Rabu, 14 Agustus 2013

Apakah Yesus Kristus satu-satunya anak Maria dan Yusuf?

Apakah benar demikian, Yesus Kristus satu-satunya anak Maria dan Yusuf?

Jawaban: 
Iman merupakan sebuah pemberian (anugerah) yang mencakupi keseluruhan pribadi seorang manusia, sebab Yesus Kristus mengajarkan pengikut-Nya, “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu” (Matius 22:37).

Adalah hal yang lumrah jika kita mencari jawaban dari sebuah pertanyaan iman, sepanjang pencarian itu adalah sebuah ikhtiar “faith seeking understanding” (iman yang mencari pemahaman), sekalipun pada kenyataannya misteri iman akan selalu melampaui pemahaman kita sebagai manusia.

Hal yang perlu dihindari tentunya adalah understanding seeking faith (pemahaman [keliru] yang mencari [kekeliruan] iman).

Menjawab pertanyaan di atas, secara sederhana adalah: Yesus Kristus adalah satu-satunya anak Maria.

Yusuf menjadi ayah angkat secara daging bagi Kristus. 

Maria telah dipertunangkan kepada Yusuf, seorang yang dikenal tulus hati, ketika ia menerima kabar malaikat bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus, dan Anak yang dikandungnya disebut kudus, Anak Allah (gambaran kedekatan antara Allah dan Firman Allah: Bapa dan Anak) (lih. Lukas 1:26-38; Matius 1:18-25). 

Yusuf mengambil Maria sebagai isterinya setelah mendapat mimpi dari malaikat. Dengan demikian, Maria diselamatkan dari hukum tradisional waktu itu yang mensyaratkan seorang wanita yang berzinah dirajam dengan batu. 

Dalam pemahaman historis dan teologis sejak dari Gereja mula-mula, Bunda Maria tidak mengandung dan melahirkan lagi setelah memberi diri menjadi vessel (medium) inkarnasi (logos ensarkos=firman menjadi manusia). Itu sebabnya, kita mendapati terutama dalam gereja Roma Katolik dan Kristen Ortodoks, Bunda Maria disebut sebagai Perawan Suci yang dihormati (venerated), tapi bukan disembah (worship).

Kalangan Prostestan pun menghargai dan menghormati Bunda Maria sebagai ibu Yesus, sekalipun karena sejarah perpecahan (yang sekarang mulai kehilangan signifikansinya), yaitu dengan Roma Katolik, kalangan Protestan tidak menekankan penghormatan terhadap Bunda Maria seperti yang terlihat dalam praktek Gereja Katolik.

Markus 6:3 (bnd. Matius 12:46, dsb) mengungkapkan bahwa Yesus Kristus memiliki saudara-saudara yang lain, itu sebabnya mulai muncul ajaran bahwa Yesus bukan satu-satunya anak dari Maria. Namun, ajaran sesat ini lebih merupakan sebuah kesalah-pahaman.

Pertama, karena referensi “saudara-saudara” (Yunani adelfos [maskulin], dan adelfas [feminin]) tidak hanya berarti saudara kandung, melainkan juga digunakan untuk hubungan kekeluargaan lainnya, misalnya, saudara tiri, sepupu, dsb, termasuk untuk menyapa khalayak ramai.

Ketika menanggung derita di atas kayu salib Kristus menyerahkan ibu-Nya kepada Rasul Yohanes, dengan mengatakan “Ibu inilah anakmu.” Kepada murid-murid-Nya, Kristus berkata, “Inilah ibumu.” Dan sejak saat itu Rasul Yohanes menerima Maria tinggal di rumahnya (Yohanes19:26-27).

Dari kebiasaan masyarakat Yahudi saat itu, hal ini menunjukkan bahwa Bunda Maria tidak memiliki anak kandung lainnya, karena jika demikian halnya, Kristus tidak akan menyerahkan ibu-Nya kepada orang lain.

Pada perkembangannya di gereja-gereja tertentu telah muncul teologi tentang Maria, yang jika dilihat pada intinya hendak memberi penghargaan terhadap peran Sang Perawan dalam karya penebusan Allah lewat Kristus Yesus (lih. Lukas 1:26-56).

Harapan saya kiranya masukan ini dapat memperkaya diskusi tentang topik ini. Dan yang lebih utama lagi, mengikuti kelanjutan ajaran Kristus di atas adalah “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Matius 22:39b). 

Kalau kita bertanya-tanya tentang arah pencarian kita akan iman, sikap kita terhadap sesama manusia akan memberi petunjuk yang jelas.***



Revisi 23/8/13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar