Jumat, 05 April 2013

Lebih dari 200.000 orang Kristen di Korea Utara: Tolong berdoa untuk kami

Sebuah video di Youtube yang menunjukkan sebuah
gereja di Korea (Utara) (link). Lihat video tentang
perfilman di Korea Utara di sini.
KOREA, Seoul (MP) -- Situasi genting mengemuka di Asia setelah Korea (Utara) mengumumkan bahwa negara itu sedang memasuki “state of war” (keadaan perang) melawan saudaranya Korea (Selatan) dan sekutu dekatnya Amerika Serikat (AS).

Stasiun berita Al-jazeera melaporkan (4/4) bahwa menurut informasi dari Seoul, Pyongyang telah memposisikan misil jarak menengahnya di pantai timur. Menteri pertahanan Seoul Kim Kwan-jin mengatakan bahwa misil itu dapat menempuh jarak “cukup jauh” tetapi tidak akan sampai ke daratan Amerika.1

Menurut Al-jazeera AS telah melakukan beberapa latihan militer bersama dengan Korea (Selatan) yang mensimulasi pemboman target di Korea (Utara) dan penggantian pemimpinnya. Militer AS telah melakukan latihan serangan mendadak dengan pesawat pembom siluman yang berkemampuan nuklir di atas semenanjung Korea.2

Korea (Utara) telah mengecam latihan militer AS-Korea (Selatan) yang dimulai pada Maret dan akan berlanjut sampai akhir bulan ini. Kedua negara sekutu ini bersikeras bahwa latihan militer di Korea (Selatan) itu merupakan rutinitas, namun Korea (Utara) menyebut bahwa latihan itu untuk invasi dan bahwa mereka (Korea [Utara]) membutuhkan senjata nuklir untuk membela diri.3
 
Pada hari Selasa, Sekjen PBB Ban Ki-moon menawarkan untuk memfasilitasi pembicaraan damai untuk menyelesaikan krisis.4 Ia mengatakan Korea (Utara) harus dapat mengendalikan ancaman yang keluarkannya, dan bahwa setiap perhitungan yang keliru dapat menyebabkan hasil yang sangat serius.


Kekristenan di Korea (Utara)

Jerry Dykstra, juru bicara Open Doors USA, mengungkapkan bahwa ada sekitar 200.000 sampai 400.000 orang Kristen di Korea (Utara). Ia menggaris bawahi penderitaan dan penganiayaan yang di alami oleh orang Kristen di Korea (Utara).5

Selama ini, Pemerintah Korea (Utara) dikategorikan sebagai rezim yang menekan kekristenan, terutama aliran Protestan yang dikait-kaitkan dengan dunia Barat.6

Dykstra memperkirakan ada 60.000 sampai 80.000 orang Kristen yang menjadi tahanan politik.7

Country-Data menyebut bahwa setelah pendudukan Soviet di bagian utara dan berakhirnya Perang Korea 1953, agama-agama mengalami penekanan, dan banyak orang Kristen menyeberang ke bagian selatan Korea. Namun, kebijakan anti agama dari rezim pemerintah ini juga mengalami perubahan.8

Pada tahun 1988 dua gereja baru, Gereja Protestan Pongsu dan Gereja Katedral Changchung, dibuka di Pyongyang. Tanda-tanda lain dari perubahan sikap rezim terhadap agama Kristen termasuk menyelenggarakan Seminar Kristen Internasional dari Utara dan Selatan untuk Perdamaian dan Reunifikasi Korea yang dilaksanakan di Swiss pada November 1988...Pada bulan Maret-April 1992, penginjil Amerika Billy Graham mengunjungi Korea Utara untuk berkhotbah dan berbicara di Universitas Kim Il Sung.9

Pasal 14 dari konstitusi 1948 Korea (Utara) mencatat bahwa "warga negara Republik Demokratik Rakyat Korea memiliki kebebasan beragama dan melaksanakan ibadah,” dan konstitusi 1992, Pasal 68 memberikan kebebasan beragama dan menjamin hak untuk membangun bangunan untuk keperluan dan upacara keagamaan, yang mana juga dikatakan bahwa bagaimanapun "tidak seorang pun dapat menggunakan agama sebagai sarana untuk membawa masuk kekuatan asing atau menghancurkan tatanan sosial atau negara."10

Umat Kristen dan warga lainnya khawatir akan perang dan konsekuensinya.

Seorang Kristen di Korea (Utara) mengatakan, "Saya menyampaikan terima kasih untuk kasih dan dukungan dari banyak saudara saudari di seluruh dunia,” demikian dilansir Open Door. "Kami tahu bahwa perjalanan kami tidak akan mudah, tapi kami yakin bahwa iman kami, harapan yang lusuh, dan hasrat yang sungguh akan suatu hari berbuah banyak. Tidak peduli betapa sulitnya hidup ini bagi kami, kami tidak pernah menyalahkan atau mengeluh tentang keadaan kami. Allah telah berjanji kepada kita dalam Alkitab bahwa jika kita mencari dahulu Kerajaan-Nya, segala sesuatunya akan ditambahkan kepada kita juga. Tolong berdoa bagi kami."11

Dapat dikatakan bahwa seruan doa ini adalah untuk seluruh penduduk Semenanjung Korea, yang di utara diperkirakan berjumlah sekitar 21 juta jiwa (menurut perhitungan di pertengahan 1990) dan di selatan yang menurut perkiraan hampir berjumlah 50 juta jiwa (world bank, 2011), dengan lebih dari 13 juta orang menganut kekristenan. Korea (Selatan) adalah negara Asia paling aktif dalam melakukan evangelisasi.

Semoga perdamaian yang telah dirintis oleh masyarakat Korea, baik yang Kristen maupun bukan, dapat menjadi kenyataan, dan supaya bangsa ini dapat menjadi makmur tanpa bayang-bayang perang masa lalu.***



1 North Korea 'moves missile' amid threats, Al-jazeera (link).

2 US vs North Korea: A potential crisis?, Al-jazeera (link). 

3 North Korea 'moves missile' amid threats, Al-jazeera (link).

4 US vs North Korea: A potential crisis?, Al-jazeera (link). 

5 North Korean Church Leaders Ask for Prayer Amid War Preparations, ChristiansNewsWire (link). 

6 Country Data, North Korea: The Role of Religion (link). 

7 North Korean Church Leaders Ask for Prayer Amid War Preparations, ChristiansNewsWire (link). 

8 Country Data, North Korea: The Role of Religion (link). 

9 Country Data, North Korea: The Role of Religion (link). 

10 Country Data, North Korea: The Role of Religion (link). 

11 North Korean Church Leaders Ask for Prayer Amid War Preparations, ChristiansNewsWire (link).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar