Rabu, 19 Desember 2012

Banser dan Ansor: Pesan kerukunan beragama di Indonesia

Seragam alm. Riyanto, anggota Banser
yang tewas saat mengamankan gerjea pada
malam Natal tahun 2000 (foto: GP Ansor).
INDONESIA, Jakarta (MP, 18 Desember 2012). 
 
Selain penjagaan dari aparat keamanan, organisasi masyarakat (ormas) Islam Banser (Barisan Ansor Serba Guna) dan Gerakan Pemuda Ansor akan ikut terlibat dalam mengamankan perayaan hari raya Natal dan menyambut datangnya tahun baru 2013.

"Kalau diminta kami siap. Hal itu tentunya untuk hubungan kerukunan berbangsa dan beragama. Tidak hanya Ansor, bahkan Banser juga siap," ungkap Pengurus Wilayah (PW) Ansor Jawa Timur Alfa Isnaeni, Senin (17/12), seperti dilansir oleh Jawaban.com (18/12). 

Menurut Alfa, pengamanan sebagai bagian dari bantuan kemanusiaan sesama anak bangsa akan dilakukan di tiap cabang di kabupaten/kota di Jawa Timur. Sedangkan di tingkat provinsi hanya sebatas koordinasi. Tahun lalu, kata Alfa, sebanyak dua peleton Banser turut serta dalam pengamanan Natal di sejumlah gereja di 38 Kabupaten/Kota Jawa Timur.

"Tahun lalu masing-masing cabang mengerahkan dua peleton atau sekira 60 orang. Jumlah itu tergantung berapa banyaknya gereja di wilayah itu. Pada intinya kami hanya membantu pengamanan bukan sebagai pengamanan utama. Itupun jika diminta oleh pihak gereja," terang Alfa. 

Demikian ditulis dalam artikel itu. 


Riyanto, korban bom Natal 2000

Nama almarhum Riyanto telah diabadikan sebagai sebuah nama jalan, sekaligus menjadi sebuah inspirasi sebuah film yang berjudul "?" karya Hanung Bramantyo.

Anggota Banser GP Ansor Kota Mojokerto ini meninggal akibat bom yang meledak saat malam Natal di gereja Eben Haezer di jalan Kartini, Mojokerto, pada tahun 2000 lalu.

Bintoro, saudara kandung almarhum, menuturkan tentang peristiwa yang merengut nyawa kakaknya itu. 

Riyanto merasa curiga karena ada bunyi seperti pemacu waktu. Mengetahui hal itu, Riyanto meminta semua orang untuk tiarap dan kemudian terjadi kepanikan dalam gereja. Riyanto lantas lemparkan bungkusan bom itu ke tong sampah namun terpental. Ia kemudian berinisiatif mengamankan bom dengan memungut kembali untuk dilemparkan ke tempat yang jauh dari jamaat. Namun, bom mendadak meledak dalam pelukan Riyanto sebelum sempat dilempar. Tubuh pria lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kediri itu pun berhamburan. “Memang saat itu Banser dimintai bantuan untuk ikut mengamankan gereja saat [N]atal,” tambahnya. (gp-ansor.org)


Pesan kerukunan beragama oleh Ansor dan Banser

Keberadaan Ormas Islam Ansor dan Banser telah menjadi salah satu pesan kerukunan beragama di Indonesia. 

Pada tahun 2007 lalu, sejumlah 1.630 anggota Banser turut berpartisipasi mengamankan malam Natal di Surabaya, demikian ditulis dalam situs Nahdatul Ulama. (nu.or.id) Mereka telah secara konsisten membantu pihak berwenang dalam mengamankan berbagai hari besar keagamaan di Indonesia.

Muhammad Chabibulah, Ketua GP Ansor Kabupaten Malang, mengungkapkan pada 19/12 waktu setempat bahwa mereka "siap membantu aparat kepolisian dalam menciptakan suasana aman dan nyaman dalam menyambut Hari Raya Natal 2012 dan Tahun Baru 2013.” (gp-ansor.org)

Ia mengemukakan bahwa kedalaman, kemurnian dan inspirasi yang muncul dari hakikat beragama akan membawa konsekuensi terhadap penghormatan dan penghargaan kepada sesama manusia.

Selain itu konsekuensi persaudaraan sesama bangsa menjadi bagian dari upaya memperteguh penghargaan dan penghormatan sesama anak bangsa. “Walau beda dalam peribadatannya”. 

Demikian kutipan dari artikel gp-ansor itu. 

Sikap pancasilais yang ditunjukkan oleh Ansor dan Banser ini menjadi cermin pesan berita Jawaban.com:

Toleransi dan kebersamaan yang telah diperlihatkan saudara sebangsa menunjukan Indonesia masih memiliki masyarakat yang cinta akan Pancasila. Hal inilah yang harus kita jaga untuk melestaraikan nilai toleransi yang kini sedang terancam oleh ideolog[i] dan paham luar yang ingin mengadu domba sesama anak bangsa. (MP)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar