Kamis, 01 Agustus 2013

Pdt. Faye Pama Musa: Aku tidak akan pernah menyangkal Juruselamatku

NIGERIA, Borno (MP) – Laporan Open Doors, organisasi advokasi Kristen teraniaya, membuka kembali lembaran pahit keluarga mendiang Pdt. Faye Pama Musa yang ditembak mati oleh tiga orang bersenjata di kediamannya di Maiduguri, negara bagian Borno, Nigeria, 14 Mei 2013 lalu.

Sebulan setelah kejadian yang memiriskan hati ini, pengurus Open Doors disambut oleh ibu Mercy, janda dengan empat orang anak. “Yang kulihat hari ini adalah persahabatan sejati,” ungkapnya. 

“Bagaimana kau bisa datang ke Maiduguri pada saat berbahaya ini ketika orang-orang sedang meninggalkan kota? Kau disambut di sini dalam nama Yesus. Saya senang bertemu denganmu lagi.”

~+~


Pada peristiwa malam 14 Mei itu, Pdt. Musa, ibu Mercy dan sebagian dari anak-anak mereka sedang berada di rumah. Sementara ibu Mercy sedang mempersiapkan makan malam, Zion (17), remaja putri yang duduk di luar, melihat tiga orang bersenjata melompat pagar. Dia berlari masuk ke ruang tamu untuk mengingatkan ayahnya.

Pdt. Musa melirik melalui jendela dan melihat para pelaku sudah berada di pintu depan. Mereka menerobos masuk dan berteriak, "Semua orang di lantai!"

Pdt. Musa langsung menyadari mengapa orang-orang itu datang, dan mencoba meloloskan diri melalui pintu belakang dan melompati pagar. Tapi mereka berhasil menangkapnya dan menyeretnya ke teras rumah. "Hari ini kau adalah orang mati. Panggil Yesusmu untuk membantumu, Mr CAN!"* teriak salah satu penyerang.

Pdt. Musa tidak menyerah tanpa perlawanan. Sementara bergulat dengan tiga orang itu, ia terus-menerus memanggil nama Yesus.

Saat itu Zion tidak bisa menanggung mendengar ayahnya. Dia bangun dari lantai dan lari ke teras. Dia memohon para penyerang untuk tidak membunuh ayahnya. Mereka melepaskan tembakan ke arahnya tapi luput. Namun, syok membuatnya pingsan.

Pergumulan terus berlanjut. Ibu Mercy mendengar suaminya berkata, "Aku tidak akan pernah menyangkal Juruselamatku." Saat ia merangkak ke pintu, ia melihat penyerang menembak suaminya tiga kali di bagian kepala. Pdt. Musa meninggal di tempat, dan para penyerang kabur dengan sebuah mobil.

Pdt. Musa tidak hanya memiliki teman di kalangan orang Kristen. Banyak saudara-saudara Muslim menyatakan syok dengan kematiannya. Seorang pejabat keamanan Muslim terkemuka mengutuk keras pembunuhan itu. Ia mengatakan, "Pdt. Faye Pama Musa adalah seorang duta perdamaian. Aku akan merindukan pria Kristen ini yang adalah berkat dan aset besar bagi masyarakat ini."

Pdt. Musa meninggalkan seorang istri, ibu Mercy, dan empat orang anak: Winner (19), seorang mahasiswa di Universitas Ghana, Zion (17), seorang siswa sekolah menengah, Praise (11), dan Miracle (6), kedua masih murid pendidikan dasar. Saat ini Open Doors menopang dengan bantuan moneter untuk kebutuhan mendesak seperti sewa dan biaya sekolah.

"Terima kasih untuk tetap menaruh kami dekat dengan hati kalian," ungkap ibu Mercy. "Terima kasih untuk pemberian ini. Tetapi di atas semuanya, terima kasih untuk cinta kalian untuk keluarga saya. Semoga Tuhan yang baik semakin mempersatukan kita."


* Alm. Pdt. Musa, selain sebagai Pengawas Umum Rhema Assembly International Church, beliau adalah juga Sekretaris Christian Association of Nigeria (CAN).
Doakan masyarakat Nigeria, terutama orang Kristen, yang masih terus menghadapi kekerasan yang tidak manusiawi yang dilakukan oleh para teroris. Darah para martir adalah pupuk bagi gereja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar