Sabtu, 15 Desember 2012

'Tragedi Betlehem': Penembakan di sebuah SD di Connecticut, AS, 28 orang meninggal

Polisi menuntun anak-anak keluar dari SD Sandy Hook setelah peristiwa
penembakan 14 Desember 2012 (foto: Shannon Hicks/Newtown Bee).
AMERIKA SERIKAT, Connecticut (Menara Penjaga, 14 Desember 2012).

Sebuah peristiwa penembakan tragis kembali terjadi di AS, kali ini di Sandy Hook Elementary School (sekolah dasar) di Newtown, negara bagian Connecticut, mengakibatkan tewasnya 28 orang, demikian dilansir LA Times.1 20 di antaranya adalah anak-anak, 18 tewas di tempat, sedangkan dua lainnya dinyatakan tewas di rumah sakit.

Para korban dikatakan berada antara lima sampai 10 tahun. Enam korban dewasa di sekolah adalah staf sekolah termasuk Kepala Sekolah.

Pelaku penembakan yang dilaporkan memakai perlengkapan tempur itu teridentifikasi bernama Adam Lanza (20). Ia menembak mati dirinya sendiri setelah melakukan adegan sadis video-game itu.

Di rumah pelaku polisi menemukan ibunya telah tewas ditembak, juga diyakini merupakan perbuatan pelaku.

Nancy Lanza, ibu dari pelaku, juga bekerja di sekolah naas itu, dan senjata yang digunakan – yang menurut NY Times “mirip dengan senjata yang digunakan secara luas oleh pasukan [AS] di Afghanistan dan Irak” – nampaknya adalah milik ibu pelaku.2

Peristiwa itu terjadi pada pukul 9:45 pagi waktu setempat. Pihak berwenang masih belum mengetahui motif dari pelaku.


Dampak yang tak terlukiskan

“Semua orang mengalami trauma” ungkap Mergim Bajraliu, saudara dari salah seorang siswa di sekolah itu. Ia mengatakan bahwa para guru gemetaran dan menangis ketika keluar dari gedung sekolah itu.3

Tracy Hoekenga, orang tua dari CJ dan Matthew, masing-masing kelas empat dan kelas dua, mengatakan bahwa ia seperti lumpuh karena ketakutan untuk kedua puteranya itu. 
 
"Aku tidak bisa bernapas. Hal ini tak terlukiskan. Selama setengah jam, 45 menit, saya tidak tahu apakah anak-anakku baik-baik saja," katanya.4

Perasaan orang tua dan keluarga dari anak-anak yang menjadi korban tak terlukiskan. Dampak yang lebih memprihatinkan adalah goncangan jiwa terhadap anak-anak di sekolah itu.


Tragedi yang tak terpikirkan

"Kami semua sangat sedih dan terkejut dengan tragedi yang tak terpikirkan ini, dan kami berbelasungkawa dengan seluruh masyarakat Newtown," ungkap Msgr Jerald A. Doyle, administrator keuskupan Gereja Katolik di wilayah itu seperti dilansir CNA.5

Al Jazeerah mengutip ungkapan Presiden AS bahwa sebuah "tindakan yang berarti” akan dilakukan untuk mencegah kasus seperti ini, “terlepas dari politik."

Inspektur pendidikan di distrik Newtown mengatakan bahwa saat ini semua sekolah di wilayah itu dikunci untuk memastikan keamanan bagi anak-anak dan para staf sekolah.6


Beberapa kasus penembakan di AS

Sejumlah kasus penembakan di tempat umum telah terjadi AS tahun ini, yang paling baru adalah di Oregon, di mana seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di sebuah pusat perbelanjaan, menewaskan dua orang dan kemudian menembak dirinya sendiri.

Serangan paling mematikan terjadi pada bulan Juli di tengah pemutaran film Batman di Colorado, di mana tiga orang Indonesia turut mengalami luka-luka. (MP) Dua belas orang tewas dalam serangan itu.

Untunglah peristiwa tragis yang sama dapat dicegah ketika Floyd Lee Corkins, II (28), yang berpura-pura sebagai tenaga magang mencoba masuk ke kantor Family Research Council (FRC) di Washington D.C. (MP) Ia membawa senjata dan 50 butir amunisi dan 15 sandwich dari Chick-fil-A.


Ibadah doa untuk mengenang para korban dan menghibur
keluarga yang ditinggalkan (foto: patdollard.com).
Ibadah doa untuk para korban

Ratusan orang memadati Gereja Katolik St. Rosa de Lima di mana sebuah ibadah doa diadakan untuk meratapi para korban, tulis CBS News.7 

"Hari ini dan dalam hari-hari mendatang banyak di antara kita akan bergantung pada apa yang telah diajarkan pada kita dan apa yang kita percaya, bahwa ada iman karena suatu alasan," kata Gubernur Dannel P. Malloy dalam Misa doa itu.

Dalam kutipan berita dari CBS News dikatakan:

Meskipun ada 26 lilin di altar, Msgr Robert Weiss mengatakan adalah hal yang penting untuk mengingat semua orang yang meninggal, termasuk Lanza dan ibunya.

"Bagian kita bukan untuk menghakimi atau menanyakan," katanya kepada wartawan setelah pelayanan itu. "Tapi kami benar-benar menaruh dalam hati kami secara khusus anak-anak dan staf sekolah ini."

"Kedua puluh anak ini adalah anak-anak yang manis," kata Weiss. "Kedua puluh anak ini menerangi komunitas ini lebih baik dari semua lampu Natal yang kita memiliki .... Ada banyak bintang terang di langit malam ini oleh karena anak-anak ini."

Peristiwa ini terjadi dua minggu sebelum perayaan Natal, mengingatkan pembataian anak-anak di Betlehem oleh Herodes Agung. "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi.” (Matius 2:18)



1 Connecticut shooting: 20 schoolchildren among the 28 dead, LA Times (link). 

2 Nation Reels After Gunman Massacres 20 Children at School in Connecticut, NY Times (link).

3 US school shooting leaves 20 children dead, Al Jazeera (link).

4 Hundreds pack Conn. church for vigil after rampage, CBS News (link).

5 Catholic priests respond quickly to Conn. school shooting, CNA (link). 

US school shooting leaves 20 children dead, Al Jazeera (link).

7 Hundreds pack Conn. church for vigil after rampage, CBS News (link).


Revisi: catatan kaki nomor enam seharusnya merujuk ke Al Jazeerah. Catatan kaki nomor tujuh telah ditambahkan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar