Uskup Michael Nazir-Ali (foto: thetelegraph) |
Orang-orang Kristen di Inggris harus meninggalkan iman mereka di
rumah atau menerima kenyataan bahwa mereka kemungkinan harus menerima
resiko kehilangan pekerjaan mereka, demikian disampaikan seorang
pengacara Pemerintah Inggris pada sebuah sidang di Pengadilan Hak
Asasi Manusia Eropa, seperti dilansir The
Christian Institute.
Komentar ini muncul di tengah-tengah persidangan kasus empat orang
Kristen yang telah diberhentikan dari pekerjaan mereka karena
keyakinan agama mereka, termasuk Lilian Ladele, seorang
pegawai pencatat perkawinan sipil, kerena menolak
mencatat nikah sipil pasangan sesama jenis atas dasar hati nurani
sebagai seorang pemeluk Kristen.
Tiga orang lainnya adalah Nadia Eweida, seorang pramugari
yang menolak menanggalkan pin salib kecil di seragamnya, Shirley
Chaplin yang dilarang memakai kalung salib ketika bertugas di
rumah sakit, dan Gary McFarlane, konselor Kristen yang
diberhentikan karena menolak memberikan konseling seks pada pasangan
sejenis. Mereka menganggap bahwa Pemerintah Inggris gagal melindungi
kebebasan beragama mereka.
James Eadie QC, pengacara Pemerintah Inggris tersebut,
mengatakan bahwa orang Kristen “yang mengalami masalah” tidak
mendapat perlakuan diskriminatif jika mereka mempunyai pilihan untuk
“mengundurkan diri dan mencari pekerjaan lain.”
Materi yang disampaikan pada para hakim termasuk pernyataan tertulis Uskup Michael Nazir-Ali
yang pernah menjabat sebagai uskup Rochester. Ia memperingatkan
tentang “agenda hak asasi manusia (HAM)” yang diselewengkan. Hal
ini menurutnya mirip dengan rezim komunis ateis di Eropa Timur yang
juga menekan Agama Kristen dengan melarang pengungkapan iman di ranah
kehidupan masyarakat umum, demikian dilaporkan The
Telegraph.
“Pelecehan HAM oleh pemerintah sekuler di Eropa Tengah dan Timur
semuanya masih begitu segar dalam ingatan.
“Agenda HAM yang baru harus menghormati nilai-nilai
Yudeo-Kristen jika itu hendak menghindar dari menjadi sebuah ideologi
tak-manusiawi lainnya yang memasung kebebasan pribadi.
“Ada ketakutan yang dalam di Inggris bahwa agenda HAM sedang
diarahkan untuk melawan HAM; dan bermaksud untuk menghapuskan
nilai-nilai Yudeo-Kristen dari kehidupan masyarakat umum,”
ungkapnya dalam pernyataan tersebut. Ia juga menekankan bahwa iman Kristen dan nilai-nilai Yudeo-Kristen adalah batu penjuru untuk "kebebasan, kemakmuran, dan kemerdekaan di Eropa."
Uskup Nazir-Ali memperingatkan bahaya penyelewengan agenda HAM
yang bisa menjadi sebuah bentuk totalitarian yang baru di Eropa yang sedang dilanda oleh "sekularisme yang secara agresif semakin meningkat." Hal ini menurutnya memerlukan suatu "jalan keluar yang bijaksana." (MP)
0 komentar :
Posting Komentar