Ungkapan Kristus bahwa orang percaya adalah “garam dan terang dunia” (Matius 5:13, 14) berarti kita diutus
untuk mengawetkan hal-hal yang baik dan menerangi kegelapan yang ada
di sekitar kita.
Dalam perenungan ini ada lima bekal
rohani untuk melakukan panggilan orang percaya ini: (1) mengenal
Firman Allah; (2) mengenal diri sendiri; (3) mengenal orang lain; (4)
berjiwa pemimpin; (5) pimpinan Roh Kudus.
Dengan memahami maksud dan pekerjaan
Allah lewat berita firman-Nya, kita dapat memiliki pengertian yang benar mengenai
hal-hal yang perlu diawetkan dan hal-hal yang perlu diterangi di
lingkungan pergaulan dan keseharian kita.
Untuk dapat mengenal firman Allah
dengan lebih baik, kita dapat:
- merenungkan Alkitab secara pribadi (lewat renungan harian, pembacaan Alkitab secara teratur)
- mengikuti perenungan kelompok/persekutuan ibadah
- mendengarkan khotbah
- membaca buku yang membangun iman
- berdiskusi atau bertanya pada orang lain
- dan memohon kekuatan Roh Kudus untuk menerapkannya dalam hidup sehari-hari.
Mengenal diri sendiri berarti mengenali
potensi dan talenta yang Tuhan telah anugerahkan kepada kita. Ada
orang yang berpikir bahwa mereka tidak punya talenta apa-apa, tetapi
setiap manusia memiliki talenta itu, sekalipun bagi sebagian orang
perlu waktu untuk menyadarinya.
Kita perlu mengenali potensi dan
talenta yang Tuhan anugerahkan kepada kita, namun yang lebih utama
lagi adalah memahami siapa kita di hadapan Allah. Ia mengenal kita
secara pribadi, mengasihi dan mengampuni kita. Dengan menyadari hal
ini, kita dapat memiliki rasa percaya diri dalam Allah yang adalah
Bapa kita dalam surga di saat kita menjawab panggilan untuk menjadi garam dan terang dunia.
Dengan mengenali diri
kita sendiri, kita akan mempunyai kemudahan dalam mengenal orang
lain; memahami cara berpikir mereka, hal-hal yang mempengaruhi
tindakan mereka, dan apa yang menjadi kerinduan mereka yang terdalam.
Banyak remaja yang hidup dalam amarah,
kekecewaan, akar pahit, keputusasaan. Tindakan-tindakan yang
merugikan diri sendiri dan orang lain sering dilakukan diluar
kehendak sendiri, atau dalam kesadaran memberontak terhadap Allah.
Mengenali sisi ini dapat menolong kita
menjadi garam dan terang yang efektif bagi teman-teman kita, tanpa kehilangan keasinan atau
terang yang kita miliki. Untuk itu, kita perlu meminta hati yang sungguh-sungguh
mempedulikan orang lain.
Kepemimpinan
Seorang yang rindu menjadi garam dan
terang dunia dengan sendirinya adalah seorang yang berjiwa pemimpin,
karena kerinduannya adalah untuk menjadi teladan bagi yang lain.
Jiwa kepemimpinan tidak semerta-merta
berarti kita harus menempati posisi/jabatan sebagai pemimpin.
Kepemimpinan dapat diterapkan dalam berbagai cara termasuk dalam
memberi diri dipimpin orang lain. Sepanjang seorang Kristen memahami
panggilannya sebagai garam dan terang dunia, ia adalah seorang
pemimpin di tempat dan waktu di mana Tuhan menaruhnya, apakah sebagai
seorang pemimpin atau yang dipimpin.
Kuasa Roh Kudus
Semua bekal rohani ini akan sia-sia
tanpa kehadiran Roh Kudus yang adalah kuasa dalam kehidupan manusia, dan terutama dalam menjawab panggilan Kristus untuk menjadi garam dan
terang dunia.
Roh Kudus adalah penuntun bagi kita dalam memahami
maksud firman Allah; Ia yang mengenal rahasia Allah dan diri kita
manusia. Itu sebabnya, kita perlu diisi dengan kuasa dan kehadiran
Roh Kudus dengan memohonkannya lewat doa (Lukas 11:13) atau penumpangan tangan (Kisah 8:17; 19:6).
"Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar