Target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 adalah 6,4 %. |
INDONESIA, Jakarta -- Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia periode 2009-2013 mencapai rata-rata 5,9% per tahun yang merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi.
“Inilah pertumbuhan ekonomi tertinggi, setelah kita mengalami krisis ekonomi lima belas tahun lalu,” ungkap Presiden dalam Keterangan Pemerintah atas RAPBN 2014 dan Nota Keuangan di hadapan anggota DPR dan DPD RI, Jumat (16/08).
Angka ini juga menunjukkan bahwa di antara negara anggota G-20 pada tahun 2012 dan 2013, Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua setelah Cina.
”Pertumbuhan ekonomi yang membaik juga diikuti oleh menurunnya tingkat pengangguran terbuka dari 9,86 persen pada tahun 2004, menjadi 5,92 persen pada bulan Maret di tahun 2013,” ungkap Presiden.
Presiden SBY mengakui adanya penurunan di kinerja ekspor, padahal impor terutama bahan bakar minyak terus meningkat.
“Akibatnya neraca perdagangan kita memburuk dan kondisi neraca pembayaran kita melemah,” katanya.
Hal itu mendorong pemerintah melakukan kebijakan percepatan perubahan APBN 2013 yang bertujuan menjaga defisit APBN dalam batas aman melalui pengendalian subsidi BBM dan mengalihkannya untuk program penanggulangan kemiskinan dan pembangunan infratstruktur.
Penanggulangan kemiskinan
Hasilnya angka kemiskinan turun dari 37,2 juta orang pada 2004 menjadi 28,07 juta orang pada Maret 2013.
Rencana pemerintah untuk mengintensifkan penanggulangan kemiskinan pada 2014 adalah dengan meningkatkan program Bantuan Tunai Bersyarat melalui Program Keluarga Harapan.
Namun, subsidi untuk 2014 turun 3,4% dari 2013 menjadi Rp 336,2 triliun.
Subsidi itu dialokasikan untuk energi dan non-energi, yang mencakup berbagai subsidi pangan, pupuk dan benih.
Proyeksi 2014
“Melalui kebijakan moneter yang berhati-hati, kita menjaga stabilitas ekonomi dan stabilitas tingkat nilai tukar rupiah yang realistis dan untuk tahun 2014, kita menggunakan asumsi rata-rata nilai tukar adalah Rp 9.750 per dolar AS,” kata Presiden.
Target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 ditetapkan pada 6,4% dan tingkat inflasi ditargetkan tidak lebih dari kisaran 4,5%, yang diharapkan bisa berpengaruh pada nilai tukar rupiah.
Presiden SBY menutup keterangannya dengan catatan khusus pada lembaga-lembaga pengawasan dan pemeriksaan keuangan negara seperti BPK, BPKP, dan aparat pengawasan internal pemerintah, untuk terus mengawasi perencanaan dan penggunaan anggaran negara. (BBC | MP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar