"Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah."
Home » , , , , , , , » Palestina: Dukungan Vatikan dan Dewan Gereja-Gereja se-Dunia, dan kesembilan negara yang tidak mendukung

Palestina: Dukungan Vatikan dan Dewan Gereja-Gereja se-Dunia, dan kesembilan negara yang tidak mendukung

Written By Menara Penjaga on Senin, 03 Desember 2012 | 07:23

Presiden Mahmud Abbas (tengah depan) merayakan
keputusan PBB bersama anggota delegasinya
(foto: U.N. Photo/Rick Bajornas)

Menara Penjaga, 1 Desember 2012.

Vatikan memberi sambutan positif terhadap hasil keputusan PBB untuk menerima Palestina sebagai negara pengamat non-anggota (non-member Observer State), dan mendesak ke arah lahirnya two-state solution (solusi dua negara) secara permanen.1

"Pemungutan suara itu menunjukkan sentimen dari mayoritas masyarakat internasional dan secara signifikan mengakui kehadiran warga Palestina di PBB," demikian pernyataan dari Tahta Suci.

Pernyataan ini menyusul sehari setelah Majelis Umum PBB memutuskan berdasarkan dukungan suara yang meyakinkan terhadap perubahan itu pada 29 November lalu. 138 negara menyatakan mendukung, 41 abstain, dan 9 menolak.

"Tapi ini tidak merupakan solusi yang memadai untuk masalah yang ada di kawasan itu," demikian bunyi siaran pers 30 November dari Vatikan itu.


"Respon yang memadai hanya dapat ditemui melalui komitmen yang efektif dari mereka untuk membangun perdamaian dan stabilitas dalam keadilan dan penghormatan terhadap aspirasi yang sah, baik dari rakyat Israel maupun rakyat Palestina."


Tanggapan Dewan Gereja-Gereja se-Dunia

Mewakil Dewan Gereja-Gereja se-Dunia (WCC), Jumat lalu (30/11) Sekjen Rev Dr Olav Fykse Tveit mengungkapkan sambutan positif terhadap perubahan status itu, dan melihatnya sebagai langkah maju menuju perdamaian.2

"Sekarang terserah kepada kedua belah pihak, Israel dan Palestina, untuk memajukan proses ini ke depan," ungkap Dr Tveit. "Pemungutan suara di PBB menegaskan bahwa solusi dua negara adalah cara terbaik untuk perdamaian di wilayah tersebut. Tanpa itu, masa depan akan tetap diwarnai lebih banyak kekerasan dan ketidakamanan, dan tragedi yang berkelanjutan bagi kedua bangsa."

"WCC telah secara konsisten menyuarakan dukungan terhadap solusi dua-negara," kenang Dr Tveit. Sejak pertemuan Majelis Pertama pada tahun 1948, WCC telah memperjuangkan hak-hak Israel dan Palestina untuk masing-masing menjadi negara bebas dan merdeka.

Dengan lahirnya keputusan itu berarti Palestina akan dapat berpartisipasi dalam perdebatan di PBB dan mungkin bergabung dengan beberapa badan yang ada seperti Mahkamah Kejahatan Internasional.
 

Sembilan negara yang tidak mendukung 

Dengan jumlah suara mendukung negara Palestina yang melebihi persyaratan dua-pertiga, pertanyaan tentang negara mana yang tidak mendukung menjadi menarik.

Amerika Serikat adalah yang paling menentang kebijakan ini. Menurut Max Fisher, The Washington Post, AS melihat langkah ini sebagai langkah kontra-produktif terhadap upaya perdamaian yang dipimpinnya.3 Senada dengan ungkapan juru bicara PM Israel Benjamin Netenyahu, Mark Regev.4

Selain kedua negara ini, yang menolak adalah Kanada, pendukung kebijakan AS di Timur Tengah, Republik Ceko, yang dikatakan “lebih dekat dengan AS daripada Uni Eropa.” Kemudian, Panama, yang punya hubungan ekonomi yang dekat dengan AS, dan negara-negara kecil di Pasifik, yang sebelumnya berada di bawah administrasi AS, yaitu Nauru, Palau, Micronesia, dan Marshall Islands.


Tanggapan Patriarkat Latin Yerusalem terhadap Vatikan

Kantor pers Tahta Suci menyebut keputusan PBB ini sebagai sebuah "
keputusan penting" dan mengatakan telah "secara aktif mengikuti langkah-langkah yang mengarah ke situ, sambil berjuang untuk tetap netral dan bertindak sesuai dengan hakikat khusus keagamaan dan misi universalnya, dan dalam pertimbangan juga perhatian khususnya terhadap dimensi etis dari masalah-masalah internasional."5

Paus Benediktus XVI mengunjungi wilayah Timur Tengah pada tahun 2009 dan menyerukan solusi dua-negara dan penghentian kekerasan.

"Tidak ada lagi pertumpahan darah! Tidak ada lagi pertempuran! Tidak ada lagi terorisme! Tidak ada lagi perang! Sebaliknya mari kita hancurkan lingkaran setan kekerasan," ungkapnya pada akhir perjalanannya.

Patriarkat Latin Yerusalem berterima kasih kepada Tahta Suci untuk pernyataan pada 30 November itu, dan mengucapkan selamat kepada rakyat Palestina dan presiden mereka, Mahmoud Abbas, yang disebutnya sebagai moderat dan "orang yang cinta damai."
***





1 Holy See welcomes UN recognition of Palestine, CNA (link).

2 WCC sees positive step in Palestine upgrade at the UN, Oikumene (link).

3 Coalition of the opposing: Why these 9 countries voted against Palestine at the U.N., The Washington Post (link). 

4 Holy See welcomes UN recognition of Palestine, CNA (link). 

5 Holy See welcomes UN recognition of Palestine, CNA (link).
Share this article :

2 komentar :

Bobby mengatakan...

Selamat bergabung untuk Palestina.

Menara Penjaga mengatakan...

Trims Bobby untuk komenx.

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Menara Penjaga - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger