Seragam alm. Riyanto, anggota Banser yang tewas saat mengamankan gerjea pada malam Natal tahun 2000 (foto: GP Ansor). |
INDONESIA, Jakarta (MP, 18 Desember 2012).
Selain penjagaan dari aparat keamanan, organisasi masyarakat (ormas) Islam Banser (Barisan Ansor Serba Guna) dan Gerakan Pemuda Ansor akan ikut terlibat dalam mengamankan perayaan hari raya Natal dan menyambut datangnya tahun baru 2013.
"Kalau
diminta kami siap. Hal itu tentunya untuk hubungan kerukunan berbangsa
dan beragama. Tidak hanya Ansor, bahkan Banser juga siap," ungkap Pengurus Wilayah (PW) Ansor Jawa Timur Alfa
Isnaeni, Senin (17/12), seperti dilansir oleh Jawaban.com (18/12).
Menurut
Alfa, pengamanan sebagai bagian dari bantuan kemanusiaan sesama anak
bangsa akan dilakukan di tiap cabang di kabupaten/kota di Jawa Timur.
Sedangkan di tingkat provinsi hanya sebatas koordinasi. Tahun lalu, kata
Alfa, sebanyak dua peleton Banser turut serta dalam pengamanan Natal di
sejumlah gereja di 38 Kabupaten/Kota Jawa Timur.
"Tahun
lalu masing-masing cabang mengerahkan dua peleton atau sekira 60 orang.
Jumlah itu tergantung berapa banyaknya gereja di wilayah itu. Pada
intinya kami hanya membantu pengamanan bukan sebagai pengamanan utama.
Itupun jika diminta oleh pihak gereja," terang Alfa.
Demikian ditulis dalam artikel itu.
Riyanto, korban bom Natal 2000
Nama almarhum Riyanto telah diabadikan sebagai sebuah nama jalan, sekaligus menjadi sebuah inspirasi sebuah film yang berjudul "?" karya Hanung Bramantyo.
Anggota Banser GP Ansor Kota Mojokerto ini meninggal akibat bom yang meledak saat malam Natal di gereja Eben Haezer
di jalan Kartini, Mojokerto, pada tahun 2000 lalu.
Bintoro, saudara kandung almarhum, menuturkan tentang peristiwa yang merengut nyawa kakaknya itu.
Riyanto merasa curiga karena ada bunyi seperti pemacu waktu. Mengetahui
hal itu, Riyanto meminta semua orang untuk tiarap dan kemudian terjadi
kepanikan dalam gereja. Riyanto lantas lemparkan bungkusan bom itu ke
tong sampah namun terpental. Ia kemudian berinisiatif mengamankan bom
dengan memungut kembali untuk dilemparkan ke tempat yang jauh dari
jamaat. Namun, bom mendadak meledak dalam pelukan Riyanto sebelum sempat
dilempar. Tubuh pria lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kediri
itu pun berhamburan. “Memang saat itu Banser dimintai bantuan untuk ikut
mengamankan gereja saat [N]atal,” tambahnya. (gp-ansor.org)
Pesan kerukunan beragama oleh Ansor dan Banser
Keberadaan Ormas Islam Ansor dan Banser telah menjadi salah satu pesan kerukunan beragama di Indonesia.
Pada
tahun 2007 lalu, sejumlah 1.630 anggota Banser turut berpartisipasi
mengamankan malam Natal di Surabaya, demikian ditulis dalam situs
Nahdatul Ulama. (nu.or.id) Mereka telah secara konsisten membantu pihak berwenang dalam mengamankan berbagai hari besar keagamaan di Indonesia.
Muhammad Chabibulah, Ketua GP Ansor Kabupaten Malang, mengungkapkan pada 19/12 waktu setempat bahwa mereka "siap membantu aparat kepolisian dalam menciptakan suasana aman dan
nyaman dalam menyambut Hari Raya Natal 2012 dan Tahun Baru 2013.” (gp-ansor.org)
Ia mengemukakan bahwa kedalaman, kemurnian dan inspirasi yang muncul
dari hakikat beragama akan membawa konsekuensi terhadap penghormatan dan
penghargaan kepada sesama manusia.
Selain itu konsekuensi persaudaraan sesama bangsa menjadi bagian dari
upaya memperteguh penghargaan dan penghormatan sesama anak bangsa.
“Walau beda dalam peribadatannya”.
Demikian kutipan dari artikel gp-ansor itu.
Sikap pancasilais yang ditunjukkan oleh Ansor dan Banser ini menjadi cermin pesan berita Jawaban.com:
Toleransi
dan kebersamaan yang telah diperlihatkan saudara sebangsa menunjukan
Indonesia masih memiliki masyarakat yang cinta akan Pancasila. Hal
inilah yang harus kita jaga untuk melestaraikan nilai toleransi yang
kini sedang terancam oleh ideolog[i] dan paham luar yang ingin mengadu
domba sesama anak bangsa. (MP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar