Para uskup Gereja Anglikan mengunjungi Yerusalem dalam rangka Global Anglican Future Conference (Gafcon) tahun 2008 (foto: Reuters/Ammar Awad). |
KENYA, Nairobi (12 November 2012).
Para pemimpin Gereja
Anglikan di Afrika menyambut
penunjukan Justin Welby menjadi
Uskup Agung Canterbury 9
November lalu dengan optimisme dan
kehati-hatian. Mereka berharap pemimpin Gereja Anglikan ini dapat
mencegah perpecahan yang sedang membayangi Gereja
Inggris tersebut.
Profesor Jesse
Mugambi, seorang Anglikan yang mengajar
Agama dan Filsafat di Universitas Nairobi, mengatakan ia tidak
melihat adanya sudut pandang yang berdasar pada doktrin, kitab suci,
atau teologi dalam penunjukan itu.
"Gereja Inggris merupakan agama negara dari sebuah negara yang terang-terangan sekuler. Jadi saya tidak mengharapkan kriteria spiritual menentukan kandidat yang paling cocok untuk sebuah penunjukkan spiritual," ungkapnya seperti dilaporkan The CS Monitor.1
Di Nairobi, pejabat Gereja Anglikan tetap menunjukkan sikap hati-hati. "Kami belum mau memberi komentar," kata Canon Rosemary Mbogo, sekretaris provinsi Gereja Anglikan Kenya, ketika ditanya mengenai penunjukan itu.
"Gereja Inggris merupakan agama negara dari sebuah negara yang terang-terangan sekuler. Jadi saya tidak mengharapkan kriteria spiritual menentukan kandidat yang paling cocok untuk sebuah penunjukkan spiritual," ungkapnya seperti dilaporkan The CS Monitor.1
Di Nairobi, pejabat Gereja Anglikan tetap menunjukkan sikap hati-hati. "Kami belum mau memberi komentar," kata Canon Rosemary Mbogo, sekretaris provinsi Gereja Anglikan Kenya, ketika ditanya mengenai penunjukan itu.
Konferensi Lambeth
Gereja Anglikan sedang
dilanda badai yang dapat memecahkan badan kapalnya menjadi dua
bagian. Itu sebabnya, Uskup Agung Welby, pengganti Uskup Agung Rowan
Williams yang akan pensiun akhir tahun ini, memiliki tugas yang
sangat berat.
Pada Juli 2008,
pertemuan Gereja Anglikan di London yang diselenggarakan per sepuluh
tahun sekali, diboikot oleh para pejabat gereja dari Afrika sebagai
protes atas pengangkatan uskup yang secara terbuka mengadopsi gaya
hidup homoseks.2
Pengamat dari Gereja
Ortodoks Rusia yang hadir pada waktu itu, Uskup Hilarion
mengungkapkan,
"Komunitas
Anglikan di ambang perpecahan.” Sejumlah 230 perwakilan dari Afrika
memutuskan untuk memboikot Konferensi Lambeth sebagai ungkapan
ketidaksetujuan terhadap kecenderungan liberal dalam Gereja
Anglikan.3
"Skisma [di Gereja] Anglikan mencerminkan situasi di seluruh dunia Kristen. Polarisasi antara versi tradisional dan liberal Kristen menjadi lebih kentara dan saat ini Gereja Anglikan akan memutuskan antara dua pilihan," kata Uskup Hilarion.
"Skisma [di Gereja] Anglikan mencerminkan situasi di seluruh dunia Kristen. Polarisasi antara versi tradisional dan liberal Kristen menjadi lebih kentara dan saat ini Gereja Anglikan akan memutuskan antara dua pilihan," kata Uskup Hilarion.
Dua istilah yang kabur
ini, tradisional dan liberal, telah menjadi konstruksi pemecah belah kekristenan
hari ini.
Jika dilihat lebih
seksama, seperti tercermin dari ungkapan Patriark
Alexy II dari Gereja Rusia dalam forum
itu bahwa para peserta "memikul tanggung jawab sejarah yang
besar," karena mereka harus "memutuskan antara interpretasi
moral Kristen yang sesuai dengan Alkitab dan tradisinya dan
kecenderungan untuk menunjukkan kasih dan toleransi dengan cara
menerima dosa dan sikap yang permisif."
