NIGERIA, Borno (MP) – Laporan Open Doors, organisasi
advokasi Kristen teraniaya, membuka kembali lembaran pahit keluarga
mendiang Pdt. Faye Pama Musa yang ditembak mati oleh tiga orang
bersenjata di kediamannya di Maiduguri, negara bagian Borno, Nigeria,
14 Mei 2013 lalu.
Sebulan setelah kejadian yang
memiriskan hati ini, pengurus Open Doors disambut
oleh ibu Mercy, janda dengan empat orang anak. “Yang kulihat hari
ini adalah persahabatan sejati,” ungkapnya.
“Bagaimana kau bisa
datang ke Maiduguri pada saat berbahaya ini ketika orang-orang sedang
meninggalkan kota? Kau disambut di sini dalam nama Yesus. Saya
senang bertemu denganmu lagi.”
~+~
Pada peristiwa malam 14 Mei itu, Pdt.
Musa, ibu Mercy dan sebagian dari anak-anak mereka sedang berada di
rumah. Sementara ibu Mercy sedang mempersiapkan makan malam, Zion
(17), remaja putri yang duduk di luar, melihat tiga orang bersenjata
melompat pagar. Dia berlari masuk ke ruang tamu untuk mengingatkan
ayahnya.
Pdt. Musa melirik melalui jendela dan
melihat para pelaku sudah berada di pintu depan. Mereka menerobos
masuk dan berteriak, "Semua orang di lantai!"
Pdt. Musa langsung menyadari mengapa
orang-orang itu datang, dan mencoba meloloskan diri melalui pintu
belakang dan melompati pagar. Tapi mereka berhasil menangkapnya dan
menyeretnya ke teras rumah. "Hari ini kau adalah orang mati.
Panggil Yesusmu untuk membantumu, Mr CAN!"* teriak salah satu
penyerang.
Pdt. Musa tidak menyerah tanpa
perlawanan. Sementara bergulat dengan tiga orang itu, ia
terus-menerus memanggil nama Yesus.
Saat itu Zion tidak bisa menanggung
mendengar ayahnya. Dia bangun dari lantai dan lari ke teras. Dia
memohon para penyerang untuk tidak membunuh ayahnya. Mereka
melepaskan tembakan ke arahnya tapi luput. Namun, syok membuatnya
pingsan.
Pergumulan terus berlanjut. Ibu Mercy
mendengar suaminya berkata, "Aku tidak akan pernah menyangkal
Juruselamatku." Saat ia merangkak ke pintu, ia melihat penyerang
menembak suaminya tiga kali di bagian kepala. Pdt. Musa meninggal di
tempat, dan para penyerang kabur dengan sebuah mobil.
Pdt. Musa tidak hanya memiliki teman di
kalangan orang Kristen. Banyak saudara-saudara Muslim menyatakan syok
dengan kematiannya. Seorang pejabat keamanan Muslim terkemuka
mengutuk keras pembunuhan itu. Ia mengatakan, "Pdt. Faye Pama
Musa adalah seorang duta perdamaian. Aku akan merindukan pria Kristen
ini yang adalah berkat dan aset besar bagi masyarakat ini."
Pdt. Musa meninggalkan seorang istri,
ibu Mercy, dan empat orang anak: Winner (19), seorang mahasiswa di
Universitas Ghana, Zion (17), seorang siswa sekolah menengah, Praise
(11), dan Miracle (6), kedua masih murid pendidikan dasar. Saat ini
Open Doors menopang dengan bantuan moneter untuk kebutuhan
mendesak seperti sewa dan biaya sekolah.
"Terima kasih untuk tetap menaruh
kami dekat dengan hati kalian," ungkap ibu Mercy. "Terima
kasih untuk pemberian ini. Tetapi di atas semuanya, terima kasih untuk
cinta kalian untuk keluarga saya. Semoga Tuhan yang baik semakin
mempersatukan kita."
* Alm. Pdt. Musa, selain sebagai Pengawas Umum Rhema Assembly International Church, beliau adalah juga Sekretaris Christian Association of Nigeria (CAN).
Doakan masyarakat Nigeria, terutama orang
Kristen, yang masih terus menghadapi kekerasan yang tidak manusiawi yang
dilakukan oleh para teroris. Darah para martir adalah pupuk bagi
gereja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar