Dr. Richard Stott (foto: LSN) |
Dr. Richard Stott, dokter umum di rumah sakit Margate, Inggris, dikenakan disiplin oleh General Medical Council (GMC), sebuah badan yang mengawasi pelaksanaan kode etik kedokteran, karena “mendiskusikan keyakinan imannya dengan seorang pasien pada akhir sebuah konsultasi.”
Andrew Hurst, perwakilan GMC, mengatakan bahwa Dr. Stott telah mengatakan pada pasiennya, seorang laki-laki berumur 24 tahun yang tak ingin diidentifikasi, “Harapan satu-satunya untuk pulih adalah melalui Yesus.
“Jika ia tidak berbalik pada Yesus dan menyerahkan diri kepadaNya ia akan menderita sepanjang hidupnya,” demikian dilaporan BBC News.
Dr. Stott melayangkan keberatan atas laporan konsultasi yang terjadi pada bulan Agustus 2010 lalu itu. Menurutnya, setelah mendiskusikan hal-hal menyangkut pengobatan, sebagai seorang Kristen, ia memberikan kesempatan kepada pasiennya untuk membicarakan kepercayaannya yang bisa membantunya dalam menghadapi masalah kesehatannya. GMC melihat bahwa dari laporan pelapor hal itu menyebabkan pelapor merasa tertekan.
Dr. Stott menyatakan bahwa sekiranya pelapor menunjukkan keberatan ketika membicarakan agama, maka percakapan itu telah diakhiri. Memang pada akhir percakapan itu pelapor, yang bukan seorang Kristen, mengatakan bahwa kedatangannya adalah untuk berkonsultasi, dan bukan bicara tentang agama.
GMC berpegang bahwa Dr. Stott melanggar pedoman “Keyakinan Pribadi dan Praktek Kedokteran (2008), yang saat ini sedang mengalami revisi dan dianggap semakin menutup ruang untuk membicarakan hal berhubungan dengan iman. GMC memutuskan memberikan peringatan pada Dr. Stott.
Pelapor, yang dikatakan oleh pengacara GMC sendiri sebagai seorang yang memiliki “sejarah ganguan psikologi,” didorong oleh ibunya untuk melayangkan tuntutan ini. Pelapor terus-menerus menolak temu muka untuk menjelaskan insiden ini, dan memberi kesaksian lewat telepon.
GMC menolak anggapan bahwa sikap mereka ini merupakan “penganiayaan” terhadap Kekristenan. Sementara itu kenyataan bahwa para profesional Kristen semakin dimarginalisasi dianggap berkaitan dengan meningkatnya sekularisme militan dalam lembaga-lembaga di Inggris.
Pada awal tahun ini, Clearing the Ground (membuka tanah), sebuah penyelidikan yand dilakuan oleh parlemen, menyimpulkan bahwa "orang Kristen di Inggris menghadapi rupa-rupa masalah dalam menjalankan iman mereka dan masalah-masalah itu kebanyakan disebabkan dan diperburuk oleh perubahan sosial, budaya, dan hukum dalam sepuluh tahun terakhir."
Doakan supaya orang-orang Kristen di Inggris tetap kuat dalam iman dan terus setia mengikut Yesus sekalipun di tengah tantangan dan penekanan. (MP)
Isi berita ini diambil dari BBC News dan LifeSiteNews. Keputusan dari GMC mengenai kasus Dr. Stott dapat dilihat di sini. Menara Penjaga tidak berafiliasi dengan sumber berita ini. Pertanyaan atau keberatan terhadap berita ini dapat dialamatkan ke menarapenjaga[a]gmail.com.
0 komentar :
Posting Komentar