Ratusan orang menghadiri sebuah konferensi yang bertujuan
untuk membekali orang Kristen dengan pemahaman-pemahaman iman yang ditopang
oleh bukti-bukti Sains, Filosofi dan Alkitab.
Acara yang diselengarakan di pusat kota London pada akhir pekan
lalu itu bertemakan “Unbelievable? Giving
the Sceptical World Reason to Believe” (tak dapat dipercaya? Memberikan
kepada dunia yang ragu alasan untuk percaya) dan merupakan kerja sama antara Premier
Christian Radio dengan Reasons
to Believe (alasan-alasan untuk percaya), sebuah organisasi yang membidangi
pengajaran dan penelitian apologetik (pembelaan iman) Kristen.
Michael Green, seorang pemimpin gereja dan apologet, membuka
kegiatan ini dengan sebuah topic yang diberi judul “Sebuah jawaban bagi semua
orang” dalam mana ia mengungkapkan bagaimana memberi jawaban terhadap
keberatan-keberatan terhadap iman Kristen.
“Kita harus siap memberi jawaban kepada siapa pun,” katanya.
“Kata-kata ini berasal dari I Petrus 3:15, di mana rasul
Petrus sedang menghadapi iklim intelektual yang bermusuhan dan ia memberikan serangkaian
arahan yang membantu kepada para pembaca suratnya dan kepada kita.”
Green menggambarkan iman yang sejati sebagai komitmen
pribadi atas bukti yang ada dan mengungkapkan bahwa apologetika adalah sebagai upaya
menghadirkan bukti tersebut.
“Apologetika sangat penting. Tanpanya banyak dari generasi
muda kita akan pergi jauh segera mereka masuk universitas, dan kita takkan bisa
memenangkan mereka untuk Kristus pada masa yang sangat penting dalam hidup
mereka. Media dan universitas-universitas adalah tempat subur untuk pengaruh
anti-Kristen.”
Hadir pula dalam konferensi tersebut pendiri dan presiden
organisasi Reasons to Believe Hugh
Ross yang menyajikan alasan-alasan menyangkut alam semesta mengenai adanya
Allah.
“Di Reason to Believe keseluruhan tujuan
kami adalah mengembangkan apologetika yang mempunyai kemungkinan paling dekat
untuk bisa membawa orang dewasa yang tak bergereja pada iman terhadap Yesus
Kristus,” ungkapnya.
Seringkali yang menjadi keberatan terhadap Kekristenan menurut
Ross adalah anggapan bahwa penciptaan bukan sains karena tidak bisa diuji atau
diverifikasi dalam sebuah eksperimen.
“Hal inilah yang meyebabkan kami selama lebih dari 25 tahun
telah mengembangkan sebuah model penciptaan alkitabiah yang dapat diuji dan
diverivikasi. Jika kami lebih berhasil dalam memprediksikan penemuan saintifik
di masa depan dibanding cara pandang yang lain, maka menurut akal dan logika maka
kita menjadi berkewajiban untuk menjadi pengikut Yesus Kristus,” jelasnya.
“Freeman Dyson yang pada suatu ketika mengaku sebagai ilmuan
atheis, dan pada kesempatan lain seorang agnostik (yang meragukan keberadaan
Tuhan) menulis dalam bukunya ‘semakin saya mengusut alam semesta, semakin
banyak bukti saya temukan bahwa alam semesta dalam pengertian tertentu seperti
tahu bahwa kita akan datang.
“Alam semesta didisain untuk manusia.”
John Lennox, professor Matematika dan filosofi Sains di
Oxford University mengatakan, “Semakin sains membukakan lika-liku dari
keajaiban belaka alam semesta ini, semakin saya memuji Tuhan karena
melakukannya demikian.”
“Ketika Newton menemukan hukum gravitasinya ia tidak
mengatakan ‘Luarbiasa, saya telah menemukan hukum gravitasi, saya tidak
membutuhkan Allah’.
“Ia menulis Principia Mathematica (prinsip-prinsip
Matematika), dapat dikatakan buku yang paling terkenal dalam sejarah sains.
“Ia menulis dalam bagian pengantarnya: ‘dalam pengharapan
supaya orang yang dapat berpikir melaluinya dapat percaya kepada Allah’.
“Dengan kata lain semakin Newton memahami bagaimana alam
semesta bekerja semakin ia mengagumi Allah yang membuatnya demikian.”
Argumen lainnya yang diangkat berhubungan dengan keberadaan
Allah diambil dari filosofi. Menurut Profesor Kenneth Samples, hakikat manusia
adalah bukti kuat bahwa Allah ada.
“Mengapa manusia mencari maksud dan arti hidup? Mengapa kita
membutuhkan harapan?
“Dalam Kekristenan dikatakan jika Anda merasa tak
berkepenuhan, jika Anda merasa gelisah, jika Anda sedang mencari, itu karena
Allah menciptakan Anda supaya Anda tidak akan merasakan istirahat di luar Dia.
Kitab Suci menunjukkan bahwa pada intinya manusia mengetahui bahwa Allah ada.” (Christiantoday)
Lihat video preview.
0 komentar :
Posting Komentar