Ibu-ibu RW 01 Kel. Rawamangun, Jakarta Timur (foto: Jakartaadventist). |
INDONESIA, Jakarta (MP) – Kreativitas
merayakan Hari Kartini oleh sejumlah warga masyarakat di Pulomas
patut mendapat acungan jempol.
Klub Sehat
Indonesia (KSI) dan yang berlokasi di jalan Haji Ten memprakarsai
kegiatan demo masak untuk ibu-ibu yang berasal dari GMAHK Pulomas,
termasuk ibu-ibu RW 01 Kel. Rawamangun, Jakarta Timur, yang tampil
cantik dengan kerudungnya.
Acara demo masak
sehat yang didemonstrasikan oleh tim Chinese Ministry Center
(CMC) diawali dengan kata sambutan oleh ketua RT. 012, Bapak
Hartono, dilanjutkan oleh ketua RW 01, Bapak Supadi, dan
ketua panitia pelaksana Ibu Rosita Tobing.
Kepedulian
yang merajut kebersamaan
Dalam
sambutannya, ketua RT 012 dan ketua RW 01 mengungkapkan kegembiraan
mereka dengan adanya anggota masyarakat yang selalu peduli pada
lingkungannya, yaitu jemaat GMAHK.
Ketua RW bahkan
menyebutkan bentuk-bentuk kepedulian yang pernah dilakukan di masa
lalu. Ketika terjadi bencana kebakaran di Jl. Haji Ten, tim Advent
Peduli mendukung lewat makanan siap makan selama 8 hari, 3 kali
sehari, dan tak terhitung pengobatan maupun pemeriksaan kesehatan
gratis yang diadakan oleh GMAHK Pulomas di lingkungan RW 01 kelurahan
Rawamangun tersebut.
Setelah kata
sambutan seluruh peserta menyanyikan lagu Mars Kesehatan dan semua
menyanyi bertepuk tangan dengan gembira. Acara diselingi juga dengan
quiz-quiz menarik berhadiah bahan makanan sehat.
Enak banget
Kegiatan ini
kemudian dilanjutkan dengan makan siang bersama mencicipi menu demo
masak sehat berupa soto tanpa daging, sate soymeat, dan perkedel
tanpa goreng ala klub sehat. Ibu-ibu yang diwawancarai bagaimana rasa
makanan sehat dengan tegas dan lugas berkata: “enak banget!”
Acara peringatan
Hari Kartini yang jatuh setiap tanggal 21 April ini masih dilanjutkan
dengan pemeriksaan kesehatan berupa cek tekanan darah, asam urat,
gula darah, dan juga cek kesehatan umum (general check-up).
Sampul buku kumpulan surat-surat Kartini versi Armijn Pane (Wikipedia). |
Pemeriksaan
kesehatan ini dilanjutkan dengan perkunjungan rumah oleh dua orang
tenaga kesehatan untuk menjelaskan secara lebih spesifik hasil tes
yang dilakukan.
Surat Kartini
Kartini,
bersama para pahlawan wanita Indonesia lainnya, menjadi simbol
kebangkitan perempuan di Indonesia. Jikalau Cut
Nyak Dhien dan Martha
Christina Tiahahu mengangkat senjata melawan penjajah, dan Maria
Walanda Maramis mendirikan organisasi pemberdayaan perempuan dan
anak, PIKAT, maka Kartini dikenal dari pemikiran-pemikirannya yang
diungkapkan lewat surat-suratnya.
Salah
satu surat ditulisnya untuk Stella Zihandelaar, 6 November
1899.
...Agama itu maksudnya akan menurunkan rahmat kepada manusia, supaya ada penghubung silaturrahim segala makhluk Allah. Sekaliannya kita ini bersaudara, bukan karena kita seibu-sebapak, ialah ibu bapak kelahiran manusia, melainkan oleh karena kita semuanya makhluk kepada seorang Bapak, kepada-Nya, yang bertakhta di atas langit.
Ya Tuhanku, ada kalanya aku berharap, alangkah baiknya jika tidak ada agama itu, karena agama itu, yang sebenarnya harus mempersatukan semua hamba Allah, sejak dari dahulu-dahulu menjadi pangkal perselisihan dan perpecahan, jadi sebab perkelahian berbunuh-bunuhan yang sangat ngeri dan bengisnya.
Orang yang seibu-sebapak berlawanan, karena berlainan cara mengabdi kepada Tuhan yang esa itu. Orang yang berkasih-kasiihan dengan amat sangatnya, dengan amat sedihnya bercerai-cerai. Karena berlainan tempat menyeru Tuhan, Tuhan yang itu juga, terdirilah tembok membatas hati yang berkasih-kasihan.
Benarkah agama itu restu bagi manusia? tanyaku kerapkali kepada diriku sendiri dengan bimbang hati. Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu! (sucipikapika.blogspot)
Ketika ia menulis surat ini, Kartini
sedang dalam kegalauan memahami agama yang dipeluknya, Islam. Wawasanislam.com
menunjukkan bahwa ia kemudian menemukan jawaban yang ia cari, dan
mengubah cara pandangnya terhadap agamanya.
Kerukunan
yang tercipta dalam kegiatan perayaan Hari Kartini antara kaum ibu GMAHK Pulomas dan ibu-ibu RW 01 ternyata tak hanya kreatif, tapi juga penuh makna.(Jakartatadventist/MP)
0 komentar :
Posting Komentar