Derita akibat perang: Seorang ibu dan anaknya tertidur di pinggir sebuah jalan di Sidon, Libanon, 18 Juli 2013. (Foto: AFP/Mahmoud Zayyat) |
LIBANON, Beirut
(MP) – Akibat konflik berkepanjangan di Suriah, Libanon menghadapi
krisis dengan kehadiran 1, 3 juta pengungsi dari negara tetangganya
itu.
“Jika konflik
berlanjut, mungkin ada sebanyak 1, 6 juta pengungsi di Libanon pada
akhir 2014,” ungkap Inger Andersen, Wakil Presiden Bank
Dunia untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, seperti dilansir
Kompas.com.
Dengan jumlah
penduduk 4 juta orang, Libanon merasakan langsung dampak perang sipil
Suriah yang berawal dari sebuah demonstrasi menuntut perbaikan.
Kekuatiran akan
situasi yang lebih parah setelah wacana penyerangan oleh Amerika
Serikat dan gerakan pemberontak yang memiliki afiliasi berbeda telah
meningkatkan jumlah pengungsi secara drastis. Perang ini telah
memakan korban jiwa lebih dari 100.000 orang, dengan 6000 di antaranya adalah anak-anak.
Berbagai masalah sosial
Dr. Naji
Abi-Hashem dalam edaran emailnya yang ditulis dari Beirut
menerangkan bahwa situasi di Libanon sangat tidak kondusif.
Di Libanon para
pengungsi memiliki keluasan, sehingga mereka menyebar di
daerah-daerah penduduk, mencari pekerjaan dan tempat tinggal di mana
mungkin.
“Mereka yang
punya membawa kendaraan dan sejumlah harta milik, menyewa tempat dan
mungkin akan tinggal di sini selamanya,” tulisnya.
Namun demikian,
mayoritas di antara para pengungsi tidak memiliki kemampuan ekonomi
demikian. “Libanon ingin membantu tapi tak mampu menghadapi masalah
sebesar ini,” tulisnya.
“Seperti dalam
setiap kasus migrasi paksa dan pengungsian akibat perang, gangguan
dan masalah yang dihadapi sangat besar.
“Banyak masalah
yang muncul saat ini (mulai dari pencurian kendaraan, perdagangan
manusia, perdagangan gelap terhadap yang miskin dan yang lemah,
mayoritas pengungsi bersaing untuk pekerjaan dan tenaga kerja
murah...banyak yang tinggal di ruangan sempit yang penuh sesak di
bawah garis kemiskinan, ada yang mengirim anak-anaknya ke jalan untuk
mengemis, yang lain mulai terlibat dalam perdagangan obat-obat
terlarang dan seks komersil.)”
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam pertemuan dengan pemimpin Libanon Michel Suleiman (24/9/13 setempat) membahas rencana untuk menanggulangi biaya akibat situasi di Libanon ini.
Tugas orang Kristen
Di samping sederet
masalah lainnya, harga barang dan tingkat pengangguran lokal juga
meningkat menambah penderitaan yang dibawa oleh perang, yang
menurut Dr. Naji adalah sebuah konsekuensi langsung dari keadaan kita
sebagai manusia dan kejatuhannya.
“Kita hidup
dalam dunia yang 'tidak sempurna' tapi kita diberi keistimewaan
dengan mempunyai mandat 'misi ilahi',” ungkap Dr. Naji dalam
emailnya. “Sementara itu, kita terus bekerja untuk Tuhan dan
melanjutkan pelayanan kesembuhan dan rekonsiliasi.” [+]
Email Dr. Naji
Abi-Hashem dikirim untuk sejumlah koleganya dengan catatan dapat
dibagikan dengan orang atau kelompok yang berminat. Doakan masyarakat
Suriah yang harus menghadapi pergumulan dan kenyataan hidup ini.
Mari perluas rasa kemanusiaan dan sejauh mungkin menghindari kekerasan fisik maupun
verbal dalam mencari sebuah solusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar