Penginjil Franklin Graham (foto: BGEA) |
AMERIKA SERIKAT, Washington (4/10/12).
Franklin Graham, putra dari penginjil terkenal Billy Graham, mendesak orang Kristen di AS untuk memilih kandidat presiden yang menentang pernikahan sesama jenis dan pembunuhan janin bayi, dan mengatakan bahwa Amerika akan segera mengalami "penghakiman Allah" jika Amerika mendukung kedua hal tersebut.
Dalam sebuah surat pastoral yang semakin populer di Facebook, Graham menulis, "roh antikristus semakin mendapatkan kekuatan dalam masyarakat Amerika dan hal itu nyata terlihat disekeliling kita." Surat yang berjudul "Bangsa Kita Telah Kehilangan Jalan-Nya" itu telah dibagi oleh lebih dari 4.800 [jam ini 5.700] orang di Facebook.
"Sudahkah Anda menentukan pilihan? Sebaiknya Anda sudah!" tulis Graham pada 27 September di situs Billy Graham Evangelistic Association. "Sekarang adalah waktu bagi orang-orang beriman untuk menjunjung tinggi standar Alkitab dan inilah saatnya bagi kita untuk menjunjung kebebasan kita untuk hidup sesuai standar-standar Kristen.
"Kita perlu memilih pemimpin yang percaya kesucian hidup dan yang memperjuangkan hakikat sebuah pernikahan yang Allah rancangkan yaitu pernikahan antara seorang pria dan seorang wanita," ungkapnya.
Franklin Graham mengindikasikan bahwa posisi seorang presiden pada isu-isu budaya ini adalah lebih penting daripada apakah dia dari partai Demokrat atau Republik.
"Saya tidak akan dan tidak dapat memilih calon presiden yang mendukung pernikahan sesama jenis dan aborsi. Allah akan menghakimi bangsa kita jika kita terus menyusuri jalan ini," kata penginjil ini.
Dia menambahkan bahwa ayahnya Billy Graham juga memilih untuk "berdiri teguh pada nilai-nilai Alkitabiah."
Penginjil ini menjelaskan perbedaan antara kedua calon presiden Amerika Serikat saat ini. Calon presiden yang satu sangat berpihak kepada kesucian hidup dan konsep hakiki yang alkitabiah dari suatu pernikahan yaitu antara seorang pria dan seorang wanita, sementara presiden saat ini yang akan berupaya mempertahankan kedudukannya mendukung aborsi dan pernikahan sesama jenis yang bertentangan dengan Alkitab.
Franklin Graham juga mengakui bahwa ia tidak bisa mengabaikan langkah kontroversial para delegasi partai Demokrat dalam Konvensi Nasionalnya yang diadakan baru-baru ini yang menghapuskan penyebutan kata Tuhan dan Yerusalem dari platform mereka. Meskipun pada akhirnya penyebutan Tuhan kemudian ditambahkan kembali ke konvensi setelah mendapat kritikan luas. Namun mayoritas yang memilih "tidak" sangat meninggalkan kesan pada Graham.
"Saya menyaksikan dengan ngeri dan sangat tidak percaya karena sebagian besar dengan suara gemuruh yang memekakkan telinga menolak penyebutan Tuhan," katanya.
Bulan lalu, pemimpin megachurch, Rick Warren mengatakan kepada anggota gerejanya bahwa mereka seharusnya memilih sesuai dengan pandangan Kristiani, yang meliputi perlindungan terhadap janin dan bayi, serta melihat seks sebagai hal yang suci, dan melindungi pernikahan sesuai tradisi yang ada.
"Jika Anda menyebut diri Anda seorang Kristen, Anda perlu untuk satu barisan dengan apa yang dikatakan Tuhan akan ketiga hal ini," katanya dalam sebuah khotbah.
Penginjil Graham turut mengingatkan bahwa pemilihan umum dan politik adalah hal yang sementara saja. "Pemilihan itu penting, tetapi 'kewarga-[negaraan] kita adalah di dalam surga (Filipi 3:20)'. Perubahan yang kekal sifatnya tidak datang dari politik tapi dari kekuatan Injil," ungkapnya.
Dalam pengharapan injili Gereja berpartisipasi, menggarami dan terus berefleksi dalam konteks politik dan kewarganegaraan yang sangat jauh dari sempurna. Karena ketika yang sempura itu tiba, yang tidak sempurna akan lenyap. (Jawaban.com/CP/BGEA/MP)
0 komentar :
Posting Komentar