Rabu, 28 November 2012

Kardinal baru mengutuk serangan bom di sebuah gereja Protestan di Nigeria; Ada udang di balik batu?

(foto: BBC)
NIGERIA, Kaduna (27 November 2012). 

Hari Minggu lalu Gereja Protestan St Andrews yang terletak dalam kompleks militer di Jaji, negara bagian Kaduna, menjadi target dua buah ledakan bom.

Awalnya bom meledak dalam sebuah bus, dan ketika orang-orang terkumpul untuk membantu yang terluka, sebuah Toyota Camry meledak dahsyat.1 

Kantor Berita Nigeria (NAN) melaporkan bahwa 11 orang tewas dan 30 lainnya terluka ketika bom meledak pada pelayanan gereja siang hari.2 

Empat korban lainnya yang dibawa ke rumah sakit dilaporkan tewas pada hari Senin oleh AVM Abdullahi Kure, Komandan Angkatan Bersenjata Komando dan Staf Kampus (AFCSC), Jaji. Dengan demikian korban tewas akibat ledakan itu telah meningkat menjadi 15.

Korban serangan sedang dirawat di fasilitas kesehatan yang dijaga ketat militer di Kaduna.

Salah satu korban, seorang personel senior Angkatan Udara diberitakan telah berangkatkan ke luar negeri untuk perawatan medis yang mendesak, menyusul luka bakar serius yang dideritanya dari serangan itu.

Kepala Staf Pertahanan Nigeria, Laksamana Ibrahim Ola, telah membentuk sebuah panel untuk menyelidiki serangan bom bunuh diri tersebut.


Kekecewaan Kardinal Nigeria

Kardinal Nigeria yang baru-baru ini ditunjuk oleh Paus Benediktus XVI pada 24 November lalu mengutuk serangan teroris mematikan itu, sambil meratapi kurangnya keamanan di Nigeria.

"Sekali lagi, sebuah tragedi besar telah terjadi tetapi dalam kasus ini keadaan sangat mengkhawatirkan," kata Kardinal John Onaiyekan dari Abuja Senin lalu di Roma.

"Serangan ini terjadi di salah satu lokasi militer tertinggi di Nigeria, yang pasti merupakan salah satu tempat yang paling aman yang dapat Anda pikirkan," tambahnya.

"Tampaknya serangan semacam ini bisa terjadi di mana saja."

"Pemerintah sedang berada di bawah tekanan untuk dapat menghasilkan sesuatu. Ada banyak kegiatan yang dilakukan tapi hasil tidak banyak," ungkap Kardinal Onaiyekan. "Mari kita berharap kejadian ini akan menjadi wake-up call bagi pemerintah bahwa mereka perlu melakukan lebih dari apa yang mereka lakukan saat ini."3


Kelompok misterius “Boko Haram”

BBC Indonesia melirik “Boko Haram” sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan itu, mengutip kecurigaan pihak militer.4 Namun, menurut laporan CNA, “Boko Haram” membantah bertanggung jawab atas serangan itu.5

F. William Engdahl menulis bahwa Nigeria merupakan negara dengan populasi dan produksi minyak terbesar di Benua Afrika. Namun sebuah ironi, karena Nigeria tetap merupakan salah satu dari negara-negara termiskin di Afrika.6

Menurut Engdahl, dilihat dari berbagai bukti Nigeria sedang “secara sistematis digiring ke dalam kekacauan dan keadaan perang saudara.”

Ia melihat peran IMF yang didominasi oleh AS sebagai bagian dari masalah yang terjadi di Nigeria, termasuk teror pembunuhan dan pemboman oleh yang disebut “Boko Haram,” kelompok misterius dan secara mencurigai mempunyai persenjataan yang hebat.

Kelompok ini digambarkan sebagai Islam garis keras yang ingin menerapkan syariah di Nigeria, dan telah menargetkan gedung-gedung pemerintah, pasar, gereja dan masjid dalam serangan-serangannya.

Menurut laporan CNA, para pemimpin umat Kristen menyesali kematian anggota-anggota jemaatnya dan mendesak orang-orang Kristen dan yang lain untuk tidak melakukan pembalasan.7 (Karena mungkin itu yang dicari-cari, perang sipil.)

Semoga keadilan akan segera dinyatakan kepada para korban kekerasan, termasuk pada para pelakunya. (MP) 



 
1 Suicide bombs kill 11 at Kaduna military church, Business Day (link).

2 CDS sets up panel to probe Jaji bomb attack, Business Day (link).

3 Nigerian cardinal condemns bombing of Protestant church, CNA (link). 

4 Serangan di gereja Nigeria, 11 tewas, BBC Indonesia (link). 

5 Nigerian cardinal condemns bombing of Protestant church, CNA (link). 

6 Nigeria: Thrown into Chaos and a State of Civil War: The Role of the IMF, SOTT (link).

7 Nigerian cardinal condemns bombing of Protestant church, CNA (link).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar