Rabu, 25 Juli 2012

Presiden Ghana meninggal dunia: tiba-tiba dan terlalu awal

Alm. Presiden John Atta Mills (foto: allafrica)
GHANA, Afrika (7/24).
Masyarakat Ghana dikejutkan dengan meninggalnya Presiden John Atta Mills, presiden ketiga yang memerintah Republik Keempat Ghana .

“Dengan berat hati...kami mengumumkan wafatnya presiden Republik Ghana yang tiba-tiba dan terlalu awal,” demikian pernyataan kantor kepresidenan dalam press release-nya. Beliau dikabarkan sakit pada hari Senin, dan meninggal pada keesokan harinya (7/24) di rumah sakit militer 37 di Ibukota Accra.

President Atta Mills lahir pada 21 Juli 1944, dan berusia 68 tahun ketika menghembuskan nafas terakhir. Beliau dikabarkan telah setahun ini mengalami sakit, dengan tercatat tiga kali mengunjungi AS untuk memeriksakan kesehatannya. Pada waktu itu ia mengatakan, “Saya akan berangkat untuk tes kesehatan...untuk memastikan semuanya baik-baik saja. Saya akan menemui dokter saya dan kembali untuk melanjutkan pekerjaan saya membangun Ghana yang lebih baik,” demikian dilaporkan AllAfrica.com.

Sesuai dengan konstitusi Ghana, Wakil Presiden Mahama, akan menggantikan kedudukannya.

Oktober tahun lalu Presiden Atta Mills bersama-sama dengan pemimpin negara-negara Afrika lainnya menolak dengan keras mental pemalak yang ditunjukkan oleh PM Inggris, David Cameron, yang mengatakan bahwa negara-negara Afrika harus menerima praktek homoseks sebagai syarat untuk menerima bantuan. (BBC)

“Kami mengakui semua bantuan finansial dan bantuan lainnya yang telah diberikan kepada kami oleh rekan pembangunan kami [Inggris, red], namun pada saat yang sama kami tidak dapat menerima bantuan yang diberikan dengan maksud tertentu jika itu tidak sesuai dengan kepentingan kami, atau jika penerapannya – atau penggunaannya – justru akan memperburuk penderitaan kami sebagai satu bangsa, atau menghancurkan masyarakat yang untuknya uang itu digunakan untuk pengembangannya,” ungkap Presiden Atta Mills waktu itu. Ia juga mengingatkan bahwa Ghana adalah negara merdeka, dan tidak lagi berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial. (Beliefnet)

Ucapan belasungkawa diantaranya disampaikan oleh Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan. Dalam ungkapannya ia mengatakan bahwa doanya supaya Allah yang Mahakuasa akan memberikan istirahat yang abadi bagi almarhum dan memberkati penggantinya dengan ketabahan dan keuletan serta kebijaksanaan untuk memimpin Ghana di jalan perdamaian, stabilitas, dan kemajuan. (allafrica/beliefnet)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar