Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta (foto: muslim-academy.com) |
INDONESIA, Jakarta.
Perayaan hari raya Idul Fitri 1433 Hijriyah yang jatuh tepat di hari Minggu (19/8) bersamaan dengan kegiatan peribadahan rutin umat Kristen di Indonesia. Sebagai ungkapan penghargaan atas hari besar umat Muslim ini, jemaat Katolik di Gereja Katedral Jakarta mengundur waktu ibadahnya agar umat Muslim bisa menjalankan shalat Ied di Masjid Istiqlal yang lokasinya saling berdekatan.
Gereja Katedral juga membuka halaman gerejanya sehingga umat Muslim dapat memarkir kendaraannya selama mereka menjalankan ibadah. Menurut keterangan Romo Brata Kartana seperti dirilis Metrotvnews.com, Gereja Katedral setiap tahunnya selalu membuka pintu halamannya untuk menampung kendaraan pribadi umat Muslim yang shalat di Masjid Istiqlal.
Tidak hanya di Jakarta, Gereja Kristen Jawa (GKJ) Joyodiningratan di Surakarta (Solo) juga meniadakan jadwal ibadah pagi pukul 06.30 karena jalan di depan gereja digunakan untuk shalat Ied, berhubung Masjid Al Hikmah lokasinya tepat berdampingan dengan gereja. Yang unik, gereja dan masjid yang berdampingan itu menggunakan alamat yang sama, yaitu Jalan Gatot Soebroto nomor 222, Solo.
"Untuk menghormati saudara kami umat Muslim yang melakukan shalat Ied di jalan depan gereja dan masjid, kami meniadakan kebaktian pagi," demikian pernyataan Pendeta GKJ Joyodiningratan, Widi Atmo Herdjanto kepada VivaNews.
Kebaktian pagi digabung dengan jadwal kebaktian pukul 08.30 WIB. "Dalam sehari itu ada empat kali jadwal ibadah. Sebenarnya keempat jadwal itu hanya satu ibadah saja dan inti isinya sama," ujarnya
Pdt. Herdjanto menceritakan dulunya pernah jadwal kebaktian pagi tidak dihilangkan saat Idul Fitri jatuh hari Minggu. Akan tetapi dengan semakin banyaknya jumlah jamaah shalat Ied, pihaknya memutuskan untuk meniadakan jadwal kebaktian pagi.
"Kalau saudara Muslim shalat, para jemaat gereja sulit masuk ke gereja. Selain itu, para jemaat putri yang biasanya menggunakan pakaian seperti itu seringkali mengganggu jamaah shalat Ied. Jadi kami putuskan daripada mengganggu lebih baik dihilangkan," tambahnya.
Pdt. Herdjanto menceritakan dulunya pernah jadwal kebaktian pagi tidak dihilangkan saat Idul Fitri jatuh hari Minggu. Akan tetapi dengan semakin banyaknya jumlah jamaah shalat Ied, pihaknya memutuskan untuk meniadakan jadwal kebaktian pagi.
"Kalau saudara Muslim shalat, para jemaat gereja sulit masuk ke gereja. Selain itu, para jemaat putri yang biasanya menggunakan pakaian seperti itu seringkali mengganggu jamaah shalat Ied. Jadi kami putuskan daripada mengganggu lebih baik dihilangkan," tambahnya.
Hal itu dikatakan Pendeta Herdjanto merupakan sikap saling toleransi diantara saudara umat beragama. Bahkan, meskipun keduanya sama-sama melaksanakan ibadah, akan tetapi pihaknya lebih menghormati kepada saudara Muslim yang sedang melaksanakan perayaan puncak hari raya.
"Kami beribadah, saudara Muslim juga beribadah. Mana yang memang dianggap lebih baik, kan kami lebih baik menghormati orang lain daripada hak kita sendiri," ucap Pdt. Herdjanto.
"Kami beribadah, saudara Muslim juga beribadah. Mana yang memang dianggap lebih baik, kan kami lebih baik menghormati orang lain daripada hak kita sendiri," ucap Pdt. Herdjanto.
0 komentar :
Posting Komentar