"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."

Orang Kristen di Inggris harus siap menerima resiko kehilangan pekerjaan

Written By Menara Penjaga on Kamis, 06 September 2012 | 08:13

Uskup Michael Nazir-Ali (foto: thetelegraph)
INGGRIS, London (5/9/12).
Orang-orang Kristen di Inggris harus meninggalkan iman mereka di rumah atau menerima kenyataan bahwa mereka kemungkinan harus menerima resiko kehilangan pekerjaan mereka, demikian disampaikan seorang pengacara Pemerintah Inggris pada sebuah sidang di Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa, seperti dilansir The Christian Institute.
 
Komentar ini muncul di tengah-tengah persidangan kasus empat orang Kristen yang telah diberhentikan dari pekerjaan mereka karena keyakinan agama mereka, termasuk Lilian Ladele, seorang pegawai pencatat perkawinan sipil, kerena menolak mencatat nikah sipil pasangan sesama jenis atas dasar hati nurani sebagai seorang pemeluk Kristen.
 
Tiga orang lainnya adalah Nadia Eweida, seorang pramugari yang menolak menanggalkan pin salib kecil di seragamnya, Shirley Chaplin yang dilarang memakai kalung salib ketika bertugas di rumah sakit, dan Gary McFarlane, konselor Kristen yang diberhentikan karena menolak memberikan konseling seks pada pasangan sejenis. Mereka menganggap bahwa Pemerintah Inggris gagal melindungi kebebasan beragama mereka.
 
James Eadie QC, pengacara Pemerintah Inggris tersebut, mengatakan bahwa orang Kristen “yang mengalami masalah” tidak mendapat perlakuan diskriminatif jika mereka mempunyai pilihan untuk “mengundurkan diri dan mencari pekerjaan lain.”
 
Materi yang disampaikan pada para hakim termasuk pernyataan tertulis Uskup Michael Nazir-Ali yang pernah menjabat sebagai uskup Rochester. Ia memperingatkan tentang “agenda hak asasi manusia (HAM)” yang diselewengkan. Hal ini menurutnya mirip dengan rezim komunis ateis di Eropa Timur yang juga menekan Agama Kristen dengan melarang pengungkapan iman di ranah kehidupan masyarakat umum, demikian dilaporkan The Telegraph.
 
“Pelecehan HAM oleh pemerintah sekuler di Eropa Tengah dan Timur semuanya masih begitu segar dalam ingatan.
 
“Agenda HAM yang baru harus menghormati nilai-nilai Yudeo-Kristen jika itu hendak menghindar dari menjadi sebuah ideologi tak-manusiawi lainnya yang memasung kebebasan pribadi.
 
“Ada ketakutan yang dalam di Inggris bahwa agenda HAM sedang diarahkan untuk melawan HAM; dan bermaksud untuk menghapuskan nilai-nilai Yudeo-Kristen dari kehidupan masyarakat umum,” ungkapnya dalam pernyataan tersebut. Ia juga menekankan bahwa iman Kristen dan nilai-nilai Yudeo-Kristen adalah batu penjuru untuk "kebebasan, kemakmuran, dan kemerdekaan di Eropa."
 
Uskup Nazir-Ali memperingatkan bahaya penyelewengan agenda HAM yang bisa menjadi sebuah bentuk totalitarian yang baru di Eropa yang sedang dilanda oleh "sekularisme yang secara agresif semakin meningkat." Hal ini menurutnya memerlukan suatu "jalan keluar yang bijaksana." (MP)
Share this article :

0 komentar :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Menara Penjaga - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger