Ketua PGI Dr. Andreas Yewangoe (foto: gmoeruhr.wordpress.com) |
Maraknya intoleransi yang belakangan ini dikeluhkan oleh banyak pihak, termasuk PBB, padahal Pancasila mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk. Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Andreas Yewangoe mengatakan rumusan Pancasila ini harusnya dipahami sebagai satu kesatuan. Menurutnya, pengamalan sila Ketuhanan yang Maha Esa tidak boleh dilepaskan dari sila-sila lainnya.
“Mengamalkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa boleh jadi membuat kita saleh, tapi kalau dilepaskan dari pengamalan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, maka dengan mudah kita menafikan keberadaan orang lain. Bahkan, bukan tidak mungkin dengan menyeru nama Tuhan kita melakukan pembunuhan,” katanya saat peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Nusantara IV Komplek MPR / DPR – RI, Jakarta, Jumat (1/6).
Menurutnya, intoleransi yang marak ini akibat pemahaman dan pengamalan keliru terhadap Pancasila. “Itulah yang oleh Bung Karno dirumuskan sebagai segenap rakyat Indonesia hendaknya ber-Tuhan secara kebudayaan, yakni dengan tiada egoisme agama,” ujarnya. Karena itu, iman kita kepada Tuhan tidak boleh membuat kita lupa bahwa kita adalah satu bangsa.
Baca seterusnya di sini.
0 komentar :
Posting Komentar