"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."
Home » , , , , , , » Dilema Ukraina: RUU anti-propaganda praktek homoseks batal voting

Dilema Ukraina: RUU anti-propaganda praktek homoseks batal voting

Written By Ray Maleke on Selasa, 24 Juli 2012 | 07:29

Para demonstran di Kiev, Ukraina, menentang
propaganda praktek homoseks (foto: godembassy)
UKRAINA, Kiev (MP)-- Pihak legislatif di Ukraina menarik sebuah balot pengambilan suara (voting) untuk sebuah RUU yang berisi larangan terhadap propaganda praktek homoseks. Voting itu dibatalkan karena “kritikan dari pembela hak asasi manusia dan pejabat-pejabat kunci Eropa,” demikian informasi dari All Out, organisasi pro-homoseksual militan, seperti dilansir advocate.com (6/7/12).

Homoseksualis mengritik RUU itu sebagai “kemunduran ke zaman Soviet ketika praktek homoseks merupakan tindakan kriminal,” demikian laporan Associated Press. Tekanan “internasional” terhadap Ukraina juga sempat diterapkan pada Rusia yang tak bergeming menetapkan peraturan yang melarang propaganda praktek homoseks terhadap anak-anak dengan ancaman hukuman penjara dan denda.

Juni lalu Verkhovna Rada (parlemen Ukraina) mendaftarkan RUU No. 8711 “Atas Amandemen terhadap keputusan legislatif (tentang hak-hak perlindungan anak-anak untuk mengamankan ruang informasi bagi anak-anak).” Mei sebelumnya pawai homoseks di kota Kiev terpaksa dibatalkan menyusul sinyalir akan terjadi kekacauan.

Pavlo Ungurian, salah satu dari enam anggota legislatif dari berbagai partai yang merumuskan RUU tersebut mengatakan, “Tujuan kami adalah menjaga moral dan kesehatan rohani dan fisik dari bangsa ini. Kita harus menghentikan propaganda ini, [yaitu] penggambaran secara positif dan publikasi...dari gaya hidup yang abnormal ini.” Ia juga mengatakan pada wartawan bahwa meluasnya penerimaan terhadap perilaku gay di Barat “bukan sebuah evolusi tetapi degradasi.”

Ruslan Kukharchuk, pendukung RUU ini dan merupakan pemimpin dari kelompok Love Against Homosexuality, mengungkapkan bahwa peraturan ini akan melarang pertunjukan TV yang melibatkan pasangan sejenis dan film seperti “Brokeback Mountain,” yang menunjukkan hubungan romantis dua orang cowboy di AS. Pawai gay dan kegiatan-kegiatan sejenis juga akan dilarang.

Tanggal 27 April lalu berbagai denominasi gereja di kota Kiev dan sekitarnya berdemonstrasi menentang homoseksualisme. Mereka di antaranya menyuarakan “Pernikahan – penyatuan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan.” Mereka juga menyuarakan tentang konsekuensi dari mempromosikan praktek homoseks pada masyarakat, penyebaran HIV/AIDS, penghancuran nilai-nilai keluarga, dan pemasungan hak konstitusi orangtua dan anak-anak sebagai warga negara.

Para demonstran melihat bahwa “mempromosikan praktek homoseks adalah mempromosikan nilai-nilai anti-keluarga, gaya hidup yang tak sehat, menyebarkan prilaku amoral dan degradasi spiritual, penyimpangan secara fisik, dan disamakan dengan penyebaran kecanduan pornografi, alkohol, dan obat-obat terlarang, serta merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia, sebagai anggota masyarakat berbudaya.” demikian dilaporkan godembassy.com.

Di pihak lain, Elton John penyanyi kenamaan yang mempunyai seorang pasangan homoseks menyuarakan keberatannya terhadap RUU tersebut. Dalam konsernya bulan lalu di Kiev, ia mengajak masyarakat Kiev untuk “menghentikan kekerasan terhadap para gay.”

Komentar ini berkaitan dengan pemimpin Gay Forum, Schremet, yang diserang oleh sekelompok anak muda bertopeng. Foto penganiayaannya yang disebar di Internet telah mengundang simpati. Kekerasan fisik mulai terjadi di Ukraina, dan sepertinya lebih diarahkan pada pemimpin gerakan homoseksualisme, sebab seorang lagi pemimpinnya mengalami nasib yang sama, seperti dilaporkan AP.

Homoseksualis Anastasia Zhivkova menyebut RUU itu sebagai “kemunduran ke Abad Pertengahan.” Ketika mengritik sikap yang sama di Afrika, dikatakan “peninggalan kolonialisme.” Penolakan negara-negara Afrika atas pendiktean administrasi pemerintah Inggris dan AS saat ini untuk menerima praktek homoseks telah dibalas dengan ancaman pembekuan bantuan kemanusiaan dan pembangunan, yang pada hakikatnya merupakan bentuk neo-kolonialisme.

Ukraina bermaksud untuk bergabung dalam Uni Eropa, “sebuah status yang mensyaratkan bekas republik Soviet itu harus mengikuti standard yang sesuai dengan Eropa,” demikian tulis advocate.com. Jadi Ukraina ada di antara tarikan ke dalam dan tarikan ke luar. Sebuah dilema. 

Share this article :

0 komentar :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Menara Penjaga - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger