Refleksi Kemerdekaan RI ke-68 di Vatikan: Dubes RI untuk Vatikan Budiarman Bahar dan Kardinal Jean-Louis Pierre Tauran (dok KBRI Vatikan). |
VATIKAN (HIDUPKATOLIK.com) - Warga negara Indonesia di Vatikan merefleksikan Kemerdekaan RI ke-68 dan 15 tahun pasca Reformasi. Sekretaris Bidang Informasi, Protokol dan Konsulat KBRI menyampaikan laporannya dari Vatikan.
Keduataaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Vatikan bekerjasama dengan Ikatan Rohaniwan-Rohaniwati Indonesia di Kota Abadi (IRRIKA), menggelar perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-68 dan peringatan 15 tahun Reformasi Indonesia. Hadir dalam perayaan itu President dan Vice President Comunità Religiosa Islam (CoReIs) Italiana, sebuah organisasi komunitas Islam di Italia, Syekh Abdulwahid dan Imam Yahya Pallavicini.
Duta Besar RI untuk Vatikan Budiarman Bahar mengungkapkan, keberhasilan mempertahankan persatuan dan kesatuan Indonesia perlu disyukuri. Sebagai putra-putri Indonesia, seluruh biarawan dan biarawati Indonesia di Italia diajak untuk mensyukuri dan mendoakan terwujudnya tanah air yang damai, adil dan sejahtera dalam negara yang plural dan demokratis. Hal ini sesuai dengan cita-cita kemerdekaan dan reformasi 1998.
Perayaan bertajuk “Merdeka, Reformatif, dan Rukun bersama Pancasila” ini, ditandai dengan Misa yang dipimpin Ketua Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Kardinal Jean-Louis Pierre Tauran di Gereja San Anselmo Roma, Rabu, 2/10. Nuansa Indonesia terasa dalam Misa itu. Lantunan lagu rohani dan lagu nasional dalam bahasa Indonesia bergema di seluruh sudut gereja. Selain itu, musik dan tarian tradisional Indonesia turut menambah semarak perayaan: tarian Jai (Flores) mengiringi perarakan pembukaan Misa dan tarian tor tor (Batak) mengiringi persembahan yang salah satunya nasi tumpeng.
Perhelatan itu bertujuan untuk memperkenalkan Indonesia dan mempromosikan peran biarawan-biarawati Indonesia dalam mengemban misi Gereja Katolik. Lebih dari 1.400 biarawan-biarawati Indonesia berada di Italia. Selain itu, perayaan juga merefleksikan keragaman Indonesia sebagai negara plural berdasarkan Pancasila dan didiami umat beragama yang berbeda-beda.
Usai Misa, dilanjutkan dengan resepsi diplomatik yang dihadiri sekitar 300 undangan dari kalangan pejabat Vatikan, para duta besar asing termasuk Duta Besar RI untuk Italia, August Parengkuan dan istri; para pimpinan kongregasi, perwakilan lembaga non-pemerintah yang berkaitan dengan Vatikan serta sejumlah relasi KBRI di Vatikan.
Penulis: Sturmius Teofanus Bate
Judul: Suara Indonesia di Vatikan
24 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar