Rabu, 25 September 2013

Perang dan gelombang pengungsi Suriah: Kasus perdagangan manusia dan obat terlarang meningkat

Derita akibat perang: Seorang ibu dan anaknya tertidur di pinggir sebuah jalan di Sidon, Libanon, 18 Juli 2013.
(Foto: AFP/Mahmoud Zayyat)
LIBANON, Beirut (MP) – Akibat konflik berkepanjangan di Suriah, Libanon menghadapi krisis dengan kehadiran 1, 3 juta pengungsi dari negara tetangganya itu.

“Jika konflik berlanjut, mungkin ada sebanyak 1, 6 juta pengungsi di Libanon pada akhir 2014,” ungkap Inger Andersen, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, seperti dilansir Kompas.com.

Dengan jumlah penduduk 4 juta orang, Libanon merasakan langsung dampak perang sipil Suriah yang berawal dari sebuah demonstrasi menuntut perbaikan.

Kekuatiran akan situasi yang lebih parah setelah wacana penyerangan oleh Amerika Serikat dan gerakan pemberontak yang memiliki afiliasi berbeda telah meningkatkan jumlah pengungsi secara drastis. Perang ini telah memakan korban jiwa lebih dari 100.000 orang, dengan 6000 di antaranya adalah anak-anak.


Berbagai masalah sosial 

Dr. Naji Abi-Hashem dalam edaran emailnya yang ditulis dari Beirut menerangkan bahwa situasi di Libanon sangat tidak kondusif.

Di Libanon para pengungsi memiliki keluasan, sehingga mereka menyebar di daerah-daerah penduduk, mencari pekerjaan dan tempat tinggal di mana mungkin.

“Mereka yang punya membawa kendaraan dan sejumlah harta milik, menyewa tempat dan mungkin akan tinggal di sini selamanya,” tulisnya.

Namun demikian, mayoritas di antara para pengungsi tidak memiliki kemampuan ekonomi demikian. “Libanon ingin membantu tapi tak mampu menghadapi masalah sebesar ini,” tulisnya.

“Seperti dalam setiap kasus migrasi paksa dan pengungsian akibat perang, gangguan dan masalah yang dihadapi sangat besar.

“Banyak masalah yang muncul saat ini (mulai dari pencurian kendaraan, perdagangan manusia, perdagangan gelap terhadap yang miskin dan yang lemah, mayoritas pengungsi bersaing untuk pekerjaan dan tenaga kerja murah...banyak yang tinggal di ruangan sempit yang penuh sesak di bawah garis kemiskinan, ada yang mengirim anak-anaknya ke jalan untuk mengemis, yang lain mulai terlibat dalam perdagangan obat-obat terlarang dan seks komersil.)”

Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam pertemuan dengan pemimpin Libanon Michel Suleiman (24/9/13 setempat) membahas rencana untuk menanggulangi biaya akibat situasi di Libanon ini.


Tugas orang Kristen

Di samping sederet masalah lainnya, harga barang dan tingkat pengangguran lokal juga meningkat menambah penderitaan yang dibawa oleh perang, yang menurut Dr. Naji adalah sebuah konsekuensi langsung dari keadaan kita sebagai manusia dan kejatuhannya.

“Kita hidup dalam dunia yang 'tidak sempurna' tapi kita diberi keistimewaan dengan mempunyai mandat 'misi ilahi',” ungkap Dr. Naji dalam emailnya. “Sementara itu, kita terus bekerja untuk Tuhan dan melanjutkan pelayanan kesembuhan dan rekonsiliasi.” [+]





Email Dr. Naji Abi-Hashem dikirim untuk sejumlah koleganya dengan catatan dapat dibagikan dengan orang atau kelompok yang berminat. Doakan masyarakat Suriah yang harus menghadapi pergumulan dan kenyataan hidup ini. Mari perluas rasa kemanusiaan dan sejauh mungkin menghindari kekerasan fisik maupun verbal dalam mencari sebuah solusi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar