Logo Dewan HAM PBB (sumber: wikipedia) |
SWISS,
Genewa (5 Oktober 2012, LSN)
- Delegasi dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat kecewa pekan
lalu setelah Dewan HAM PBB mengadopsi resolusi yang menegaskan
hubungan positif antara nilai-nilai tradisional dan HAM. Delegasi Eropa dan AS melihat nilai tradisional sebagai ancaman terhadap
perempuan, pelaku hubungan sejenis, biseksual dan transeksual.
Ini adalah resolusi
ketiga mengenai nilai-nilai tradisional yang lewat sejak 2009. Rusia
berhasil mendorong resolusi ini maju meskipun ada upaya dari
negara-negara anggota PBB lainnya untuk melumpuhkan inisiatif
mereka.
Resolusi yang ditulis bersama oleh lebih dari 60
negara (tidak semua merupakan anggota Dewan) dan diajukan oleh Rusia
tersebut menegaskan bahwa nilai-nilai tradisional yang umum diterima
oleh seluruh umat manusia memiliki peran positif dalam memajukan dan
melindungi HAM. Resolusi ini menyatakan "pemahaman dan
penghargaan yang lebih baik terhadap nilai-nilai tradisional yang
diakui bersama oleh seluruh umat manusia dan diwujudkan dalam bentuk
instrumen HAM yang universal memberi kontribusi dalam memajukan dan
melindungi HAM dan kebebasan asasi di seluruh dunia."
Menggemakan
Deklarasi Universal HAM, resolusi itu menekankan "bahwa hak
asasi manusia berasal dari martabat dan nilai yang melekat dalam
pribadi manusia" dan, mengakui peran positif dari lembaga
keluarga, masyarakat dan pendidikan dalam mempromosikan hak asasi
manusia, menyerukan negara-negara untuk "memperkuat peran ini
melalui langkah-langkah positif yang tepat."
Negara-negara
Eropa dan AS menentang resolusi nilai-nilai tradisional ketika
pertama kali diusulkan oleh Rusia pada tahun 2009. Mereka juga
mengeluarkan suara menentang resolusi yang meminta sebuah laporan
mengenai keterkaitan antara nilai-nilai tradisional dan HAM dari Komite Penasehat Dewan (Advisory
Committee of the Council) pada Maret
tahun lalu. Ketika langkah tersebut tetap diambil, mereka mengambil
alih upaya Komite Penasehat untuk membuat laporan yang bertentangan
dengan maksud dari resolusi tersebut.
Para delegasi dari Eropa
dan AS berulang kali mengeluh bahwa "nilai-nilai tradisional"
adalah sebuah konsep yang samar-samar yang digunakan untuk
membenarkan kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan, pelaku
hubungan sejenis, biseksual, dan transeksual. Setelah gagal
mempengaruhi negara-negara dengan argumen itu, mereka berusaha untuk
menghentikan resolusi yang diajukan itu dengan meminta Dewan untuk menunggu laporan
dari Komite Penasehat yang pada awalnya mereka tentang itu.
Rusia
tetap mengajukan resolusi itu, yakin bahwa itu akan memiliki suara
yang diperlukan. Resolusi tersebut diterima dengan suara 25
mendukung, 15 menentang, dan 7 abstain.
Setelah penerimaan
resolusi itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengeluarkan
pernyataan yang menyatakan
"Federasi Rusia, bersama-sama dengan sekutu yang sependapat,
akan terus mempromosikan pemahaman keterkaitan yang tak terpisahkan
antara HAM dan nilai-nilai moral tradisional di Dewan Hak Asasi
Manusia."
Memperhatikan bahwa "ada negara-negara
yang memilih menentang draft [yang diusulkan] (khususnya, Amerika
Serikat dan Uni Eropa)" Rusia mengeluh "posisi negatif
negara-negara ini, keengganan mereka untuk bekerja dalam perumusannya
dan argumen mereka yang khayali terhadap rancangan resolusi ini
mengundang penyesalan."
Tahun lalu presiden AS Barack
Obama memerintahkan
semua lembaga federal yang berurusan dengan diplomasi AS dan bantuan
asing untuk mempromosikan hak-hak pelaku hubungan sejenis, biseksual,
dan transeksual. Dukungan terhadap nilai-nilai tradisional sangat
mengganggu bagi kelompok yang mendukung platform ini, seperti
dilaporan Star News Gay.
Mereka khawatir nilai-nilai tradisional itu akan digunakan untuk
membela keluarga alami, hingga juga tidak akan dapat melegalkan
hubungan sejenis di seluruh dunia. (*)
0 komentar :
Posting Komentar