Jadi siapa pun yang mengatakan bahwa ia telah memahami Kitab Suci atau sebagiannya, tetapi dalam pemahamannya ia tidak bisa membangun kasih dua arah yaitu mengasihi Allah dan sesama manusia, maka ia belumlah memahaminya.
Ia yang memperoleh pemahaman yang berguna dari dalam Alkitab yang membuatnya mengerti akan kasih itu, namun gagal menunjukkan arti yang dimaksud oleh penulis Alkitab, ia tidaklah melakukan kesalahan yang fatal, dan yang pasti ia bukanlah seorang pendusta.
Dalam diri seorang pendusta terdapat keinginan untuk mengatakan apa yang salah, dan kerena itu kita mendapati banyak orang yang berdusta, tapi tidak seorang pun yang ingin disesatkan.
Oleh karena seseorang sadar ketika berdusta tetapi tidak demikian ketika disesatkan, maka cukup jelaslah bahwa dalam hal ini orang yang disesatkan masih lebih baik daripada orang yang berdusta, karena lebih baik menderita ketidak-adilan daripada melakukannya.
Setiap orang yang berdusta, melakukan ketidak-adilan; itu sebabnya ia yang percaya bahwa sebuah dusta kadang-kala berguna, demikianlah juga ia percaya dengan ketidak-adilan.
Tidak seorang pun yang berdusta menjaga iman ketika berdusta – ia tentu saja berharap agar orang yang ia dustai menaruh percaya padanya, tapi ketika ia berdusta ia tidak menjaga iman – dan setiap orang yang merusak iman adalah orang yang tidak benar.
On Christian Teaching, halaman 27.
Ia yang memperoleh pemahaman yang berguna dari dalam Alkitab yang membuatnya mengerti akan kasih itu, namun gagal menunjukkan arti yang dimaksud oleh penulis Alkitab, ia tidaklah melakukan kesalahan yang fatal, dan yang pasti ia bukanlah seorang pendusta.
Dalam diri seorang pendusta terdapat keinginan untuk mengatakan apa yang salah, dan kerena itu kita mendapati banyak orang yang berdusta, tapi tidak seorang pun yang ingin disesatkan.
Oleh karena seseorang sadar ketika berdusta tetapi tidak demikian ketika disesatkan, maka cukup jelaslah bahwa dalam hal ini orang yang disesatkan masih lebih baik daripada orang yang berdusta, karena lebih baik menderita ketidak-adilan daripada melakukannya.
Setiap orang yang berdusta, melakukan ketidak-adilan; itu sebabnya ia yang percaya bahwa sebuah dusta kadang-kala berguna, demikianlah juga ia percaya dengan ketidak-adilan.
Tidak seorang pun yang berdusta menjaga iman ketika berdusta – ia tentu saja berharap agar orang yang ia dustai menaruh percaya padanya, tapi ketika ia berdusta ia tidak menjaga iman – dan setiap orang yang merusak iman adalah orang yang tidak benar.
On Christian Teaching, halaman 27.
0 komentar :
Posting Komentar