Pemandangan Kota Ambon (foto: Wikipedia) |
INDONESIA, Ambon (7 Oktober 2012).
Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Mahasiswa XII
tingkat nasional yang akan diselenggarakan di Universitas
Pattimura (Unpatti) Ambon, 15-21 Oktober mendatang. Iven ini akan
di warnai dengan persembahan keragaman budaya yang ada di
Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Panitia Lomba
Pesparawi Mahasiswa XII tingkat nasional, Rory J. Akyuwen.
Dalam persembahan lagu dari 34 grup peserta yang mengambil bagian
pada perlombaan kali ini, masing-masing grup diharuskan membawakan
lagu daerah asal, selain lagu wajib dan lagu pilihan, demikian
kutipan laporan Ambon
Ekspres (3/10).
Selanjutnya diungkapkan bahwa selain
menampilkan khasanah budaya dalam bentuk lagu daerah pada lomba
nanti, panitia juga merancang sejumlah kegiatan lain, seperti
lokakarya tentang pemuda dan gereja, serta serangkaian simposium
lintas budaya. Kegiatan tersebut akan berlangsung selama tiga hari,
18-20 Oktober 2012.
“Akan ada sekitar 1.292 tamu kita yang
akan datang ke Kota Ambon,” ujar ketua panitia. Acara pembukaan
Pesparawi akan dilaksanakan pada 15 Oktober mendatang di Lapangan
Merdeka Ambon.
Sementara itu, Berita
Maluku.com (5/10) melansir pernyataan Wakil Gubernur Maluku Ir
Said Assagaff menyangkut dukungan seluruh lapisan masyarakat atas
suksesnya kegiatan nasional ini.
Wagub Maluku menjelaskan
bahwa pihak pemerintah Provinsi Maluku dan Kota Ambon sebagai tuan
rumah penyelenggaraan kegiatan ini telah melakukan berbagai
sosialisasi kepada masyarakat dengan tujuan masyarakat dapat
mengetahui dan turut menyukseskan bersama.
“Jika MTQ bisa
sukses, kenapa Pesparawi tidak, semua itu harus sukses karena ini
milik kita bersama,” ungkapnya, dikutip Berita Maluku.com.
Hal senada diungkapkan Wakil Wali (Wawali) Kota Ambon, M.A.S
Latuconsina pada acara peresmian Masjid Al Muqarammah di dusun
Taheng, desa Wayame, Kec. Teluk Ambon, Kamis (27/9). “Kita
sudah buktikan bahwa MTQ nasional yang didukung oleh semua komponen
masyarakat berlangsung sukses, ini menjadi bukti warga kota Ambon
memaknai perbedaan sebagai kekuatan, bukan untuk saling
menghancurkan," jelasnya. (Berita
Maluku.com)
Dalam kesempatan itu ia
berharap, warga dusun Taheng desa Wayame turut menyukseskan event
nasional tersebut dengan menjaga kedamaian, ketertiban, dan
kebersihan lingkungan. (MP)
0 komentar :
Posting Komentar