Strategi pecah belah
Uskup Agung Welby, seorang mantan eksekutif perusahaan perminyakan, sebelumnya menjabat sebagai Uskup Durham, dan sekarang merupakan pemimpin sekitar 77-80 juta anggota di seluruh Anglikan Komuni. Setelah penunjukannya ia menjelaskan bahwa ia mendukung pernyataan gereja yang mengkritik rencana Pemerintah Inggris untuk melegalkan pernikahan sesama jenis.4
Pada saat yang sama, ia
juga mengungkapkan perlunya mendengar dengan penuh perhatian terhadap
para pelaku hubungan sejenis, yang memeliki ketertarikan seksual
terhadap laki-laki dan perempuan, termasuk mereka yang mengganti
jenis kelamin.
Menurut pemberitaan
The New York Times, ia juga mengatakan dalam sebuah konferensi pers,
"Kita tidak boleh memiliki muatan homofobia dalam bagian apapun
dari gereja."5
“Homofobia” adalah terminus
non-intellectus yang sering digunakan
oleh aktivis homoseksualisme terhadap mereka yang tidak menyetujui
agenda revolusi seksual masyarakat.
Selain isu pernikahan
sejenis, Gereja Anglikan juga dilanda perpecahan atas isu
pengangkatan uskup perempuan. Uskup Agung Welby yang baru-baru ini
kehilangan seorang anak perempuannya, menyatakan akan mendukung
ordinasi perempuan di Gereja Anglikan.
Isu apapun dalam gereja
yang membawa perpecahan dan kepahitan harus diwaspadai, supaya dalam
rangka pertumbuhan yang mensyaratkan perbedaan pendapat, jangan si
Jahat mengambil kesempatan untuk menghancurkan gereja.
Sambutan dari Uganda
Dari Uganda, Pdt Canon George Bagamuhunda, sekretaris provinsi untuk Gereja Anglikan Uganda mengatakan bahwa mereka senang mendengar Welby adalah seorang yang "injili."
"Kami berjanji untuk memberikan doa dan bekerjasama dengannya sebagai pemimpin," kata Canon Bagamuhunda. Uganda merupakan provinsi terbesar kedua setelah Nigeria dalam hal jumlah keanggotaan dalam Gereja Anglikan.
Dalam pengamatan Canon Bagamuhunda saat sekarang ini adalah waktu yang menantang, tidak hanya dalam Gereja Inggris, tetapi juga di Komuni Anglikan dunia yang tetap terpecah karena interpretasi Kitab Suci. Dia menambahkan bahwa provinsinya akan mendoakan agar Welby "menetapkan supaya Firman Allah ditulis sebagai yang memiliki otoritas atas iman dan moralitas kita bersama."6***
Dari Uganda, Pdt Canon George Bagamuhunda, sekretaris provinsi untuk Gereja Anglikan Uganda mengatakan bahwa mereka senang mendengar Welby adalah seorang yang "injili."
"Kami berjanji untuk memberikan doa dan bekerjasama dengannya sebagai pemimpin," kata Canon Bagamuhunda. Uganda merupakan provinsi terbesar kedua setelah Nigeria dalam hal jumlah keanggotaan dalam Gereja Anglikan.
Dalam pengamatan Canon Bagamuhunda saat sekarang ini adalah waktu yang menantang, tidak hanya dalam Gereja Inggris, tetapi juga di Komuni Anglikan dunia yang tetap terpecah karena interpretasi Kitab Suci. Dia menambahkan bahwa provinsinya akan mendoakan agar Welby "menetapkan supaya Firman Allah ditulis sebagai yang memiliki otoritas atas iman dan moralitas kita bersama."6***
1 Africa
warms to new Archbishop of Canterbury Justin Welby, The CS Monitor
(link).
2 African
bishops boycott world Anglican Church conference, APA-London (link).
3 Anglican
Bishops world conference in UK is likely to result in the church
schism, Inter-Fax (link).
4 Anglican
Church’s New Leader Vows to Seek Reconciliation, The New York
Times (link).
6 Africa
warms to new Archbishop of Canterbury Justin Welby, The CS Monitor
(link).
0 komentar :
Posting Komentar