Dutabesar Nigeria untuk AS, Prof Adebowale Adefuye (foto: ASL) |
NIGERIA, Abuja (6 Desember 2012).
Sekelompok orang bersenjata dilaporkan
menyerang desa Kupwal, di Chibok, wilayah negara bagian Borno,
Nigeria. Menurut laporan Nigerian Tribune (12/3), tak kurang sepuluh
orang, termasuk seorang pendeta, dibunuh pada hari Sabtu lalu.
Kelompok “Boko Haram” kembali dicurigai mendalangi aksi tak
berperikemanusiaan itu.1
Seorang mantan ketua dewan, Mr. Nuhu
Clark, menyesalkan kejadian itu. “Menyedihkan kejadian seperti
terjadi di sebuah desa yang damai,” ungkapnya kepada wartawan.
Serangan yang sama juga terjadi di desa
Ngala, dilaporkan menargetkan penganut Kristen yang melakukan bisnis
dan berdagang di situ. Beberapa perkantoran termasuk kantor polisi
dihancurkan. Menurut seorang saksi mata, dua orang polisi meninggal
dan tiga gereja dihancurkan.
Nigerian Tribun melaporkan bahwa 29
November lalu pasukan gabungan Nigeria dan otoritas keamanan lainnya
berupaya menangkap salah satu pemimpin utama “teroris”
Abdulkareem Ibrahim. Ia dilaporkan terbunuh bersama dua orang
sub-komandan lainnya, dan sebuah senjata AK47, amunisi dan senjata
lainnya disita.
Sementara itu, kelompok Kristen Nigeria
yang berdomisili di AS minggu lalu bertemu dengan dutabesar Nigeria
untuk AS, Adebowale Adefuye, di antaranya mendesak supaya kelompok
teroris dengan nama sebenarnya “Jama'atul Alhul Sunnah Lidda'wati
wal jihad” ini dimasukkan ke dalam daftar Foreign Terrorist
Organization (FTO).2
Dalam wawancara dengan ASL, Mr. Adefuye
melihat permintaan CANAN (Christian Association of
Nigerian-Americans) itu kurang tepat, dengan alasan bahwa Nigeria
telah berhasil menghadapi tantangan yang lebih besar dengan masalah
Niger-Delta, dan karena itu bisa menangani Jama'atul Alhul Sunnah
(JAS), yang menurutnya terdiri dari para penjahat biasa yang
menembaki siapa saja di jalanan di Kano, Kaduna, Katsina, yang
merupakan populasi masyarakat Muslim. “Mereka tidak mempunyai
persuasi agama,” ungkapnya. Ia juga menyebutkan bahwa saat ini
Nigeria sedang bekerja juga dengan intelijen AS dalam menghadapi
JAS.3
Pihak berwenang AS sendiri sebelumnya
mengungkapkan bahwa mereka tidak melihat JAS sebagai kelompok
teroris, melainkan sekelompok orang yang ingin mendiskreditkan
pemerintah Nigeria supaya terlihat tidak mampu melindungi
masyarakatnya. Sekalipun ketiga pemimpin utama kelompok ini, yakni
Abubakar Shekau, Abubakar Adam Kambar and Khalid al-Barnawi, telah
dimasukkan sebagai teroris, karena keterlibatan mereka telah melebihi
dari sekedar “mengdiskreditkan” pemerintah Nigeria. Demikian
penjelasan Johnie Carson, dutabesar urusan Afrika AS di Abuja waktu lalu.4
Dalam perkembangannya, The New York Post (12/3) melaporkan bahwa Washington
telah mengungkapkan informasi bahwa anggota JAS telah datang di camp
pelatihan di bagian utara Mali dan kemungkinan besar telah menerima
bantuan dana dan bahan peledak dari cabang kelompok [al-] Qaeda.5
Perkembangan ini kemungkinan bisa mempengaruhi keputusan AS dalam
melakukan kebijakannya di Afrika, terlebih khusus Nigeria.
Hal yang menarik adalah pemerintah AS
dinilai justru mendukung al-Qaeda dalam upaya menggulingkan
pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.6
Jadi apakah JAS akan dimasukkan sebagai FTO? Kita lihat saja nanti, termasuk apa yang akan terjadi dengan Nigeria. Yang dapat kita harapkan saat ini adalah supaya pemerintah Nigeria bekerja lebih keras lagi supaya dapat
menjalankan tugas dan kewajibannya melindungi seluruh masyarakatnya,
baik Kristen maupun Muslim, dari ancaman anarki, pemiskinan, dan
kekuatan yang memperdayakan. Pray for Nigeria. (MP)
1 Gunmen
burn churches, border post, kill 10 • Murder emirate council member
• Nigeria still safe – Presidency, Nigerian Tribune (link).
2 Nigerian
Christians Living In America Intensify Their Calls for Boko Haram to
Be Designated a Terrorist Group, BCNN1 (link).
3 Why
America should not declare Boko Haram as a Foreign Terrorist
Organization (FTO)- Ambassador Adefuye, ASL (link).
4 Nigeria:
U.S. - Why Didn't Label Boko Haram Terrorist Group, AllAfrica
(link).
5 American
Commander Details Al Qaeda’s Strength in Mali, The NY Times
(link).
6 Al-Qaeda
Infiltrating Syrian Opposition, With US Support, AntiWar (link).
0 komentar :
Posting Komentar