 Rob Reeve, France mengatakan bahwa setelah berpuasa dan berdoa etnik Bantu dan Pigmy berangkat menuju ke sebuah desa di Afrika Tengah
 yang dikenal oleh karena tindak kekerasannya serta seorang penyihir di 
situ yang dapat menyebabkan badai yang bisa membunuh orang dengan petir.
 Pada pukul 11 malam setelah seluruh penduduk desa mendengar tentang 
Yesus, 50 perempuan dan laki-laki segera maju ke depan untuk menjadi 
pengikut Kristus. Kemudian sebuah badai misterius dengan petir yang 
sengap muncul, orang-orang percaya menghadapinya dengan doa, pujian, 
seruan, tarian, suara drum dan nyanyian sampai pukul 2 pagi ketika 
sebuah suara keras mengusir si jahat dalam nama Bapa, Anak dan Roh 
Kudus. Badai itu hilang dan langit terbuka.
Rob Reeve, France mengatakan bahwa setelah berpuasa dan berdoa etnik Bantu dan Pigmy berangkat menuju ke sebuah desa di Afrika Tengah
 yang dikenal oleh karena tindak kekerasannya serta seorang penyihir di 
situ yang dapat menyebabkan badai yang bisa membunuh orang dengan petir.
 Pada pukul 11 malam setelah seluruh penduduk desa mendengar tentang 
Yesus, 50 perempuan dan laki-laki segera maju ke depan untuk menjadi 
pengikut Kristus. Kemudian sebuah badai misterius dengan petir yang 
sengap muncul, orang-orang percaya menghadapinya dengan doa, pujian, 
seruan, tarian, suara drum dan nyanyian sampai pukul 2 pagi ketika 
sebuah suara keras mengusir si jahat dalam nama Bapa, Anak dan Roh 
Kudus. Badai itu hilang dan langit terbuka.Sumber: DCI Indonesia
 
 
 
 






0 komentar :
Posting Komentar