Tadeus Baklinski melaporkan untuk LifeSiteNews bahwa pelecehan seksual di kalangan anak-anak semakin memprihatinkan.
MELBOURNE, 16 Januari 2012 – Organisasi bantuan untuk anak dan korban pelecehan seksual di negara bagian Victoria, Australia, menyatakan bahwa mereka berhadapan dengan meningkatnya jumlah kasus pelecehan seksual yang dilakukan anak-anak terhadap anak-anak lain, dan menunjukkan bahwa penyebabnya adalah perkembangan dan ketersediaan perangkat teknologi portabel [seperti ponsel] yang memudahkan akses pada pornografi.
MELBOURNE, 16 Januari 2012 – Organisasi bantuan untuk anak dan korban pelecehan seksual di negara bagian Victoria, Australia, menyatakan bahwa mereka berhadapan dengan meningkatnya jumlah kasus pelecehan seksual yang dilakukan anak-anak terhadap anak-anak lain, dan menunjukkan bahwa penyebabnya adalah perkembangan dan ketersediaan perangkat teknologi portabel [seperti ponsel] yang memudahkan akses pada pornografi.
Komisioner Perlindungan Anak negara bagian Victoria, Bernie Geary, mengungkapkan kepada The Age, ''Jika Anda sedang bersiap untuk membiarkan anak Anda masuk ke dunia di mana mereka akan dibanjiri dengan informasi semacam ini [pornografi], Anda perlu mampu a) melindungi mereka, atau b) siap menerima konsekuensi yang cukup menyedihkan."
“Konsekuensi menyedihkan” ini – perilaku melecehkan secara seksual di kalangan anak-anak – sedang meledak, ungkap Carolyn Worth, penyelenggara sebuah institusi penanggulangan pelecehan seksual yang disebut Centres Against Sexual Assault (CASA). Ia mengatakan bahwa kebanyakan anak-anak (umur lima sampai sembilan) dirujuk ke program yang mereka sediakan karena mereka anak-anak itu menjadi korban pelecehan, mayoritas di antara mereka adalah anak laki-laki. Namun, menurutnya masalah perilaku seksual di kalangan anak perempuan juga semakin parah – merujuk pada seorang anak gadis berusia sebelas tahun dalam program tersebut mengirimkan lewat ponsel gambar dirinya sendiri.
Geary memperingatkan, “Hal ini lebih dari hanya sekedar peringatan bagi orangtua. Jangan hanya mengepalkan tangan, jangan hanya berharap sekolah melakukannya, hal ini adalah sesuatu yang harus dimulai dari rumah dan harus secara proaktif ditangani dari rumah.” Menurutnya anak-anak tak bisa disalahkan karena diekspose pada pornografi dan menyebabkan kebingungan dalam hidup mereka. “Hal ini bukanlah karena anak-anak sekarang sudah lebih bermasalah dari waktu-waktu sebelumnya, melainkan karena orang dewasa telah membuat [pornografi] menjadi lebih menjadi-jadi sekarang ini daripada sebelumnya dan karena itu kita perlu menghadapinya,” ungkapnya.
Namun demikian, perlu disadari pula bahwa orangtua memiliki akses terbatas pada dunia anak-anak, sehingga strategi yang perlu ditempuh adalah mendorong anak-anak untuk mengambil tanggung jawab melindungi dirinya dan generasinya dari agresi pornografi.
Orangtua tidak dapat terus melindungi anak-anak mereka, sebesar apapun kasih mereka dan kepedulian mereka akan masa depan anak-anak mereka. Tetapi mereka dapat mendorong anak-anak mereka untuk dapat membela diri mereka sendiri dari apa yang dapat menghancurkan hidup dan masa depan mereka. Hal ini tentunya tak lepas dari peran serta seluruh elemen masyarakat. Peran pemerintah untuk memastikan kebaikan masyarakatnya, termasuk keterlibatan media massa dan informasi elektronik dalam mempromosikan nilai-nilai luhur yang merupakan sosial-capital bagi memupuk kemajuan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar