Paus Fransiskus (foto: Christianity Today). |
MP -- "Paus Fransiskus...adalah
seorang Kristen radikal asli," kata Prof. Paul George Weigel
menceritakan pengalamannya bertemu dengan pemimpin umat Katolik
ini di Buenos Aires, Argentina, 2012 lalu. Radikal yang dimaksud
adalah dalam pengertian bahasa Latin, yang berarti “akar,”
jelasnya kepada LSN (14 Mei '13). [Lihat video.]
“Beliau adalah seorang yang
menyuarakan keyakinan Kristen dan bertekad untuk menjadi dirinya
sendiri. Ia adalah orang yang tidak akan membiarkan dirinya diatur
oleh sistem," ungkap Prof. Weigel yang adalah seorang teolog dan
penulis biografi. Yang paling dikenal adalah Witness to Hope
(Saksi atas Pengharapan),
biografi yang ditulisnya untuk Paus Yohanes Paulus II.
"Beliau sangat sadar akan ancaman
terhadap hidup, martabat manusia, perkawinan dan keluarga di seluruh
dunia Barat,” ungkap Prof. Weigel menerangkan bahwa perbincangannya
dengan Paus ke-226 itu mengikuti upaya sang paus dalam menghadapi
pemerintah Argentina menyangkut isu perkawinan.
Ditanya mengenai penilaiannya akan Paus
Fransiskus serta arah Gereja Katolik ke depan, Prof. Weigel
menjelaskan,
"Saya pikir beliau [Paus] akan
mengajak umat Gereja [Katolik] untuk masuk ke dalam pemuridan
radikal. Beliau akan melanjutkan tema yang diangkat Benediktus XVI
dan Yohanes Paulus II bahwa persahabatan dengan Yesus Kristus adalah
pusat dari kehidupan Kristen, dan jika saya dapat meminjam istilah
dari buku saya, Evangelical Catholicism (Katolik Injili), ia
akan mengajak semua umat Gereja untuk masuk ke dalam panggilan hidup
mewartakan kabar baik, untuk melaksanakan tanggung jawab penerimaan
baptisan, mendengarkan Amanat Agung, dan pergi untuk mewartakan
pertobatan kepada dunia. Itulah apa yang akan ia lakukan. Ini luar
biasa!"
Fransiskus kami juga
Komitmen Paus Fransiskus terhadap
panggilan Kristen ini nampaknya telah melebarkan ruang rekonsiliasi
dengan gereja-gereja Reformasi. Dr. Timothy George, dekan Sekolah Teologi
Beeson di Universitas Samford, Alabama, Amerika Serikat, menulis
sebuah artikel di majalah Christianity Today (6 April '13) dengan judul “Our
Francis, too” (Fransiskus kami juga).
Dalam artikel ini Dr. George
mengungkapkan bahwa salah satu tantangan besar Paus Fransiskus adalah
memberi semangat bagi para pemimpin Katolik untuk Evangelisasi Baru,
untuk mempelajari Alkitab, memperbaharui disiplin iman, dan berani
mewartakan kasih Kristus. Sama penting dengan adanya dialog
antaragama, evangelisasi membutuhkan sesuatu yang lebih lagi:
kesaksian yang jelas bahwa Yesus Kristus adalah Jalan, Kebenaran, dan
Hidup, satu-satunya Juruselamat.
Dalam tulisannya Dr. George menyentil
tentang skandal pelecehan seksual, yang tak hanya terjadi di kalangan
gereja Katolik saja, yang telah menodai kesaksian Kristen di abad 21.
“Baik di luar maupun di dalam dinding
gereja, ada banyak hal yang membuat kita meringis dan berpaling. Tapi
reformasi dan pembaharuan hanya bisa datang jika kita berani
menghadapi kejahatan dalam diri kita dan di sekitar kita, dan mencari
pertobatan yang hadir hanya sebagai pemberian,” tulis Dr. George.
Ia menutup tulisannya dengan ungkapan
ini:
"Saya yakin bahwa Paus Fransiskus,
seorang [dari Ordo] Yesuit, akan setuju dengan artikel pertama dari
95 Dalil Martin Luther: "Ketika Tuhan kita Yesus Kristus
berkata, 'Bertobatlah', Ia menghendaki supaya seluruh kehidupan orang
percaya diwarnai dengan pertobatan." (LSN/CT)
0 komentar :
Posting Komentar