Senyum pembunuh manusia dan penghancur alam menyembul di angkasa. Ledakan bom di Hiroshima (kiri) dan Nagasaki (kanan) (foto: Wikipedia). |
SWISS, Jenewa (MP) – “Tidak ada lagi Hiroshima yang lain. Tidak ada lagi Nagasaki
yang lain,” demikian harapan mereka yang luput dari tragedi
kemanusiaan yang terjadi tahun 1945 lalu itu. Hal ini diungkapkan
oleh Sekretaris Umum World Council of Churches atau Dewan
Gereja se Dunia (DGD), Pdt. Dr. Olav Fykse Tveit, dalam sambutan yangdimuat di situs resmi DGD, 5 Agustus 2013.
Situasi yang kurang kondusif di Asia Timurlaut membuat peringatan
pemusnahan masal ini menjadi sangat relevan. Pdt. Tveit turut
menyinggung iven sidang DGD ke-10 yang akan dilaksanakan di Korea
(Selatan) di bawah sorotan tema “God of Life, Lead Us to Justice
and Peace” (Tuhan Kehidupan, Pimpin Kami kepada Keadilan dan
Kedamaian).
“Nagasaki dan Hiroshima tepat terletak di seberang sebuah selat
di Busan, tempat pertemuan [DGD nanti]. Tuan rumah [Korea (Selatan)]
akan membagikan penjelasan tentang warisan dari pemusnahan itu,
termasuk nasib dari lebih dari 40.000 orang Korea yang berada di dua
kota Jepang itu ketika bom atom dijatuhkan pada Agustus 1945,”
demikian tulis Pdt. Tveit.
Selain penjualan senjata AS dan pengembangan senjata Cina,
keprihatinan turut diperkuat oleh niat pemerintah Jepang untuk
mengembangkan senjata nuklir, dan menganulir klausul perdamaian dalam
konstitusi Jepang yang diadopsi negara itu berkat partisipasi dari
Toyohito
Kagawa, seorang teolog Kristen pasifis.
Di sisi lain, Pdt. Tveit mengucapkan syukur karena sekitar 80
pemerintah baru saja mengeluarkan seruan bersama kepada seluruh
pemerintah untuk tidak pernah menggunakan senjata nuklir lagi dalam
keadaan apapun.
“Karunia Allah akan hidup itu berharga tak terkira. Kita harus
melindungi kehidupan demi kebaikan semua orang. Hiroshima dan
Nagasaki tidak boleh terjadi lagi,” tutupnya. (+)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar