INDONESIA, Jakarta (MP) – Majelis
Ulama Indonesia (MUI) mengkritik keras tayangan televisi yang disiarkan
pada saat Ramadhan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dikandung
dalam hari raya umat Islam ini.
Menanggapi hal tersebut, komisoner Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) Idi Muzayyad mengomentari, "Semestinya tim kreatif
stasiun TV tetap menjaga kreativitasnya dengan membuat tayangan yang
menghibur juga sarat pengajaran.
"Buktinya ada stasiun TV dan banyak
tayangan sarat nilai juga menghibur yang tetap disukai pemirsa. Ini
tantangan tersendiri bagi tim kreatif terutama untuk menyajikan
tayangan Ramadhan yang tetap bermartabat sekaligus disukai
masyarakat."
Namun tak hanya KPI yang memberi tanggapan, warga masyarakat juga.
“Saya menganjurkan pada MUI dan KPI,
kalau mau menertibkan semua pihak televisi itu bukan diwaktu tayangan
Ramadhan saja tapi tayangan-tayangan lainnya pun harus mencerminkan
Tatakrama budaya timur sebagai cermin negeri kita,” demikian tulis
warga dengan akun facebook Gundala Gumanti yang mengikuti berita di Metronews.com. Menurutnya selama ini MUI
dan KPI “cuma gertak sambel doang...”
Gumanti berpendapat bahwa tayangan
televisi “tidak bisa dijadikan panutan/contoh bagi masyarakat,
sebaliknya malah bersifat membujuk dan mempengaruhi masyarakat,
mulai dari soal bicara, berpakaian/busana, dan permainannya.”
“Kami sebagai rakyat juga menilai
kinerja kalian...” ungkapnya mengomentari.
Kritik Gumanti mencerminkan pengamatan
KPI bahwa “[k]esadaran masyarakat akan pentingnya media penyiaran bersih dari tayangan bermasalah semakin meningkat.”
Tapi selain mengkritik MUI juga
memberikan pujian bagi beberapa stasiun TV yang tayangan Ramadhannya
sarat nilai dan pembelajaran agama yakni Metro TV, TV One, dan Kompas
TV. (Metronews)
0 komentar :
Posting Komentar