Selasa, 27 November 2012

Konferensi global antikekerasan terhadap perempuan akan dilaksanakan di Australia

AUSTRALIA, Canberra (26 November 2012). 

Australia akan menjadi tuan rumah konferensi global Pita Putih (White Ribbon), gerakan yang dilakukan oleh kelompok pria guna menghentikan tindak kekerasan terhadap wanita, demikian kutipan laporan dari Kompas.com. 

Dalam sebuah forum di Gedung Parlemen di Canberra, hari Senin (26/11/2012), Perdana Menteri Australia Julia Gillard mengatakan pemerintah akan mendukung konferensi yang berlangsung bulan Mei 2013 di Sydney dimana para akademisi, pejabat pemerintah dan lembaga lain akan berkumpul.

Gerakan Pita Putih ini dimulai di Toronto, Kanada, 20 tahun lalu, ketika terjadi pembunuhan terhadap 14 mahasiswi.

Di Australia, gerakan ini dimulai di tahun 2003, dan sekarang ini lebih dari 58 ribu pria Australia sudah menyampaikan tekad untuk tidak pernah menggunakan kekerasan dalam kehidupan mereka, dan akan berbicara terbuka bila mereka melihat tindak kekerasan terhadap wanita di tempat lain.

Dalam laporan ini disebutkan tentang pembunuhan wartawan ABC Jill Meagher yang mendorong reaksi warga Australia, namun tidak disebutkan bahwa sebagian masyarakat Australia melihat pembunuhan ini merupakan akibat dari pornofikasi masyarakat. (MP)

Gerakan Pita Putih di Amerika Serikat sangat kuat dikaitan dengan perang melawan pornografi. Susan Roach, dalam artikelnya berjudul “Pornography is center of White Ribbon campaign” [pornografi sebagai fokus kampanye Pita Putih], menulis: “Penelitian secara definitif menunjukkan bahwa pornografi mengaitkan seks dengan kekerasan dan eksploitasi.”

Ia menyoroti dampak pornografi terhadap diri pribadi, keluarga, dan masyarakat, dan merupakan industri yang meraup untung lebih besar dibanding gabungan dari Microsoft, Google, eBay, Amazon dan Netflix. (EMC) 

Konferensi mengenai kekerasan terhadap wanita ini akan diselenggarakan di Universitas Wollongong, 13-15 Mei 2013. Pemerintah Federal memberikan dana 200 juta rupiah guna mendukung acara ini. Pemimpin partai oposisi Tony Abbot mengatakan dia mendukung kampanye Pita Putih tersebut.

"Sebagai saudara dari tiga kakak perempuan, dan ayah dari tiga anak perempuan saya memiliki tugas untuk membangun dunia yang aman bagi orang-orang yang saya cintai." kata pemimpin Partai Liberal tersebut.

"Sangat memprihatinkan bahwa satu dari tiga wanita dewasa Australia menghadapi tindak kekerasan dan pelecehan seksual dalam hidup mereka. Kita tidak boleh berhenti sampai kita bisa menghentikan tindak kekerasan terhadap wanita." tambah Abbot.

Toni Abbot adalah seorang politikus yang mendapat perhatian media karena mendukung penolakan terhadap 'pernikahan' sejenis di Australia, ketika saudara perempuannya Christine Foster telah memilih untuk berhubungan dengan seorang perempuan setelah perceraiannya. Karena posisi Abbot tersebut ia menjadi bulan-bulanan dari para homoseksualis dan media sekularis, sementara Christine sendiri berharap sekiranya ia bisa menjelaskan pada mereka tentang rasa empati yang ditunjukkan saudaranya itu kepadanya. (The Australian)

(RUU tentang 'pernikahan' sejenis ditolak dengan perolehan suara 98:42 pada 19 September lalu. Partai Liberal dengan tegas menolak pengesahannya. Senator Dean Smith, seorang yang terang-terangan menyukai sesama jenis mengatakan "Kesetaraan untuk pernikahan telah menjadi slogan." Ia berpendapat bahwa penolakan kelompok Liberal terhadap pernikahan sejenis adalah hal yang "mulia dan patut dipuji," dan ia sendiri setuju dengan posisi ini. [Herald Sun])

Kembali ke Pita Putih.

Pemimpin Partai Hijau Australia Christine Milne mengharapkan di gedung parlemen dijadikan "tempat kerja Pita Putih" dimana para anggota parlemen dan Senator berperilaku etis terhadap para wanita., "Penggunaan bahasa bisa mempengaruhi perilaku. Itulah sebabnya saya kira kita harus menggunakan kata-kata yang merefleksikan tempat kerja kita, dan sangatlah bijak bila parlemen bisa juga menjadi tempat kerja Pita Putih," kata Milne. [*]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar