(foto: nias-bangkit) |
KBR68H, Jakarta (1/6) -
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta masyarakat menghentikan
keinginan mendirikan negara Islam.
Ketua Umum PB NU Said Aqil Siroj menilai Pancasila sebagai nilai dan
falsafah bernegara sudah menggambarkan ajaran umat Islam. Oleh karena
itu, menurutnya Indonesia tidak perlu menjadi negara Islam. Apalagi
disertai dengan melakukan aksi teror dan kekerasan dengan
mengatasnamakan agama.
"NU berkewajiban mengamankan pengertian yang benar tentang Pancasila dan pengamalannya secara murni dan konsekuen oleh semua pihak. Dengan demikian, tidak perlu lagi ada aspirasi untuk mendirikan negara Islam. Apalagi diperjuangkan dengan teror dan penuh kekerasan. Tidak boleh ada kekerasan dengan mengatasnamakan agama. Ini tidak perlu. Karena nilai dan aspirasi Islam telah dijewantahkan dalam Pancasila."paparnya.
"NU berkewajiban mengamankan pengertian yang benar tentang Pancasila dan pengamalannya secara murni dan konsekuen oleh semua pihak. Dengan demikian, tidak perlu lagi ada aspirasi untuk mendirikan negara Islam. Apalagi diperjuangkan dengan teror dan penuh kekerasan. Tidak boleh ada kekerasan dengan mengatasnamakan agama. Ini tidak perlu. Karena nilai dan aspirasi Islam telah dijewantahkan dalam Pancasila."paparnya.
Adanya upaya pendirian negara Islam
sempat diungkap Badan Nasional Penanggulangan Terorisme tahun lalu.
Sebelumnya, Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan sejumlah bekas Presiden dan Wakil
Presiden memperingati hari lahir Pancasila di gedung MPR.
Peringatan tersebut juga dihadiri Wakil
Presiden Boediono. Dalam pidatonya, Boediono meminta masyarakat untuk
menanggalkan sikap ego agar segala potensi konflik yang disebabkan oleh
perbedaan, dari mulai agama, sosial hingga ekonomi bisa dikelola
dengan baik.
0 komentar :
Posting Komentar