Para pekerja media meliput di rumah Nakoula di California Selatan, AS (foto: newsyahoo.com) |
AMERIKA
SERIKAT, Washington (13/9/12).
Otoritas kepolisian federal AS telah mengidentifikasi oknum di
balik “Innocence
of Muslims,”
sebuah film yang melecehkan Islam
dan nabi
Muhammad,
demikian dilaporkan The
Blaze.
Seorang
pejabat penegak hukum mengungkapkan kepada The
Associated Press hari Kamis bahwa pihak berwenang telah
menyimpulkan Nakoula
Basseley Nakoula,
55, sebagai otak di belakang pembuatan film yang telah menyinggung
umat Muslim sehingga mengakibatkan berbagai aksi kekerasan, bahkan di
Libia, serangan terhadap kedutaan AS yang dikaitkan dengan film ini
menyebabkan kematian duta besar AS untuk Libia dan tiga orang
pegawainya.
Nakoula
yang mengoleksi serentetan pelanggaran hukum diidentifikasi merupakan
seorang Kristen Koptik yang tinggal di California Selatan, di mana
terdapat Hollywood. Seorang pejabat kepolisian yang namanya
dirahasiakan mengungkapkan bahwa Nakoula terkait nama Sam
Bacile, orang tadinya mengatakan kepada
AP bahwa ia merupakan sutradara dan penulis skenario film tersebut.
Serentetan
kejahatan termasuk pembuatan shabu dan
penipuan bank telah
membuat Nakoula mengenal penjara. Dari catatan pajak dan kebangkrutan
California Selatan diketahui bahwa sebelum kasus penipuan bank yang
ia lakukan, Nakoula mengalami serentetan kesulitan ekonomi.
Akun
YouTube yang dipakai untuk menyebarkan cuplikan dari film ini adalah
“Sam Bacile.” Selasa lalu akun ini masih dipakai untuk menulis
komentar dalam bahasa Arab “Ini 100
persen film Amerika, kalian sapi.”
Kepada AP orang yang memakai nama Bacil ini mengaku bahwa ia adalah
seorang Yahudi berumur 56 tahun kelahiran Israel.
Tanggapan
Gereja Ortodoks Koptik
Uskup Serapion dari Gereja Ortodoks Koptik di Los Angeles mengatakan, “Mereka yang membuat film ini harus bertanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka. Nama dari jemaat ini tidak boleh dikait-kaitkan dengan individu-individu yang mempunyai motif tersembunyi.”
Uskup Serapion dari Gereja Ortodoks Koptik di Los Angeles mengatakan, “Mereka yang membuat film ini harus bertanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka. Nama dari jemaat ini tidak boleh dikait-kaitkan dengan individu-individu yang mempunyai motif tersembunyi.”
Sementara itu dikabarkan bahwa Sinode Kudus Gereja Ortodoks Koptik di Mesir melakukan pertemuan pada hari Rabu lalu dan mengeluarkan pernyataan mengutuk pembuatan film yang juga telah memicu tindakan kekerasan di Mesir, demikian dilaporkan chanelnewsasia.com.
“Penyebaran [film ini] pada saat khusus ini adalah merupakan bagian dari kampanye jahat yang bertujuan untuk melecehkan agama dan memecah-belah masyarakat, [dan] yang paling jelas adalah masyarakat Mesir,” demikian diungkapkan dalam pernyataan itu.
Belum diketahui apakah sasaran oknum Bacile ini adalah memancing kebencian umat Muslim kepada umat Yahudi atau memang sengaja pada Kristen (Koptik). Namun membaca salah satu moncong liberalisme, Huffington Post, sepertinya film ini hendak diarahkan untuk memicu konflik antara umat Islam dan Kristen, yang pada gilirannya akan mendiskreditkan agama-agama itu sendiri.
Indonesia
Sementara
itu di Indonesia,
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko
Suyanto
telah menyatakan pihaknya meminta Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kominfo)
untuk mengambil tindakan terkait beredarnya film
tersebut, demikian dilaporkan Jawaban.com.
Ia pun turut menghimbau agar masyarakat tidak terpancing oleh film ini dan melakukan tindakan di luar jalur hukum. "Justru kita semua elemen masyarakat harus bisa menjaga kerukunan antarumat. Sehingga keamanan dan kenyamanan masyarakat dapat diwujudkan," pungkasnya. (MP)
Ia pun turut menghimbau agar masyarakat tidak terpancing oleh film ini dan melakukan tindakan di luar jalur hukum. "Justru kita semua elemen masyarakat harus bisa menjaga kerukunan antarumat. Sehingga keamanan dan kenyamanan masyarakat dapat diwujudkan," pungkasnya. (MP)
0 komentar :
Posting Komentar