Icon St. Stevanus di gereja Ortodoks. Martir Kristen pertama (gambar: pc-freak.net). |
INDONESIA, Jawa Tengah (MP) -- Seorang mahasiswa Seminari Teologia
Baptis Indonesia (STBI) menjadi korban pembunuhan sadis. Tiga orang
tersangka pelaku telah dibekuk oleh polisi, demikian dilaporkan oleh
Kedaulatan
Rakyat Online (KDO). (12/29/12)
Jasad Omega Suparno (42) ditemukan
ditemukan di hutan daerah Jepara dengan luka tusukan, tubuh
lebam-lebam dan wajah dibakar.
Dalam laporan KDO, Direktur Reserse
Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng Kombes Bambang Rudi
Pratikyo mengungkapkan bahwa motif pembunuhan adalah dendam. Almarhum telah beralih agama, bahkan kuliah di STBI di Semarang.
Alm. Suparno pernah menekuni ajaran
Islam bersama para tersangka pelaku, masing-masing AM (29) warga Desa
Ngaklingan, Gebog, S alias Sony (29) warga Desa Klumpit, Gebog,
Kudus, dan AS (31) asal Dusun Semper Barat, Cililing, Jawa Barat.
Untuk mengelabui polisi, ketiga pelaku
membawa kabur motor korban supaya dikira korban dirampok. Ketiga
tersangka kini ditahan di sel Polda Jateng Semarang.
Dikuburkan secara Kristen
Menurut email yang diperoleh redaksi MP
mengenai pembunuhan ini, alm. Omega Suparno berniat menjadi seorang
hamba Tuhan dengan masuk ke STBI.
Pada liburan Natal, tanggal 10 Desember
lalu ia pamit pulang mengunjungi orang tuanya di Jepara. Tanggal 11
Desember dini hari tubuhnya ditemukan di sebuah selokan di hutan jati
tanpa pakaian dan wajah dalam keadaan terbakar dan sulit dikenali.
Setelah dievakuasi oleh polisi,
diumumkan kepada masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga
untuk datang melihat jazad tersebut. Orang tua almarhum datang dan
mengenali tubuh anak mereka.
Menurut DR Yustinus Djoko Santoso,
kepala STBI yang datang melihat jasad almarhum segera setelah
mendapat berita, alm pak Suparno pernah mengirim surat kepada orang
tuanya kalau ia meninggal harap dilaksanakan penguburan secara
Kristen.
Setelah pengambilan sampel tes DNA,
pada hari Rabu tanggal 12 Desember 2012 pukul 19.00 jenasah boleh
dibawa pulang. Jenasah dibawa ke GBI Jepara untuk kebaktian dan
langsung dimakamkan malam itu juga untuk menghindari reaksi
kekacauan.
“Puji Tuhan pemakaman dapat
dilaksanakan dengan baik, tentram dan sukacita dalam duka,”
demikian ditulis dalam email itu. “Berita memang segera tersebar
diantara orang-orang [dari gereja] Baptis. Tetapi semua menunjukan
kedewasaan berpikir dan mendoakan agar keluarga ... diberi
penghiburan Tuhan Allah.”
Dengan ditangkapnya para pelaku
ungkapan doa dalam email itu telah terjawab.
Kiranya penegakan hukum
atas perbuatan mereka mencabut nyawa orang lain secara kejam tak
hanya membawa mereka pada penyesalan, namun juga pada kesadaran akan
nilai hidup manusia di hadapan Allah.***
-------
Barangsiapa mempertahankan nyawanya,
ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya
karena Aku, ia akan memperolehnya. (Matius 10:39)
lalu berapa org yg dibunuh atas nama tuhan kalian, suku2 indian di amerika, aborigin, perancis selatan, dan banyak lagi .. belanda kristen malah membunuh, merampok indonesia selama 350 tahun, apa kalian pikir kalian orang suci?
BalasHapuslalu berapa org yg dibunuh atas nama tuhan kalian, suku2 indian di amerika, aborigin, perancis selatan, dan banyak lagi .. belanda kristen malah membunuh, merampok indonesia selama 350 tahun, apa kalian pikir kalian orang suci?
BalasHapusTerima kasih atas komentar Anda.
BalasHapusKebenaran suatu agama/pandangan hidup harus dipisahkan dari tindak laku para penganutnya, karena sekalipun keduanya sangat berkaitan, tindakan penganut agama tidak sehakikat dengan kebenaran dalam agama itu sendiri. (Karena ajaran agama dapat diselewengkan atau dimanipulasi untuk membenarkan apa yang jahat/yg ditentang oleh agama itu sendiri.)
Ada banyak kejahatan yang telah dilakukan atas nama agama dan demi penghapusan agama (dalam sejarah manusia yang paling banyak memakan korban jiwa adalah upaya menghapuskan agama).
Jika umat Kristen di Indonesia menyamakan saja agama Kristen dengan penjajah, maka tidak ada kekristenan di Indonesia. Tapi karena banyak orang Kristen yg berjuang untuk kemerdekaan, maka nampaklah bahwa menyamakan penjajah dengan agama Kristen adalah pemikiran yg keliru.
Hal yg sama jika diterapkan pada agama-agama yang lain.