Jawaban:
Iman merupakan sebuah pemberian
(anugerah) yang mencakupi keseluruhan pribadi seorang manusia, sebab
Yesus Kristus mengajarkan pengikut-Nya, “Kasihilah Tuhan Allahmu
dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal
budimu” (Matius 22:37).
Adalah hal yang lumrah jika kita
mencari jawaban dari sebuah pertanyaan iman, sepanjang pencarian itu
adalah sebuah ikhtiar “faith seeking understanding” (iman yang
mencari pemahaman), sekalipun pada kenyataannya misteri iman akan
selalu melampaui pemahaman kita sebagai manusia.
Hal yang perlu dihindari tentunya
adalah understanding seeking faith (pemahaman [keliru] yang mencari
[kekeliruan] iman).
Menjawab pertanyaan di atas, secara
sederhana adalah: Yesus Kristus adalah satu-satunya anak Maria.
Yusuf menjadi ayah angkat secara daging bagi Kristus.
Maria telah dipertunangkan kepada Yusuf, seorang yang dikenal tulus hati, ketika ia menerima kabar malaikat bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus, dan Anak yang dikandungnya disebut kudus, Anak Allah (gambaran kedekatan antara Allah dan Firman Allah: Bapa dan Anak) (lih. Lukas 1:26-38; Matius 1:18-25).
Yusuf mengambil Maria sebagai isterinya setelah mendapat mimpi dari malaikat. Dengan demikian, Maria diselamatkan dari hukum tradisional waktu itu yang mensyaratkan seorang wanita yang berzinah dirajam dengan batu.
Yusuf menjadi ayah angkat secara daging bagi Kristus.
Maria telah dipertunangkan kepada Yusuf, seorang yang dikenal tulus hati, ketika ia menerima kabar malaikat bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus, dan Anak yang dikandungnya disebut kudus, Anak Allah (gambaran kedekatan antara Allah dan Firman Allah: Bapa dan Anak) (lih. Lukas 1:26-38; Matius 1:18-25).
Yusuf mengambil Maria sebagai isterinya setelah mendapat mimpi dari malaikat. Dengan demikian, Maria diselamatkan dari hukum tradisional waktu itu yang mensyaratkan seorang wanita yang berzinah dirajam dengan batu.
Dalam pemahaman historis dan teologis
sejak dari Gereja mula-mula, Bunda Maria tidak mengandung dan melahirkan
lagi setelah memberi diri menjadi vessel (medium) inkarnasi
(logos ensarkos=firman menjadi manusia). Itu sebabnya, kita mendapati
terutama dalam gereja Roma Katolik dan Kristen Ortodoks, Bunda Maria
disebut sebagai Perawan Suci yang dihormati (venerated), tapi bukan
disembah (worship).
Kalangan Prostestan pun menghargai dan
menghormati Bunda Maria sebagai ibu Yesus, sekalipun karena sejarah
perpecahan (yang sekarang mulai kehilangan signifikansinya), yaitu
dengan Roma Katolik, kalangan Protestan tidak menekankan penghormatan
terhadap Bunda Maria seperti yang terlihat dalam praktek Gereja Katolik.
Markus 6:3 (bnd. Matius 12:46, dsb)
mengungkapkan bahwa Yesus Kristus memiliki saudara-saudara yang lain,
itu sebabnya mulai muncul ajaran bahwa Yesus bukan satu-satunya anak
dari Maria. Namun, ajaran sesat ini lebih merupakan sebuah
kesalah-pahaman.
Pertama, karena referensi
“saudara-saudara” (Yunani adelfos [maskulin],
dan adelfas [feminin])
tidak hanya berarti saudara kandung, melainkan juga digunakan untuk
hubungan kekeluargaan lainnya, misalnya, saudara tiri, sepupu, dsb,
termasuk untuk menyapa khalayak ramai.
Ketika
menanggung derita di atas kayu salib Kristus menyerahkan ibu-Nya
kepada Rasul Yohanes, dengan mengatakan “Ibu inilah anakmu.”
Kepada murid-murid-Nya, Kristus berkata, “Inilah ibumu.” Dan
sejak saat itu Rasul Yohanes menerima Maria tinggal di rumahnya
(Yohanes19:26-27).
Dari
kebiasaan masyarakat Yahudi saat itu, hal ini menunjukkan bahwa Bunda Maria
tidak memiliki anak kandung lainnya, karena jika demikian halnya,
Kristus tidak akan menyerahkan ibu-Nya kepada orang lain.
Pada
perkembangannya di gereja-gereja tertentu telah muncul teologi
tentang Maria, yang jika dilihat pada intinya hendak memberi
penghargaan terhadap peran Sang Perawan dalam karya penebusan Allah
lewat Kristus Yesus (lih. Lukas 1:26-56).
Kalau kita
bertanya-tanya tentang arah pencarian kita akan iman, sikap kita
terhadap sesama manusia akan memberi petunjuk yang jelas.***
Revisi 23/8/13.
Revisi 23/8/13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar