(foto: Alzajeera) |
INDIA, New Delhi (MP, 1 Januari 2012).
Menyusul meninggalnya korban
pemerkosaan oleh sekelompok pria di sebuah bis di Delhi, India, berbagai pihak akhirnya menetapkan untuk membatalkan perayaan tahun baru.
Kalangan militer termasuk masyarakat
umum membatalkan pesta tahun baru sebagai wujud penghormatan terhadap
korban yang menghembuskan nafas terakhir hari Sabtu lalu, demikian
dilaporkan Aljazeera.
Korban yang adalah seorang
mahasiswa kedokteran meninggal di rumah sakit Mount Elizabeth di
Singapura di mana ia diterbangkan setelah selama hampir dua minggu
bertahan di Rumah Sakit New Delhi Safdarjung.
Menurut laporan BBC
Indonesia:
Korban dan temannya [seorang
pria] naik bis di daerah Munirka setelah menonton film,
mereka berencana menuju Dwarka di Delhi.
Polisi mengatakan mahasiswa itu diperkosa hampir selama satu
jam dan keduanya dipukul dengan besi dan dilempar ke jalanan Delhi
dari bis yang masih berjalan.
Sejak peristiwa di Delhi, memperlihatkan bahwa polisi gagal
untuk merespon sejumlah kasus permerkosaan.
Epidemmi kekerasan terhadap perempuan
Pemerkosaan 16
Desember lalu itu mengangkat ke permukaan epidemi kekerasan terhadap
perempuan di India, di mana satu pemerkosaan yang dilaporkan
rata-rata setiap 20 menit.
"Kami
sangat prihatin tentang jumlah kasus pemerkosaan di seluruh India dan
meluasnya kekerasan terhadap perempuan," kata Lise Grande,
pekerja PBB di India, seperti dilansir Aljazeera.
Berbagai protes di seluruh India menyusul tindakan keji ini
telah memaksa pihak berwenang untuk mengevaluasi hukum yang berlaku,
keamanan transportasi umum, perlindungan perempuan, dan hukuman berat
bagi para pelaku kejahatan terhadap perempuan.
Hukuman mati bagi
pemerkosa
Enam orang tersangka
pelaku pemerkosaan telah ditahan, satu di antaranya masih remaja.
Pemrotes mengatakan janji pemerintah
untuk menghukum penjara seumur hidup terhadap para pelaku pemerkosaan
tidak cukup, dan mereka menuntut hukuman mati bagi kelima pelaku
dewasa.
Menciptakan lingkungan yang aman
bagi perempuan
Menurut laporan Aljazeera,
pemerintah India telah membentuk dua panel yang
dipimpin oleh hakim pensiunan untuk merekomendasikan langkah-langkah
yang dapat diambil untuk memastikan keamanan perempuan.
"Di
Tahun Baru, harus ada revisi terhadap semua hukum yang berkaitan
dengan kejahatan terhadap perempuan," kata Sushma Swaraj,
seorang pemimpin senior dari partai oposisi Bharatiya Janata (BJP).
"Kami
telah meminta pemerintah untuk mengadakan sidang khusus parlemen di
mana kita bisa mendiskusikan masalah ini," tambahnya.
Data nasional India
menunjukkan bahwa dari 256.329 kejahatan kekerasan yang dicatat tahun
lalu 228.650 adalah dilakukan terhadap perempuan, dengan jumlah
pemerkosaan di ibukota naik 17 persen menjadi 661 tahun ini.
Di Australia, tren peningkatan
kekerasan terhadap perempuan mengemuka ketika Jill Meagher, wartawan
ABC diperkosa dan dibunuh September lalu. (MP)
Kasus itu
telah membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap perlunya upaya
perlindungan dan pencegahan terhadap berbagai kekerasan yang sedang
meningkat.
“Kita
harus melakukan sesuatu tentang budaya kekerasan terhadap perempuan
yang telah melingkupi masyarakat kita. Untuk melakukan sesuatu
tentang kekerasan seksual kita harus melakukan sesuatu tentang
pornografi,” ucap Warwick Marsh menanggapi pemerkosaan dan
pembunuhan Jill Meagher yang menggemparkan di Melbourne.
PM Singh, dalam sebuah
pernyataan yang dikeluarkan di Delhi, mengatakan: "Akan menjadi
sebuah penghormatan bagi dia [korban pemerkosaan, red], jika kita
dapat menyalurkan emosi dan energi kedalam aksi yang konstruktif”
(BBC
Indonesia).***
------
Keprihatinan dan duka yang
mendalam kami sampaikan untuk para perempuan korban kekerasan dan
pemerkosaan di India, Australia, dan di manapun di seluruh dunia. Dunia yang tak aman bagi perempuan dan anak adalah dunia yang tak aman bagi semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar