Konsili para uskup Gereja Ortodoks Rusia di Ketedral Kristus Juruselamat, Moskow, 2-5 Februari 2013 (foto: mospat.ru). |
Dokumen ini mencatat bahwa "Gereja Ortodoks Rusia mempertahankan dan membela pemahaman utama Kristen akan pernikahan dan keluarga, menguduskan hubungan pernikahan dalam Sakramen gereja dan menegaskan pentingnya pernikahan untuk kesejahteraan dan pembangunan masyarakat secara keseluruhan."
Disebutkan juga
bahwa di negara-negara yang telah masuk dalam upaya merevisi secara
radikal etika keluarga tradisional, telah terjadi krisis demografi
yang tumbuh dari tahun ke tahun.
"Revisi norma-norma dasar dari hukum keluarga di mana komunitas manusia telah dibangun selama berabad-abad dan yang telah dijaga seperti sebelumnya dalam kode moral agama-agama besar dunia adalah jalan menuju likuidasi diri dari seluruh bangsa," ungkap Gereja Ortodoks Rusia.
"Revisi norma-norma dasar dari hukum keluarga di mana komunitas manusia telah dibangun selama berabad-abad dan yang telah dijaga seperti sebelumnya dalam kode moral agama-agama besar dunia adalah jalan menuju likuidasi diri dari seluruh bangsa," ungkap Gereja Ortodoks Rusia.
Mengkritisi
“pernikahan sipil” pasangan sejenis, dokumen ini mengungkapkan
bahwa langkah ke arah itu merupakan langkah menuju upaya untuk
merubah arti pernikahan dan keluarga secara keseluruhan, yang secara
langsung bertentangan dengan pemahaman Kristen.
Menurut pernyataan
Gereja yang bangkit kembali setelah penekanan zaman komunis Rusia ini, penyebab perubahan ini bukanlah perbaikan masyarakat, melainkan didasarkan pada “individualisme dan
hedonisme berskala masyarakat dan negara, dan pada akhirnya pada
skala yang mencakup seluruh manusia.”
Gereja Ortodoks
Rusia terutama prihatin dengan pengadopsian anak oleh pasangan
sejenis, dan menyebut undang-undang yang membolehkan praktek ini
sebagai hal yang "berbahaya."
"Anak-anak ini akan mengembangkan pandangan tentang orangtua, keluarga dan nilai-nilai moral dan sosial yang sama sekali berbeda dari pemahaman tradisional," ungkap dokumen tersebut.
"Semua ini akan berkontribusi terhadap penghapusan yang lebih jauh mengenai perbedaan antara jenis kelamin, dan selanjutnya mengeluarkan dari kesadaran publik citra perempuan sebagai ibu, istri dan wali rumah tangga.”
Dikatakan juga bahwa penolakan terhadap gagasan bahwa pria dan wanita memiliki panggilan khusus dan saling melengkapi dalam kehidupan keluarga membawa konsekuensi destruktif bagi individu dan masyarakat.
Gereja Ortodoks Rusia, yang memiliki sekitar 150 juta pengikut di seluruh dunia, mendeklarasikan solidaritasnya dengan penganut agama-agama lain termasuk mereka yang datang dari sudut pandang non-agama yang telah menjaga pemahaman tradisional pernikahan sebagai persatuan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dan yang berdiri menentang "upaya reformasi hukum radikal untuk memaksakan pada seluruh masyarakat pemahaman yang berbeda tentang pernikahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia."
Teks lengkap dari "Pernyataan Layanan Komunikasi Departemen Patriarkat Moskow untuk Hubungan Eksternal Gereja tentang perubahan terbaru dalam hukum keluarga di Perancis dan di Inggris Raya" dapat dilihat di sini. (LSN)
"Anak-anak ini akan mengembangkan pandangan tentang orangtua, keluarga dan nilai-nilai moral dan sosial yang sama sekali berbeda dari pemahaman tradisional," ungkap dokumen tersebut.
"Semua ini akan berkontribusi terhadap penghapusan yang lebih jauh mengenai perbedaan antara jenis kelamin, dan selanjutnya mengeluarkan dari kesadaran publik citra perempuan sebagai ibu, istri dan wali rumah tangga.”
Dikatakan juga bahwa penolakan terhadap gagasan bahwa pria dan wanita memiliki panggilan khusus dan saling melengkapi dalam kehidupan keluarga membawa konsekuensi destruktif bagi individu dan masyarakat.
Gereja Ortodoks Rusia, yang memiliki sekitar 150 juta pengikut di seluruh dunia, mendeklarasikan solidaritasnya dengan penganut agama-agama lain termasuk mereka yang datang dari sudut pandang non-agama yang telah menjaga pemahaman tradisional pernikahan sebagai persatuan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan dan yang berdiri menentang "upaya reformasi hukum radikal untuk memaksakan pada seluruh masyarakat pemahaman yang berbeda tentang pernikahan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah manusia."
Teks lengkap dari "Pernyataan Layanan Komunikasi Departemen Patriarkat Moskow untuk Hubungan Eksternal Gereja tentang perubahan terbaru dalam hukum keluarga di Perancis dan di Inggris Raya" dapat dilihat di sini. (LSN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar