Sabtu, 03 Agustus 2013

Perayaan pembaptisan Rusia ke-1025: Kompas moral

Sebuah lukisan dinding menggambarkan pembaptisan rakyat Rusia di Sungai
Dneipr, Kiev oleh St. Vladimir.
RUSIA, Moskow (MP) – Gereja Kristen Ortodoks Rusia memperingati ulang tahun ke-1025 “Pembaptisan Rusia” – yaitu diterimanya kekristenan di Rusia sekaligus pendirian Gereja Kristen Ortodoks oleh Pangeran Vladimir tahun 988 Masehi di Kiev.

Peringatan pada hari Kamis (1 Agustus) lalu ini diselenggarakan di Moskow, ibukota Rusia, dan dihadiri oleh 15 gereja dari kalangan Kristen Ortodoks.

Dalam sambutannya, pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, mengungkapkan bahwa upaya untuk mengusir orang Kristen dari Suriah akan berdampak pada “bencana peradaban.”

Para pemimpin gereja-gereja Ortodoks terus mengkritik kurangnya perhatian pemimpin AS dan negara-negara Barat lainnya terhadap situasi di Timur Tengah.

Mereka juga mengecam semakin meningkatnya penekanan dari pihak sekularis terhadap kemerdekaan Kristen di negara-negara seperti di Inggris, di mana 'pernikahan' sejenis baru diadakan. (LSN)


Presiden Rusia, Vladimir Putin. 

Mencegah konflik antar budaya dan agama

Perayaan itu dihadiri oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang dalam sambutannya mengekspresikan kekuatiran melihat “di banyak kawasan di dunia, terutama di Timur Tengah dan di Afrika Utara, ketegangan antar agama sedang meningkat, dan hak-hak pemeluk agama minoritas dilanggar,” tak terkecuali penganut Kristen Ortodoks.

Ia memuji kerjasama antara Gereja Ortodoks dan negara Rusia dengan mengatakan bahwa keduanya merupakan rekan dan kolega dalam mencari jalan keluar berbagai masalah domestik dan internasional.

"Hal yang sangat penting saat ini adalah berupaya untuk mencegah konflik antar budaya dan antar agama, yang sarat dengan gejolak yang paling serius," ungkapnya.

Presiden Putin menambahkan bahwa Gereja Ortodoks memberi masyarakat Rusia kompas moral ketika ada begitu banyak orang mencari pertolongan. "Saat ini ketika masyarakat sekali lagi mencari dukungan moral, jutaan rekan-rekan sebangsa kita mendapatinya dalam agama," katanya.  "Mereka percaya kata-kata pastoral yang bijaksana dari Gereja Ortodoks Rusia."

Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill.

Warisan budaya dan agama

Masih dalam suasana perayaan itu, mengikuti sebuah resepsi di Kiev, Presiden Rusia, Patriark Moskow, bersama Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych, mengambil bagian dalam sebuah pelayanan doa bersama.

Dalam kesempatan itu Patriark Kirill menekankan warisan budaya dan agama di antara bangsa-bangsa Slavia.

"Nenek moyang kita mengadopsi iman Kristen dan, bersama dengan itu, sistem nilai dan moral... yang tidak bisa dihancurkan oleh pergolakan sejarah," katanya. Ungkapan ini menunjuk pada masa pemerintahan komunis Rusia.

Patriark Kirill juga mengingatkan tentang trend 'pernikahan' sesama jenis yang sedang menyapu dunia Barat. "Ini adalah gejala apokaliptik yang sangat berbahaya, dan kita harus melakukan apa yang bisa sehingga dosa tidak dibenarkan oleh hukum negara di Tanah Suci Rus, karena ini berarti bahwa orang mulai menempuh jalan penghancuran diri sendiri."

Negara Federasi Rusia, dengan didukung penuh oleh Gereja Ortodoks, baru-baru ini menetapkan UU yang melarang promosi praktek hubungan sejenis terhadap anak-anak. Sebuah langkah yang sangat dikecam oleh sejumlah negara Barat karena dicap “kebencian.” (+)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar