Rabu, 02 Januari 2013

Perayaan tahun baru batal, para demonstran menuntut hukuman mati bagi para pemerkosa

(foto: Alzajeera)
INDIA, New Delhi (MP, 1 Januari 2012).

Menyusul meninggalnya korban pemerkosaan oleh sekelompok pria di sebuah bis di Delhi, India, berbagai pihak akhirnya menetapkan untuk membatalkan perayaan tahun baru.

Kalangan militer termasuk masyarakat umum membatalkan pesta tahun baru sebagai wujud penghormatan terhadap korban yang menghembuskan nafas terakhir hari Sabtu lalu, demikian dilaporkan Aljazeera.

Korban yang adalah seorang mahasiswa kedokteran meninggal di rumah sakit Mount Elizabeth di Singapura di mana ia diterbangkan setelah selama hampir dua minggu bertahan di Rumah Sakit New Delhi Safdarjung.

Menurut laporan BBC Indonesia:
Korban dan temannya [seorang pria] naik bis di daerah Munirka setelah menonton film, mereka berencana menuju Dwarka di Delhi.

Polisi mengatakan mahasiswa itu diperkosa hampir selama satu jam dan keduanya dipukul dengan besi dan dilempar ke jalanan Delhi dari bis yang masih berjalan.

Sejak peristiwa di Delhi, memperlihatkan bahwa polisi gagal untuk merespon sejumlah kasus permerkosaan.


Epidemmi kekerasan terhadap perempuan  

Pemerkosaan 16 Desember lalu itu mengangkat ke permukaan epidemi kekerasan terhadap perempuan di India, di mana satu pemerkosaan yang dilaporkan rata-rata setiap 20 menit.

"Kami sangat prihatin tentang jumlah kasus pemerkosaan di seluruh India dan meluasnya kekerasan terhadap perempuan," kata Lise Grande, pekerja PBB di India, seperti dilansir Aljazeera

Berbagai protes di seluruh India menyusul tindakan keji ini telah memaksa pihak berwenang untuk mengevaluasi hukum yang berlaku, keamanan transportasi umum, perlindungan perempuan, dan hukuman berat bagi para pelaku kejahatan terhadap perempuan. 


Hukuman mati bagi pemerkosa 

Enam orang tersangka pelaku pemerkosaan telah ditahan, satu di antaranya masih remaja. 

Pemrotes mengatakan janji pemerintah untuk menghukum penjara seumur hidup terhadap para pelaku pemerkosaan tidak cukup, dan mereka menuntut hukuman mati bagi kelima pelaku dewasa. 


Menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan

Menurut laporan Aljazeera, pemerintah India telah membentuk dua panel yang dipimpin oleh hakim pensiunan untuk merekomendasikan langkah-langkah yang dapat diambil untuk memastikan keamanan perempuan.

"Di Tahun Baru, harus ada revisi terhadap semua hukum yang berkaitan dengan kejahatan terhadap perempuan," kata Sushma Swaraj, seorang pemimpin senior dari partai oposisi Bharatiya Janata (BJP).

"Kami telah meminta pemerintah untuk mengadakan sidang khusus parlemen di mana kita bisa mendiskusikan masalah ini," tambahnya.

Data nasional India menunjukkan bahwa dari 256.329 kejahatan kekerasan yang dicatat tahun lalu 228.650 adalah dilakukan terhadap perempuan, dengan jumlah pemerkosaan di ibukota naik 17 persen menjadi 661 tahun ini.

Di Australia, tren peningkatan kekerasan terhadap perempuan mengemuka ketika Jill Meagher, wartawan ABC diperkosa dan dibunuh September lalu. (MP)

Kasus itu telah membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya upaya perlindungan dan pencegahan terhadap berbagai kekerasan yang sedang meningkat.

Kita harus melakukan sesuatu tentang budaya kekerasan terhadap perempuan yang telah melingkupi masyarakat kita. Untuk melakukan sesuatu tentang kekerasan seksual kita harus melakukan sesuatu tentang pornografi,” ucap Warwick Marsh menanggapi pemerkosaan dan pembunuhan Jill Meagher yang menggemparkan di Melbourne.

PM Singh, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di Delhi, mengatakan: "Akan menjadi sebuah penghormatan bagi dia [korban pemerkosaan, red], jika kita dapat menyalurkan emosi dan energi kedalam aksi yang konstruktif” (BBC Indonesia).***


------
Keprihatinan dan duka yang mendalam kami sampaikan untuk para perempuan korban kekerasan dan pemerkosaan di India, Australia, dan di manapun di seluruh dunia. Dunia yang tak aman bagi perempuan dan anak adalah dunia yang tak aman bagi semua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar