukan para petinju itu seperti budak, dan
mengatakan bahwa ia sedang menolong mereka.
“Saya tidak pernah mengambil paspor
mereka. Paspor itu punya mereka," katanya. "Itu semua omong kosong. Kami punya persetujuan, semuanya ada di sini. Kami
harus menandatangani kontrak.”
Kematian Roberto Ruiz
Dari penelusuran program investigatif
7:30 sebuah kisah tragis pun terungkap.
Roberto Ruiz juga direkrut oleh Mr.
Bohol tahun 1997, dan bertanding di Ausie selama tiga tahun.
Mengalami pendarahan dan masalah dengan
mata akibat tidak mendapat perawatan, akhirnya memutuskan untuk lari
dari sasana tinju Mr. Bohol.
Ia menjadi imigran tanpa dokumen.
Menghadapi masalah deportasi dan kebutaan, Ruiz dilaporkan bunuh diri
di Sydney.
0 komentar :
Posting Komentar